Kalau soal hati, semua pasti egois
—Harley.
.
.DOR!
Felix menembak menggunakan pistol milik Seo Changbin, langit malam yang dihiasi cahaya lampu terlihat sangat indah sampai tidak ada yang menyadari suara ledakan peluru.
Revolver itu kemudian ditodongkan ke arah salah seorang pria yang tadinya tampak mengancam keselamatan mereka.
"Minggir," titah Felix.
DOR!
Peluru terbuang ke tanah, itu tembakan peringatan kedua.
Alis kanan Felix terangkat, "kalian menunggu sampai aku membolongi kepala kalian dahulu atau bagaimana?"
Hyunjin berlari ke arah suara setelah mendengar tembakan dua kali, itu jelas bunyi pistol salah satu anggota klannya. Bukankah di area ini tidak diijinkan penggunaan pistol sampai dia mengumumkan perang?
Kalau sampai ternyata yang tertembak adalah Felix, Hyunjin akan—!
"Shit!" Umpatnya.
DOR!
Terdengar lagi.
Hyunjin mempercepat larinya dan berhenti di mulut lorong, BRUK, seseorang jatuh, ambruk. Lalu yang lain membopongnya sambil pergi tertatih.
Asap pistol samar-samar mengambang di udara yang dingin.
"Fel!" Hyunjin melompat memeluk Felix, meremasnya dalam pelukan. Tidak peduli wajah serta pakaian Felix yang sedikit kotor karena darah.
Tanpa sadar, Hyunjin tersenyum lebar. Matanya ikut tersenyum juga.
"Hyunjin?" Heran Felix. Felix mengusap punggung Hyunjin menggunakan pistol.
"Kukira kamu sudah pindah alam!" Terang Hyunjin, masih meremas badan Felix dalam pelukan.
Felix, telinganya memerah. Mau bagaimana lagi? Hwang Hyunjin ini sebenarnya susah didekati, tidak mau disentuh, tapi sekarang malah memeluknya sampai rasanya satu atau dua rusuk bakal remuk. Orang aneh!
Felix memeluk balik dengan remasan yang sama kuatnya dengan Hyunjin.
Kesempatan seperti ini mungkin cuma hadir sekali seumur hidup, ya kan?
"Eh, Hyunjinie? Dia temanmu?"
Changbin bersuara.
Hyunjin, yang memang tukang gengsi, sensian. Menjawab dengan sensi. "Kenapa memangnya?" Tanpa melepas Felix dari rengkuhannya.
"Hah~ syukurlah, aku sampai kaget bisa menemukan anak SMA abnormal lagi selain dirimu." Changbin mengelus dadanya, lega.
Hyunjin akhirnya melepas pelukan dan mundur, kedua tangannya meremas lengan atas Felix, matanya meneliti apakah Felixnya terluka.
"Aku tidak apa-apa," kata Felix. Menjelaskan sebelum Hyunjin mulai mengeceknya sendiri.
"Kamu bisa pakai pistol?" Tanya Hyunjin.
"Umm, yeah!" Felix mengedikkan bahunya. "9 mm pistol, gatling gun, revolver, flare gun, machine gun, shotgun, derringer, uzi, flamethrower, assault rifle, anti-tank rifle, sniper rifle... shotgun? M1 carbine, .44 magnum, dan grenade launcher?"
"Bagus," Hyunjin kembali memeluk Felix dan melompat-lompat kecil.
Felix menahan gemas, Changbin menampar pipinya dan mengerang (dia iri dengan Felix). Kemana perginya si Hyunjin yang sinis dan dingin itu?
Dalam beberapa jam setelah pulang sekolah, Hyunjin akhirnya menunjukkan sisi lembutnya karena Felix. Hyunjin yang haus seperti petualang di tengah Sahara, Hyunjin yang dipenuhi oleh hal kekanak-kanakan yaitu egoisme.
Siapa yang peduli darimana anak itu mempelajari cara menembak? Yang penting Felix selamat, tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi.
"Kamu pulang denganku!" Bukan ajakan, tapi keputusan. Hyunjin menyeret Felix untuk keluar dari lorong.
Felix menatap Changbin tidak paham, lalu membuang pistolnya begitu saja ke tanah.
.
.
."Jadi begitu ceritanya," Christopher Bang atau Bang Chan, pemilik Toko Eskrim Bahng, tertawa melihat raut kusut Felix yang kebingungan. "Sepertinya aku memahami perasaan Hwang Hyunjin, dia tidak bisa berhenti memikirkanmu karena kau punya tampang kebingungan yang polos begini".
"Mm~" Felix mengangguk-angguk. Mengece.
Feliz baru saja menceritakan soal kejadian itu pada senior Korea-Australianya, tentu saja dengan menghilangkan beberapa bagian soal pistol dan yakuza.
"But datstrue!" Chan menggusak surai Felix. Terkekeh kecil. "You are innocent and super cute!"
"Dia saja yang tidak tahu kalau dirinya itu jadi gebetannya semua orang di sekolah," Felix menyendok es krim coklatnya. "Bayangkan saja orang setampan itu mengikutimu kemana-mana, kadang aku bingung mau menganggapnya apa karena vibes yang dia berikan sangat aneh. Friend? Bestie? Classmate?"
"Soulmate, huh?" Chan mengejek Felix.
Felix memanyunkan bibirnya, mengejek balik.
Ting!
"Sepertinya suamimu mengirim pesan," Chan terkekeh.
Felix menatap layar handphonenya dan mengernyit, "Hyunjin... padahal aku baru memberinya nomorku sejam yang lalu"
H. Hyunjin 🦢
Km dimn????
Aku di prkiran!!!
P
P
P"Wah, ini anak!" Felix menggelengkan kepala dan beranjak dari meja. "Oke, brother. Aku pulang dulu, eskrimnya enak seperti biasanya. Oh jangan lupa yang kubilang kemarin!"
"Kalau ada yang bertanya tentang Lee Felix, jawab saja tidak tahu." Chan mengulangi ucapan Felix kemarin.
"See ya!"
Klining!
Chan tersenyum sinis. "Lee Felix, haha hanya demi bocah itu seorang Lee Felix langsung pergi, ya?"
Lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felix's Hyunjin | hyunlix
FanfictionHyunjin itu mafia, sedangkan Felix cuma murid SMA biasa. ...Benarkah? Hyunlix Hyunjin! Mafioso Student Felix! Foreign Student Shounen Ai Fluff PG-13 1# Hyunlix 22.6.22 1# Hyunlix 22.11.2 1# Hyunlix 23.1.5