Pilot | 04

1.9K 248 34
                                    









"Kamu kenapa ngumpet-ngumpet begitu, Al?"

Alana mendelik terkejut lalu berbalik dengan cengiran khasnya. Di depannya Pak Harry menatapnya heran karena sejak tadi ngendap-ngendap kek orang mau maling. "A-anu pak lagi gamau berinteraksi sama orang-orang."

Harry mengernyit bingung dengan raut tidak yakin. "Kamu pramugari ya mesti ekstrovert jadi gimana ngelayanin penumpang kalo ngumpet-ngumpet gitu."

Alana mengaruk tengkuknya lalu tertawa hambar. "Haha ya kalo lagi kerja saya profesional pak, ini kan baru pulang kerja jadi gapapa dong ya."

Harry hanya geleng-geleng kepala mendengar alasan itu. "Sekarang kamu pulang sana! ini udah malem loh."

"Siap pak!"

Alana mengikuti Harry berjalan sampai hilang dari pandangan kemudian ia bernafas lega. Kembali pada kegiatannya menggeret koper sembari lihat kanan-kiri takut ketemu Jeriko yang semingguan ini makin kurang ajar padanya. Alana heran kenapa pria itu sekurang ajar itu padanya? Padahal sudah Alana tolak mentah-mentah tapi makin tidak tahu diri saja.

Alana baru menutup pintu taxi yang ia pesan agak bersyukur karena penghindaran yang ia lakukan agar tidak berurusan dengan Jeriko benar-benar berjalan dengan mudah. Mood Alana jadi lebih baik hari ini, sesekali bersenandung merapikan make upnya. Rencana hari ini Alana hendak shopping menghabiskan uangnya karena sudah lama sejak terakhir kali dia shopping.

Alana celingukan sesekali memastikan alamat yang tertera di pesan dalam ponselnya. Tadi katanya Jovie alamatnya disini tapi Alana celingukan batang hidungnya gak kelihatan.

"ALANA!"

Alana sedikit tersentak kaget namun bisa dikondisikan. Gadis itu lalu mendengus sembari berjalan menuju seseorang yang berteriak memanggilnya tadi, pantesan aja gak keliatan wong orangnya di dalem gedung. Alana masuk dibarengi dengan bunyi lonceng di atas pintu membuat gadis itu sontak menoleh lalu tersenyum. "Lucu banget pake lonceng."

"Mbak nungguin daritadi lo, Al. Kirain kamu gak dateng?"

Senyum Alana sontak luruh berganti raut datar. "Mbak gak sadar nungguin didalem gedung? gak mau sekalian di rooftopnya biar Alana makin gak keliatan."

Jovie nyengir. "Jangan ngamuk dong Al, peace. Hari ini kita havefun loh, Mbak mau kenalin kamu sama orang yang punya butik ini, jangan marah-marah."

"Ye."

"Freya!"

"Saya."

Alana turut melihat sosok yang dipanggil ramah oleh Jovie, sangat cantik. Rambutnya hitam panjang sepinggang di jedai setengah dengan gaun biru muda sebetis seperti perempuan aesthetic yang biasanya Alana lihat di pinterest. Agak kaget sedikit ternyata manusia-manusia yang ada di pinterest tuh ada didunia nyata. "Kenalin ini Alana temen Kakak, Alana kenalin ini junior Mbak waktu kuliah namanya Freya."

Gatau mau gimana tapi Alana pengen meleleh aja lihatnya, cakep banget gitu. "Hai Freya!"ramah Alana tanpa gugup dibalas Freya tersenyum lembut menjabat tangan Alana.

"Hai Alana!"

Jovie berbinar menyatukan tangan. "Lucu banget fix kalian harus sering ketemu biar temenan, kalian sebaya loh!"

Alana mengangguk semangat. "Boleh banget!"

Freya tersenyum dengan binar lebih bersinar dari senyum sebelumnya.

"Gausah mau temenan sama Freya deng dia penakut!"celetuk Lili dengan kekehan membawa tumpukan kain sisa sembari melewati mereka.

"Lili!"

[ADULT]PILOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang