Jennie POV
Aku berjalan menuju mobil Lisa yang terparkir di samping sekolah. Sejujurnya hingga detik ini aku masih tidak percaya dia mau mengantarkan ku pulang. Padahal hanya butuh waktu sekitar setengah jam untuk menunggu Alison, tapi kenapa dia terlihat lebih terburu buru daripadaku?
Aku melihat Lisa menghampiri sebuah mobil mewah Mercedes Benz G63 yang berwarna putih. Wah aku tau sekolah ini memang menampung banyak orang kaya, tapi sepertinya gadis ini sedikit berlebihan dalam memilih mobil untuk pergi ke sekolah. Mobil miliknya bahkan enam kali lipat lebih mahal daripada milikku, apa tujuh? Aahh aku terlalu buruk dalam menghitung.
"Kenapa kau diam saja?" aku tersentak kaget saat suara Lisa memasuki gendang telinga ku.
"Aah ya, aku akan datang" jawab ku gugup dan kembali berjalan menghampirinya.
Aku membuka pintu mobilnya dan sedang berpikir untuk memasuki mobil milik orang kaya ini. Mobil miliknya terlalu tinggi untukku, terlebih, lutut ku juga masih sakit karena cedera kemarin.
"Cepatlah" ucap Lisa yang membuat ku kembali kaget, bukan karena rasa tidak sabarnya menunggu aku masuk, tapi karna dia mengulurkan tangannya untuk membantu ku masuk ke dalam mobil.
Aku memegang tangan Lisa dan menahan rasa nyeri di lutut ku untuk masuk ke dalam mobilnya. Suara pintu mobil terdengar karena Lisa baru saja menutupnya, aku melihat gadis itu berputar ke depan dan langsung masuk ke dalam untuk duduk di kursi kemudi.
"Ekhem" aku berdehem karena merasa cukup canggung sekarang, berada berdua dengan Lisa ternyata dapat menimbulkan atmosfer yang sedikit mencekam.
Lisa POV
Aku sedikit menyesali tindakan ku sekarang, kenapa pula aku mau mengantarkan gadis ini? Apa yang ia pikirkan sekarang karena aksiku? Apa yang orang lain pikirkan? Bukankah ini terlalu kontradiktif dan tiba tiba setelah beberapa kejadian dimana aku sangat menghindarinya?
Lihatlah, Jennie bahkan terlihat lebih diam daripada biasanya. Biasanya dia selalu merecoki dan mengganggu ku, kenapa sekarang dia tiba-tiba sediam ini? Apa dia salah paham atas tindakan ku ini? Tapi apa juga yang harus disalahpahami saat aku sendiri tidak tau kenapa aku berada di mobilku, bersama gadis ini, serta dalam perjalanan menuju rumahnya.
"Kenapa rumah mu jauh sekali?"
"Hah? Maafkan jika rumah ku jauh, aku juga tidak ingin kau repot repot mengantarku tapi kau sendiri yang menawari. Apa kau baru saja menyesalinya?" aku menoleh kaget menatap Jennie yang baru saja menjawab ku. Bukankah tadi aku hanya bergumam di dalam hati?
Hah, lihatlah wajahnya, dia memasang ekpresi kesal saat ini. Tapi aku juga tidak ingin menjelaskan. Maksudku, apa yang harus aku jelaskan? Kalimat tadi adalah kalimat yang ku rapalkan dalam hati? Tidak mungkin. Sepertinya aku melakukan hal tadi karena terbiasa sendiri di dalam mobil ini.
Percayalah, aku tidak sering membawa orang asing masuk ke dalam mobilku. Untuk mobil ini saja, hanya Jiwon unnie yang pernah menaikinya. Dan sekarang bertambah satu lagi, gadis ini, Jennie Kim.
Hening, aku yang memang tidak biasa mengeluarkan suara dan gadis di samping ku yang juga betah untuk bungkam. Aku tidak suka situasi ini, aku menggerakkan tangan ku untuk memutar musik.
"Like moving in slowmotion🎶" aku langsung menoleh menatap Jennie, ia terlihat mengerutkan keningnya saat mendengar potongan lirik dari lagu tersebut.
"Driving upside down🎶" lirik berikutnya keluar.
"Oh, ini lagu ku!" Jennie berucap dengan semangat dan memandangku dengan senyuman bahagia. Bahagia? Apakah itu senyuman bahagia darinya? Senyumannya sangat menawan, gadis ini sangat manis saat tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never too much BLUE
FanficHidup dengan kasta tertinggi, ternyata tidak semenyenangkan itu. Berjalan dengan tenang dikeramaian tapi selalu menjadi pusat perhatian, padahal yang ia inginkan hanyalah sebuah pengabaian atas kehadirannya. Kehilangan sosok yang paling dicintai, di...