⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛
"Eughh," dengan perlahan mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dengan perlahan lalu menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam indra pengelihatan nya.
Mata bulat yang besar dan berair terlihat sangat menggemaskan, mata itu perlahan-lahan mulai melihat-lihat sekitarnya yang terasa asing baginya.
"Ley dimana?" Tanya anak laki-laki itu kepada dirinya sendiri, tapi saat menyadari sesuatu itu mulai memekik terkejut.
"Lah, kok Ley jadi cadel?" Anak itu melihat tubuhnya membuat itu tambah terkejut.
Kenapa tubuhnya menjadi surut? Seingatnya itu memiliki tubuh yang tinggi bukan tubuh yang pendek dan sedikit gemuk.
"Haaa Ley kenapa? Mama, papa tolong Ley," lirih anak itu.
Anak laki-laki tersebut mulai turun dari tempat tidurnya, dan berjalan pelan menuju cermin. Setelah sampai didepan cermin ia langsung terdiam mematung melihat pantulan dirinya dicermin.
Tubuh kecil yang sedikit gemuk, dengan pipi yang chubby. Mata besar berair, bulu mata lentik, alis yang rapih, bibir mungil dan berwarna pink, dan kulit putih yang bersih.
Dan mungkin umurnya sekarang seperti anak umur 5 tahun.
"Ada apa dengan Ley? Apakah Ley tlansmiglasi?kaya yang di novel-novel itu?" Panik bocah laki-laki itu, ia langsung melihat-lihat kamar tersebut. Lalu ada satu foto yang menarik perhatian nya, dengan pelan kaki kecil tersebut mendekati foto tersebut.
Rey mengambil Foto itu, foto seorang bayi laki-laki yang sedang digendong oleh seorang wanita yang sangat cantik menurut nya.
Tangan kecil itu membalikkan bingkai foto tersebut dan dapat ia lihat tulisan "Elvaro Achilles Garfield Ryder Xeyen"
Apakah itu nama pemilik tubuh ini?
Ceklek
Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka dan menampilkan pria dewasa yang hanya menatap nya datar.
"Permisi tuan muda, anda telah di suruh oleh tuan untuk turun untuk malam Malam," ujar pria tersebut lalu langsung keluar kembali dari sana.
(Mulai sekarang kita panggil Rey itu El)
El mengendus kesal mendengar itu, ada apa dengan nya? Pikir El.
El langsung keluar dari kamar yang diyakini kamarnya mulai sekarang.
Ia langsung turun ke lantai bawah, entahlah instingnya mengatakan bahwa meja makan ada berada di lantai 1. Karena memang masion itu memiliki 3 lantai.
•••
Sesampainya dimeja makan...
El dapat melihat mereka yang menatap tajam dan dingin membuat El binggung, apakah ia ada salah kepada mereka.
El yang memang sedang malas berbicara hanya berjalan menuju salah satu bangku yang tersisa 1 disana.
"Apakah aku harus menyuruh seseorang untuk memanggilmu untuk turun," ujar kepala keluarga 'Haiden Reyendra putra Xeyen'
"Maaf," cicit El, tapi tidak mendapat jawaban. Mereka memilih untuk langsung melahap makanan mereka masing-masing dari pada mengurusi El yang kurang penting bagi mereka.
Sepertinya El mulai memahami situasi ini, mungkin habis ini ia akan langsung menghubungi seseorang untuk menolongnya. El yakin bahwa ini dunis nyata bukan dunia fisik seperti yang ada di novel-novel.
Mereka makan dengan ditemani oleh keheningan, setelah selesai makan malam mereka langsung kembali dengan kegiatan masing-masing.
El turun dari bangkunya dan berjalan kearah dapur, disana El dapat melihat ada seorang wanita paruh baya yang sedang mencuci piring. Dengan langkah pelan El menghampiri wanita itu.