"Hy....hyung, aku tidak bisa" terdengar suara geraman marah dari seberang telepon. Dan hal itu sukses membuat tubuh mungil itu semakin bergetar ketakutan
"Apa yang kau maksudkan?"
"Ak... Aku tidak bisa hyung, dia terlalu baik untuk ku sakiti. Wajahnya, saat aku menatapnya aku merasa sangat bersalah hyung, maafkan aku tapi aku tidak bisa"
"Jangan main-main dengan ku Yang Jungwon" peringat orang itu "kau tau apa yang bisa aku lakukan pada ibu lumpuh mu ini bukan?"
Jungwon terisak pelan, ya dia tau, dia sangat tau apa yang akan orang itu lakukan pada ibunya jika ia gagal dalam rencana ini
"Hiks, h.... Hyung, aku mohon jangan lakukan apapun pada ibuku. Aku mohon hyung. Ak.... Aku akan melakukannya, ya aku akan melakukan semua yang kau perintahkan, ak.... Akan aku pastikan mereka akan berpisah secepatnya. Pasti"
"Good boy. Aku senang mendengar kau sangat bersemangat seperti itu jungwoniie. Jja lakukan sesuai dengan semua yang aku perintahkan maka ibumu ini aka tetap tidur dengan nyaman di tempatnya. Dan ingat, jika ada satu saja kesalahan maka ibumu akan tamat, apa kau mengerti?"
"Nne.. ne aku mengerti hyung"
"Baguslah. Cukup untuk hari ini. Ingat, buat mereka segera berpisah, aku sudah sangat tidak sabar untuk kembali memeluk rubah kecil ku"
"Ne hyung"
Hening. Hanya suara telpon terputus yang bisa jungwon dengar di keheningan malam itu, bahkan isakan yang keluar dari mulutnya tak dapat lagi ia dengar
"Maafkan aku hiks, aku tidak bisa melakukan apapun. Aku lemah. Hiks, tuhan kenapa semua ini terjadi padaku"
____
"Hon... Honnie hyung" pemuda bermata rubah itu terlihat gugup, terbukti tangannya yang sedari tadi memelintir ujung piyama yang sedang ia kenakan
"Hmm?" Jawab sunghoon sekenanya. Ia nampak sangat sibuk dengan ponselnya (walau kerjaannya hanya sekrol-sekrol beranda dari tadi. Biar gak canggung aja), bahkan hanya untuk melihat ke arah sunoo rasanya ia sangat enggan
"Ak... Aku... Aku,"
"Katakan apa yang kau inginkan" ujar sunghoon dengan nada tegas sambil menatap sunoo dengan mata tegasnya
Ciut sudah nyali pemuda rubah itu, kepala yang sedari tadi sudah menunduk semakin tertunduk dalam "ak...aku hanya ingin..." Sunghoon mengangkat satu alisnya pertanda ia sudah tidak sabar dengan apa yang ingin sunoo katakan
"Aku hanya ingin..." Sunoo kembali memelintir ujung piyamanya "makan malam dengan hyung di luar" cicitnya dengan suara pelan
"Huh?"
"Aku ingin makan malam di luar dengan hyung" ujar sunoo lantang. Bahkan pemuda bermata rubah itu sampai harus menutup rapat-rapat matanya hanya untuk mengumpulkan keberanian mengatakan beberapa baris kata pada suaminya itu
Tanpa sunoo sadari sebuah senyuman kecil tersungging di bibir tipis tuan muda park sunghoon tersebut. Dia berhasil, walau sunoo tidak mengatakan secara langsung tapi ia tau jika pemuda yang berstatus sebagai istrinya itu merasa iri karna ia mengajak jungwon untuk makan malam dan bukan dirinya
"Baiklah" jawabnya cepat
"Huh?" Apakah sunoo salah dengar? Pemuda park itu menyetujui ajakannya? Benarkah?
"Aku bilang baiklah, besok malam. Persiapkan dirimu, berdandan lah yang cantik, kita akan makan malam bersama di luar setelah aku menyelesaikan semua pekerjaan ku di kantor"