4.

271 37 6
                                    

Hallo guys! Hope ya like it! Semoga pada sehat n always happy ya! Aamiin!

Oh iya, plis banget, ini fanfic 100% fiksi buatan aku, jangan ke bawa ama karakter asli ainana ya! Makasih!

.

.

.

Nanase Riku...?

by

nshawol566

.

.

.

Lekaki yang menjadi kembaran center Idolish7 itu tengah menatap layar ponselnya. Sedari tadi menunggu notification dari pesan masuk yang tak juga muncul. Satu jemarinya mengetuk-ngetuk layar suntuk.

Ada rasa bingung, khawatir dan kesal berkecamuk hingga moodnya pun ikut memburuk.

Dua member yang  berada di grup sama dengan si surai merah muda memperhatikan helaan nafas resahnya dari pantry apartemen.

Mereka saling melirik satu sama lain, memberikan isyarat dari mata untuk menentukan siapa yang akan menegur si center TRIGGER itu.

"Psst, Ryuu," Gaku menggeser cangkir kopinya, memudahkannya untuk menggunakan gerakan tangan selagi berdesus. "Cepat kau hampiri Tenn, dia sudah masuk ke dalam fase depresi."

"Ehh?" Ryuu mengerjap bingung, "Jangan aku!" lelaki bertubuh tegap itu menggeleng kuat. "Aku tidak pandai menghibur Tenn jika sedang bad mood!"

Gaku melotot, "Apa lagi aku!" leader TRIGGER itu terlihat sangat geregetan. "Jika aku yang mencoba menghibur Tenn, kami hanya akan masuk ke pertengkaran lain! Kau tahu betapa sensitifnya dia padaku!" meski seluruh ekspresinya totalitas, suara keduanya masih masuk intensitas kecil. Hanya menekankan pada beberapa kata.

"Ah," Ryuu menggeleng sekali lagi, tidak setuju dengan perkataan Gaku. "Mungkin kau yang terlalu sensitif juga, Tenn biasa saja kok. Bercandanya juga masih normal."

"Oh? Menurutmu menambahkan spaggeti ke dalam sobaku bukan candaan yang menyakitkan? Atau ketika Tenn menjadikan sobamieku tali mainan kucing? Atau atau atau uhn...!" Gaku mengepalkan tangannya erat hingga memutih, kesalnya bahkan sudah sampai membuat ubun-ubunnya panas. "B-Beraninya menggoda Tsumu di depanku!"

"..."

Ryuu memberikan Gaku tatapan datar. "Sadarlah, Gaku. Kalau soal manager Idolish7 itu kau sudah pasti kalah, dia tidak tertarik padamu--"

"--lagipula kenapa sih Tenn tidak duluan saja menghubungi Nanase?? Sekeras kepala itu kah dia?? Segengsi itu?" dumel Gaku mencak-mencak.

Ryuu mengelus dada, ingin marah... tapi hanya akan menambah lelahnya saja. Kalimatnya dipotong, Gaku mengomel hingga telinga Ryuu sakit, dan sekarang? Bukannya benar menghibur Tenn malah protes sana-sini. Pikir Ryuu, terkadang Gaku berlagak seperti bontot grup ketimbang Tenn.

Ryuu melirik Tenn yang sedang memainkan ponselnya ditangan. Melempar ke atas dan menangkapnya.

Sepertinya hari ini, Riku, adik kembar Tenn tak juga menghubungi kakaknya.

Tidak seperti biasa, Riku bisa minimal menghubungi Tenn baik pesan atau telpon 2x-3x sehari, layaknya dosis minum obat.

Meski suka memprotes tindakan Riku kekanakan, sejujurnya Tenn juga senang dihubungi.

Siapa yang tidak senang diperhatikan oleh saudara sendiri?

Tapi memang, Tenn jarang sekali menghubungi Riku duluan.

Nanase Riku...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang