Ujian (Calon) Ibu

6 1 1
                                    

“Ummi.. makasih banyak ya mi udah didaftarin.” ucap Zayna ke ibunya saat tiba di RS.

“Iya anakku sayang, biar kamu engga lama juga nunggunya.” sahut ibu Zayna sambil memegang nomor antrian 11.

“Nah, sebentar lagi giliran kita nih.” kata ibunya. Monitor antrian menunjukkan nomor sepuluh.

Alhamdulillah, nama Zayna dipanggil. Ia dan ibunya langsung memasuki ruangan dokter. Membawa hasil rontgen tulang belakang Zayna yang lengkung itu.

“Haloo, Zayna. Kita lihat hasil rontgennya ya.” dengan sigap dr. Mamad memasang kertas rontgen Zayna di X-Ray Film Illuminator. Alat untuk melihat hasil pemeriksaan rontgen dengan lebih jernih, terang dan jelas. Terangnya alat itu sampai menyilaukan mata Zayna.

“Ini yaa miringnya, jadi ada di dua tempat, di thoracal dan lumbal. Akhirnya membuat tulang belakang kamu membentuk huruf ‘S’.”, dr. Mamad menjelaskan rontgen tulang belakang Zayna.

Setelahnya, dr. Mamad mematikan saklar lampu pada alat tadi. Ia langsung mengambil penggaris dan jangka. Mengukur kemiringan derajat kembali dari tulang belakang Zayna.

“Kamu sudah berkeluarga?” pertanyaan dokter yang mengagetkan ibu dan Zayna sendiri. Zayna menggelengkan kepalanya.

“Belum dokter” singkat Zayna dan ibunya.

“Jadi, untuk saat ini, karena skoliosismu masuk derajat sedang, saya sarankan untuk menggunakan brace. Brace ini harus dipakai selama sekitar 23 jam, termasuk saat tidur juga. Satu jamnya dilepas saat mandi. Nanti kita konsulkan lagi ke rehabilitasi medik untuk pembuatan bracenya. Untuk indikasi operasi sih masih belum, karena kemiringan tulangmu tidak lebih dari 40 derajat. Semoga tidak bertambah ya. Asalkan kamu bisa menjaga posisi dudukmu yang benar. Tidurnya juga harus diatur. Untuk lebih lanjutnya, nanti dokter rehabilitasi medik yang akan mengajarkan posisi tidur serta exercise yang tepat.” panjang lebar dr. Mamad menjelaskan.

“Kenapa tadi saya bertanya kamu sudah berkeluarga atau belum, karena nantinya saat hamil, tubuhmu pasti akan lebih mudah capek dibanding orang yang bukan pengidap skoliosis. Jadi, kamu harus banyak latihan peregangan dan pastinya harus semangat!” dr. Mamad memotivasi Zayna. Ternyata itu alasannya. Ia harus kuat. Bahwa, “kelebihan” yang Allah berikan  mudah-mudahan bisa memberikan ampunan dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Kamu pasti bisa survive, Zayna!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Mengejar CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang