Pilot | 06

2.4K 241 20
                                    










Alana panik menatap kedua tangannya yang di kungkung erat hingga usaha pergerakkannya untuk lepas tidak membuahkan hasil. Menatap kalut pada Jeriko yang tampak serius dengan ucapannya dengan mata teduhnya berusaha melepaskan celana pendeknya itu membuat mata Alana melotot. "Bapak gak serius kan?"tanya Alana polos, tiba-tiba otaknya plong.

Jeriko dengan nafas terengah-engah hanya diam tanpa respon lebih, kini sibuk melepaskan celananya dari jangkauan kakinya. Alana terbatuk-batuk tanpa sengaja melihat titid atasannya yang ukurannya kayak titid kuda. "Kamu gak mau lari?"goda Jeriko melihat Alana yang malah keliatan pasrah di perkosa.

"Hah?"cengo Alana.

Jeriko berdecih dengan seringaian membawa bibir terbuka itu untuk beradu panas dengan bibir panas miliknya. Ia kecup tipis-tipis lalu ia hisap keras berulang-ulang seolah-olah belum puas menikmati bibir seksi Alana. Gadis itu masih terdiam menikmati tiap sentuhan Jeriko yang terkesan terobsesi pada setiap inci tubuhnya. Memperlakukannya dengan lembut disetiap sudut bibirnya menyentuh, Alana seolah lupa niatan pria itu sejak awal yang ingin menikmati paksa tubuhnya, namun ini justru Alana yang pasrah.

Jeriko tersenyum kecil menatap mata bulat Alana yang sibuk mencerna. "Kalo gini kamu gak bisa nuntut saya, Alana."

Terdiam saling menatap baik Alana atau Jeriko sama-sama menikmati momen intens itu. "Jangan sampe saya hamil."

Kata-kata yang keluar dari mulut Alana seolah boomerang besar bagi gadis itu bahkan Jeriko yang tadinya mau main-main malah terkejut bukan main. Menatap pada sudut matanya dimana tangan Alana bergerak naik dari bahunya menuju lehernya lalu kembali pada mata Alana lagi pria itu tersenyum miring. "Jangan minta berhenti kalo saya belum puas."

Keduanya bergulat saling mencium panas beradu panas dengan lidah dan dihisap bergantian hingga liur dari mulut keduanya membasahi bibir yang kering jadi mengkilap. Nafas keduanya tersendat berhenti sejenak lalu lanjut ciuman lagi sampai suara kecupan dan nafas terengah-engah keduanya memenuhi ruang.

Jeriko memekik dalam ciuman saat dirasa miliknya di cengkraman Alana ciuman itu terlepas. "FUCK!"maki Jeriko menarik praktis celana dalam Alana dengan mudahnya.

Jeriko berdiri membawa tubuh Alana dalam gendongannya lalu berciuman lagi. Kecipak kecipuk suara air dikamar mandi membuat Alana melepaskan ciuman. Ia bingung kenapa pria kekar ini membawanya kedalam kamar mandi sementara dikamar Alana ada ranjang empuk yang nyaman. "Saya udah pernah liat kamu tidur, kalo mandi belum pernah jadi sekalian unboxing sambil liat kamu mandi."jelas Jeriko dengan kekehan mencium telinga Alana, menekan tombol di sisi dinding kamar mandi hingga pancuran air dari atas kepala keduanya keluar.

Alana membuka mulut kedinginan akibat air yang keluar. Tubuh telanjang keduanya menempel di sela-sela itu tangan Jeriko bergerak menjalari tubuh indah Alana sesekali berdesis menyadari betapa menggodanya manusia didepannya ini. Alana melenguh sedikit bertingkat merasakan tiap-tiap bibir dingin Jeriko mengecupi pipi lalu turun ke leher turun kedada ia hisap keras dengan matanya tertuju pada Alana, sangat seksi.

Alana tanpa sadar menggigit bibirnya menyukai tatapan obsesi itu padanya seolah-olah memujanya. "Ahh!"pekik Alana menarik kasar rambut Jeriko saat bibir itu turun menghisap Vaginanya.

Mengigit tangannya keras seiring hisapan Jeriko, lututnya gemetar menahan sensasi aneh dan basah juga nikmat diwaktu bersamaan. Semakin panas terasa saat menyadari pria itu menatapnya di sela-sela hisapannya itu, bermain sedikit dengan lidahnya laku kembali menghisap keras. "Ouhhh."

Puas menghisap pria itu bergerak menjilati jarinya untuk selanjutnya memasuki Vagina sempit itu. "Right, hisap terus Alana.."bisik Jeriko menggoda menggerakkan jarinya keluar masuk.

[ADULT]PILOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang