Pilot | 08

1.7K 230 29
                                    

A/N : VOTEMENT DULU OI!








"Mbak, ini bisa tambah lagi susunya? Anak saya kurang."

"Baik ibu, tunggu sebentar ya."

Keadaan didalam pesawat riweh banget kalo udah urusan makan apalagi dikelas ekonomi. Bukan mau bandingin ya, tapi tiap kelas emang jelas perbedaannya. Alana jadi repot bolak-balik cuma gimana lagi ya udah tuntutan pekerjaan.

Alana menghela nafas jalan menunduk menuju tempat dimana makan berada sembari sedikit ngedumel karena daritadi ada aja penumpang yang kekurangan padahal udah dijatah seperkian porsi. Ntar kalo ditolak pramugarinya dimaki-maki, kan serba salah jadinya. Alana yang sibuk mengedumel lantas kaget begitu tangannya ditarik kedalam lalu pintu toiletnya tertutup.

"Pak Jeriko!"

Jeriko tersenyum memeluk belakang tubuh Alana gemas sesekali mencium pipi dan bahunya. "Kangen."

Akan berdecak. "Bapak kita lagi kerja, jangan seenaknya gitu."

"Saya izin ke toilet kok, kan ada co-pilot saya disana."

Alana menghela nafas lantas berbalik. Ia tidak habis fikir dengan tingkah Jeriko yang makin lama kek anjing birahi gini. Bukan sekali dua kali pria ini seperti ini tapi setiap kaki mereka satu jadwal terbang. Jeriko akan pura-pura izin ke toilet untuk menggodanya di dapur pesawat atau di toilet seperti ini. "Bapak mau saya tonjok kayak waktu itu?"

Jeriko menggeleng malah mengeratkan pelukannya. "Cium ajalah biar sama-sama enak kita, kalo ditonjok mah enak dikamu rugi di saya."

Alana berdecak berusaha tidak terus terlibat dalam adu argumen yang Jeriko mulai. Ia benar-benar lelah hari ini, karena jam terbangnya padat. Ia jadi gampang lemas. "Terserah bapak, tapi tolong sekarang lepasin saya pak. Saya ditungguin penumpang, ini mau ngambil susu."

"Cium dulu, baru dilepasin."

"Pak.."

Jeriko memohon layaknya bayi beruk dimata Alana, bikin perempuan itu geli. "Plis deh Pak gausah kek gitu, geli! Ga sesuai masa otot."

Jeriko hanya diam saja tanpa melawan membuat Alana pun jengah menghela nafas berat lantas mencium pria itu. Yang niatnya hanya mengecup malah cepat di tahan Jeriko hingga keduanya berakhir berciuman panjang di toilet pesawat.

"Mm-PAK!"




°°°





Alana baru turun dari pesawat dan sejak tadi entah kenapa pramugari lain menatapnya tidak suka. Entahlah sejak dulu memang ada yang begitu tapi sekarang semua pramugari menatapnya begitu. Ia pun bingung tapi mencoba mengabaikannya semua orang yang sirik tanpa alasan padanya. Ya itu jauh lebih baik bukan?

"Buk Al, dibayar berapa nih bisa tidur sama Pak Jeriko?"

Satu pernyataan terasa seperti beribu jarum yang menusuk ke hati Alana. Gadis itu berhenti menggeret koper lantas berbalik mendapati Yesmin salah satu Pramugari magang dengan lancang nya mengatakan hal kurang ajar seperti itu. "Maksudnya apa ya?"tanya Alana mencoba tenang menanggapi itu.

Yesmin bersama tiga teman se pramugarinya itu tertawa pelan seolah-olah menghina Alana dengan tawanya itu. "Loh kok malah balik nanya, kan ditanya Mbak. Mana tau tutor dari Mbak bisa bikin saya tidur sama Pak Jeriko juga, iyakan?"

"Iya Mbak, tutor dong!"

Mereka kemudian tertawa setelah itu, Alana marah ia mengepalkan tangan mencoba menahan diri untuk tidak menampar mereka satu persatu lalu setelah tenang ia menyeringai. Gadis itu spontan maju lebih dekat membuat keempat Pramugari magang itu mundur. "Mau tutor?"

[ADULT]PILOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang