Lisa POV
Bel berbunyi dua kali, itu menandakan bahwa sekarang adalah waktunya istirahat. Aku membuka mata ku dan yang terlihat adalah cahaya remang. Saat ini aku sedang merebahkan tubuh ku di salah satu tempat tidur yang terdapat di ruangan ini dengan sebuah buku terkembang menutupi wajahku. Berapa lama aku tertidur? Sepuluh menit? Dua puluh menit? Entahlah, aku tidak tau dengan pasti.
Tangan ku bergerak untuk menyingkirkan buku ini dari wajah menawanku dan segera duduk untuk mengumpulkan nyawa. Lebih tepatnya, aku adalah seorang remaja yang menderita darah rendah sehingga jika aku berdiri tiba tiba, pandangan ku akan buram dan kepala ku akan berkunang kunang. Jangan khawatir, bukankah ini adalah penyakit umum yang diderita semua orang? Tubuh ku cukup bugar karna aku rajin berolahraga, terutama renang, aku bahkan tergabung dengan klub dancer di sekolah ini. Jadi, jangan ragukan stamina ku.
Saat kesadaranku pulih dengan baik, aku berdiri dan melangkahkan kaki ku keluar dari bilik ini. Perawat Na terlihat tersenyum hangat padaku.
"Apakah sakit kepalamu sudah hilang? Atau kau butuh aku beri obat?" tanyanya yang menatapku.
"Tidak perlu, terima kasih atas perhatianmu ganhosa-nim" jawabku dengan senyuman ringan.
Wanita itu memang tau kebiasaanku, dia cukup mengerti bagaimana kepribadian ku yang tidak menyukai banyak orang di sekitarku. Percayalah, ini bukan anti sosial, tapi lebih kepada aku yang merasa tidak begitu membutuhkan orang lain di sekitarku. Aku percaya bahwa ikatan atau hubungan yang tercipta antara manusia dilandaskan pada kepentingan dan kebutuhan. Dan saat ini, aku sama sekali tidak membutuhkan itu.
Kaki ku melangkah menyusuri koridor dan berbelok untuk menuruni anak tangga. Aku bergerak menuju utara gedung Prestige, tempat dimana cafetaria berada. Bagaimanapun aku adalah manusia normal yang butuh makan, apalagi tadi pagi aku hanya mengunyah beberapa gigit roti.
Aku mendengus sebal saat hal ini harus terjadi berulang kali, beberapa orang berisik berjalan di belakangku. Aku berbalik untuk menatap mereka yang memasang wajah kaget.
"Tidak bisakah kalian bersikap wajar? Jika jalan ku terlalu lambat, maka jalanlah duluan kenapa kalian harus berisik di belakangku?" tanyaku jengah menatap beberapa orang gadis.
"Mianhae sunbae, kami hanya tidak ingin bertindak tidak sopan" jawab salah satu mewakili.
"Abaikan tentang itu, aku lebih tidak nyaman dengan sikap kalian yang seperti ini, jalanlah duluan" ucapku memerintah yang sebenarnya lebih berniat mengusir.
Mereka tidak ingin tidak sopan oleh karena itu mereka berjalan di belakangku dengan bisikan yang berisik itu? Tolonglah, aku memiliki kaki yang panjang, aku tau langkah ku sangat cepat hingga aku bisa meninggalkan mereka dengan mudah beberapa meter di belakangku. Derit sol sepatu mereka yang bergesekan di lantai adalah bukti bahwa mereka sedang berusaha mempercepat langkah untuk tetap berada di belakangku. Ini sangat menjengkelkan, meski ada Jennie Kim, apakah kehidupan ku tetap tidak akan berubah di sekolah ini?
Aku memasang wajah dingin, cafetaria ini cukup penuh dan banyak orang yang mengantri dengan nampan makan di tangan mereka. Aku tidak tau menu apa hari ini, jadi aku memilih untuk berdiri sedikit lebih jauh dari mereka, memberikan jarak. Aku menarik napas sambil melirik ke sisi lain dari cafetaria, aku melihat antrian juga terjadi di meja makan siang murid junior high school, mataku menangkap seorang gadis berambut pirang sedang berjongkok sambil menunggu gilirannya.
Kenapa dia? Apa dia kehabisan energi karna mengantri? Kenapa dia sangat lemah sekali, setidaknya berolahragalah agar staminamu bertambah. Bahkan murid di sekolah ini tidak begitu banyak, tapi untuk makan selalu mengantri seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never too much BLUE
FanfictionHidup dengan kasta tertinggi, ternyata tidak semenyenangkan itu. Berjalan dengan tenang dikeramaian tapi selalu menjadi pusat perhatian, padahal yang ia inginkan hanyalah sebuah pengabaian atas kehadirannya. Kehilangan sosok yang paling dicintai, di...