4

697 66 0
                                        


Felix natap sosok yang sudah ngebuat dia menjadi saksi pembunuhan mendadak.

Lengannya ditarik sampai dia berdiri, Felix kaget pas tangan orang itu nunjuk ke pot bunga di sebelah cewek yang barusan dibunuh.

"Bomber," kata orang yang pakai hoodie sama masker di dalam helm itu. "Run!"

"Uh, okey?"

Felix mundur sedikit, ambil sampah ramennya, terus lari.

Ada masalah apa orang Jepang sama dia sampe ada yang bawa-bawa bom ke taman serame itu? Felix jadi ngeri.

Langkahnya berhenti di depan toko serba ada. Felix tarik nafas dalam-dalam, nutup mata.

"Hoeek!"

Mendadak nausea.

Gimana ya? Ada orang mati di depannya, leher setengah putus. Dan dia nggak pernah lihat orang mati sebelumnya kecuali di film, gimana nggak mual?

Felix jadi pusing sampai nyender di gedung, mijet kepalanya.

"Pengen pulang..." rengeknya, setengah nangis.

Mendadak dia mikirin orang yang tadi bantuin dia (bantuin atau nggak ya? Pokoknya gitu), orang itu nggak ikut kabur? Padahal katanya ada bom loh.

Apa jangan-jangan sekarang orang itu lagi ngejinakin bom? Atau—

"Heh! Kukira gelandang," Renjun keluar dari toko sambil bawa snack.

Iya, jadi sekarang di kamar asrama mereka nggak ada orang karena Renjun nggak mau ditinggal sendirian.

"Bro, can I hug you?" Felix ngerentangin tangan.

"Napa? Habis kena marah orang Jepang lagi? Sini nak, sini, cup-cup" Renjun ikut jongkok dan elus-elus rambut Felix. Felix peluk Renjun secara maksa. "Eh, remuk lah jajan aku!" protes Renjun.

Felix menulikan diri.

"Ck,"

"Malu-maluin," celetukan sinis ini kedengeran lagi setelah sekian lama. "Ini jalan umum, kalau mau mesra-mersraan di kamar aja",

Felix dan Renjun ngedongak.

Ah, si julid.

Hwang Hyunjin.

Hyunjin pake kemeja hitam sama celana hitam, mirip orang habis ngelayat.

Felix, yang masih kurang tenang, berdiri. Teros diem.

Renjun juga berdiri, misuh-misuh karena jajannya beneran remuk.

"Bukannya kalian anak asrama ya? Jam berapa sekarang sampai aku masih bisa nemu kalian disini?" Hyunjin ngomel lagi.

Felix ngebuka lebar tengannya dan meluk Hyunjin. Otaknya maksa.

Aah.

Hyunjin mejamin matanya, giginya gemeletuk. Kamisama, kamisama, oh my gosh!

"Lix!" Panik Renjun, yang Felix peluk itu Hyunjin yang itu kan. Dugem-dugem dah itu jantung.

Bukannya dilepas malah makin erat, sepenuh hati kayak lagi meluk boneka beruang. Hyunjin ngomong ke Renjun tanpa suara, sakit eh, bantuin!

"FELIX! FELIX! OI!" Renjun makin panik, berusaha ngelepasin Felix yang nempel kayak kumbang.

Felix akhirnya berdiri tegak. "Okey, I think it's enough for now," gumamnya kecil. Lalu senyum seadanya, tarik nafas, buang.

Hyunjin ngernyit, nggak ngerti lagi deh. Ini anak bikin gemes aja.

.
.
.

Besoknya, di kelas, kayak nggak terjadi apa-apa. Felix merenung natap meja. Andai dia superman pasti mejanya dah bolong kena laser mata.

"Kenapa Felix?" Heran Rachel.

"Kangen Australia kayaknya," Renjun yang jawab. Ngasal.

DDRRRK!

Pintu geser kelas dibuka, muncullah si tukang bolos kelas 3-1, yang paling famous se-sekolah. Wajahnya seperti biasa masih ada plaster luka di bagian dagu.

Hwang Hyunjin.

Hyunjin ngelihat orang-orang yang natep dia pake pandangan apasih? Eww.

Terus duduk di bangkunya yang emang di belakang entah kenapa. Jauhnya tiga bangku dari bangku Felix.

Kok Hyujin jadinya khawatir sama anak itu?

"Hey Felix!" Panggilnya.

Felix noleh sedikit, miringin kepala. Itu yang barusan manggil dia beneran Hyunjin kan?

Hyunjin ngelempar sebotol susu ke Felix, yang dengan otomatis ketangkep tangan Felix. Yang lain terlalu sibuk belajar buat ulangan pelajaran berikutnya jadi nggak ada yang lihat.

Felix kayak, apaan? Apaan barusan?

"Nggak beracun," singkat Hyunjin, tanpa suara.

Felix cuma ngangguk-angguk.

Lalu sekolah hari itu sama kayak biasanya. Hyunjin yang dingin dan cuek dan Felix yang sabodo lah yang penting sekolah.

Meskipun bayang-bayang kejadian semalam masih mutar di kepalanya.

Lanjut.

Lanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix's Hyunjin | hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang