CH 15 - LATIHAN BRUTAL

96 4 0
                                    

Rui menyeringai ke arah Gyuvin yang membeku di tempatnya berdiri. Kemudian melanjutkan aksinya lebih jauh lagi. Tangan yang dilapisi sarung tangan itu pergi ke selangkangan Anton dan menyentuhnya.

BAJINGAN GILA!!!!

"HENTIKAN!" Gyuvin raih kerah seragam Rui dengan kuat. Matanya melotot lebar. "JANGAN SENTUH DIA!"

Rui sama sekali tidak merasakan bahaya. Bibir tipis itu hanya mengulas senyum yang lebar. Wajahnya bahkan berkata bahwa ia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Gyuvin.

Anton tidak bisa membiarkan Gyuvin kehilangan kendali, jadi ia menarik lengan atas pria itu dan berkata bahwa ia baik-baik saja.

"Jangan lakukan itu. Jangan berkelahi!" Ucapnya.

Tidak apa-apa? Bagaimana dia tidak apa-apa dengan apa yang sudah Rui lakukan padanya?

Suara yang bergetar seperti takut, tatapan tidak stabil yang bergantian antara Gyuvin dan Quanrui. Bahkan jika Gyuvin bertarung, hasilnya jelas.

Mengapa aku tetap marah meskipun aku tahu bahwa Anton benar?

"Cukup bagus. Itu jauh lebih enak daripada kelihatannya." Rui menatap tangan yang sudah menyentuh tubuh Anton itu dengan tatapan senang.

"KAU!" Gyuvin kembali tarik kerah seragam itu. Rahangnya mengeras. Ia seharusnya sudah lumayan tenang, tapi Rui lagi-lagi menaikkan amarahnya.

"KEVIN!" Anton memeluk lengan Gyuvin. Lalu menatapnya dengan mata yang cemas. Tetapi ketika mata itu menatap ke arah Rui, sorotnya penuh dengan kewaspadaan.

Cukup menggemaskan. Aku jadi merasa lega.

"Masuk ke dalam." Gyuvin berbicara pada Anton. "Tidak apa-apa."

"Iya.."

Setelah Anton pergi, Gyuvin tatap kembali Rui.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin memiliki Anton?" Desis Gyuvin.

"Dia bahkan bukan milikmu, benar kan?"

"Kau berpikir begitu? Aku pikir Anton juga menyukaiku."

"Gyuvin, kamu berpikir dengan salah lagi." Rui menyilangkan lengannya di depan dada. "Aku tidak membicarakan tentang perasaan suka atau apa. Kau dipersilahkan untuk memiliki semua itu. Apa yang aku inginkan adalah kegembiraan yang singkat dan intens."

Gyuvin kembali menggertakkan giginya. "Jadi???"

Menyerah atau melupakan apa yang dia inginkan bukanlah gaya Rui. Jadi, Gyuvin tidak akan menyerah pada pria itu. Ia tidak akan menyerahkan Anton.

Jika dia mau mencuri dan merebut apa yang aku anggap penting, aku tidak akan membiarkannya. Bahkan jika kekuatanku jauh dari kata cukup sekalipun.

"Oke, baiklah. Lagipula aku tidak punya keinginan untuk bertarung denganmu. Bahkan jika kita bertengkar, sekarang bukanlah waktunya." Ucapnya. "Jadi, aku akan mengalah. Kau juga harus mengalah."

Mengalah?? Kau menyuruhku untuk menyerah sekarang???

Gyuvin sama sekali tidak bisa menebak apa yang Rui katakan.

Sial, aku pikir akhirnya aku mengerti dengan jelas apa yang dikatakan oleh paman padaku.

Dia mengatakan yang terbaik adalah untuk tidak menonjol dan tidak terlibat.

"Mari kita anggap dulu bahwa itu adalah mengalah. Aku tidak tahu apa aku punya pilihan."

Mendengar itu, Rui akhirnya tersenyum tipis.

PASSION - CANON RICKGYUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang