Tepat di hari ketika paman Song Kang membawanya ke suatu tempat pelatihan yang tertutup di Hong Kong, ia diperkenalkan dengan seseorang yang akan membantunya untuk menunjukkan ruang kamarnya di tempat ini.
Dari luar, tempat organisasi ini tampak sangat kumuh dan tidak layak disebut sebagai sebuah tempat pelatihan. Dengan ukuran 6611m² dan dihuni oleh 100 orang, bisa dibilang tempatnya lumayan cukup. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Awalnya ia menduga kalau dalamnya akan lebih terlihat semacam ruangan bawah tanah yang menyeramkan pada umumnya. Namun ternyata ia salah.
Semua dinding, atap-atap dan lantainya pun bahkan terlihat begitu mengkilap. Sangat bersih dan juga nyaman. Kedua matanya berbinar cerah sampai orang yang bersamanya ini menyeletuk tanpa beban.
"Kau pasti kaget melihat tempat pelatihan ruang bawah tanah ini yang tampak jauh lebih bagus dari luarannya."
"Ya, aku menduga bahwa ini akan sangat gelap dan kotor."
"Itu tidak akan mungkin. Walaupun tempat pelatihan ini cukup mirip dengan militer, tapi bukan berarti bahwa tempat ini harus didominasi oleh batu, rerumputan dan tanah. Lagipula para anggota yang ada disini adalah orang-orang terlatih yang berbakat dalam beberapa bidang. Terlebih mereka yang akan membantu memelihara dan mengoperasikan berbagai institusi dan organisasi swasta, jadi mereka harus mendapatkan fasilitas yang layak." Orang dengan nama Terry itu menjelaskan selagi langkah kakinya terus melewati sepanjang koridor.
"Aku setuju denganmu." Balas Gyuvin.
Sampai beberapa saat, akhirnya Terry membawanya ke suatu ruangan dan disana ada banyak anggota yang tengah berlatih dengan beberapa matras tergeletak di lantai tengah.
Ia rasa ini adalah semacam ruang seni bela diri.
"Tumben sekali kau kembali dengan cepat. Bukankah kau adalah seorang pecandu rokok yang berat?" Suara besar itu menyapa telinga. Menarik atensi Gyuvin.
"Aku kembali karena instruktur Song Kang menitipkan anggota baru yang bisa kita bully."
Bully?
Satu pria dengan badan yang besar dan otot-ototnya yang menonjol keluar membuat Gyuvin bergidik ngeri. Terlebih lagi ketika langkah kaki itu menuju ke arahnya. Hingga dalam beberapa detik saja tubuhnya sudah dijatuhkan ke lantai dengan cukup keras.
Sial, tubuhnya dikunci rapat-rapat. Ia sama sekali tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya kecuali satu kakinya.
Lihat, aku hanya bisa membalasmu dengan cara ini.
"BANGSAT."
Nice. Lututnya mengenai persis selangkangan pria tersebut. Begitu tubuhnya bebas kembali, Gyuvin segera bangkit dan mengeluh.
"Hanya itu yang bisa kulakukan." Pria tersebut terlihat tidak terima dengan kekalahannya. "Kita memiliki perbandingan tubuh yang terlalu berbeda. Ini tidak adil."
Seharusnya aku bertarung dengan seseorang yang memiliki berat dan ukuran tubuh yang sama.
"Hei!" Lagi. Satu pria di ujung berteriak kepadanya sambil berlari.
Gyuvin menghela napas. Sepertinya ia memang tidak akan bisa kabur dan menghindari serangan pria ini. Akan tetapi, naluri bertahan hidupnya mesti dibanggakan. Satu ide muncul di kepala. Tangan kanan bergerak seolah berniat untuk mengambil sesuatu dari balik jas hitamnya.
"Tunggu! Apa kau membawa senjata? Itu curang. Kau jelas pengecut!"
Gyuvin mana peduli. Ia sudah terlanjur membuat aksi. Jadi akan lebih baik jika tetap dilanjutkan saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/367401491-288-k528563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSION - CANON RICKGYUB
AksiPassion is an ongoing manhwa written by Yuuji and illustrated by Kangjak. A canon au just for fun and not for any intention. - Info: - cerita ini banyak mengandung kekerasan, darah dan pertarungan. - minor tidak diperkenankan untuk membacanya. - sl...