Hyunjin itu mafia, sedangkan Felix cuma murid SMA biasa.
...Benarkah?
Hyunlix
Hyunjin! Mafioso Student
Felix! Foreign Student
Shounen Ai
Fluff PG-13
1# Hyunlix 22.6.22
1# Hyunlix 22.11.2
1# Hyunlix 23.1.5
Memang ini kisah tentang Hwang Hyunjin dan Lee Felixnya. Tapi, masalah terbesar yang dimiliki Hyunjin adalah kakaknya sendiri.
Kim Taehyung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berbeda marga karena alasan ekonomi dan tugas, sekaligus demi privasi serta keamanan.
Meskipun kelihatan seperti cinnamon roll, kakak dari Hyunjin ini bisa membunuh dengan senang hati.
Dia adaah orang paling mengerikan se-Jepang. Menurut Hyunjin.
Rumor tentang Hyunjin pernah minum sianida itu memang benar. Mereka sekeluarga disetel untuk terbiasa terhadap racun, tapi sianida? Tentu saja efeknya membuat Hyunjin muntah dan sesak nafas. Ini adalah bentuk hukuman untuk Hyunjin karena pernah membiarkan anggota timnya meninggal dalam misi (KIA).
Dan yang memberi hukuman itu adalah kakaknya. Pria yang tidak suka pedas, pahit, dan pilih-pilih makanan itu, mengerikan sekali.
Hyunjin tidak tahu lagi kalau misal dirinya membawa Felix ke rumah hanya untuk main, tanpa ada alasan macam-macam. Apa yang kakaknya katakan saat itu?
"Kalau kamu masih keras kepala, bukan cuma kamu yang kena imbasnya."
. . .
"Rachel, kemarin kamu dianter sama Hyunjin?" Nancy nutup mulutnya yang nganga lebar. Rachel ngisyaratin pake jari telunjuk.
"Sst...! Bukan aku, itu, gara-gara si Felix!"
"Lah, anak ituuu!" Nancy ngusap mukanya. "Kok nggak ada takutnya sih?"
"Takut apa?" Ini nih, panjang umur. Felix baru datang dari asrama, bawa tas Louis Vuitton kesayangannya.
"Hyunjin!" Nancy tanpa filter langsung nyebut merek. "Dia itu baddie, Felix!"
"Hah?" Felix ga denger karena telinganya kesumpel setengah headphone. "Apa? Gimana?"
"Dia itu—"
"Felix," Hyunjin tiba-tiba datang. Nancy mingkem. Felix bingung. "Tugas Bahasa Inggris yang nomor 12 gimana caranya?"
Sambil bawa-bawa buku.
"He? Oh, ini?"
Hyunjin deathglare ke Nancy sama Rachel.
Mampus.
. . .
Tatapannya Hyunjin itu bikin ngeri, emang. Apalagi pas Felix ngajarin Bahasa Inggris, Hyunjin natep serius.
Bukan ke bukunya, tapi ke wajah Felix.
Felixnya jadi bingung.
"Pokoknya kalau tentang Recount Text tuh jawabnya diginiin aja," Felix nunduk, sengaja natap balik Hyunjin. "You do get it, right?"
"Ne," Hyunjin ngangguk.
"You do not, sir." Felix nepuk pipi Hyunjin. "Yang fokus!"
"Kamu punya pacar?" Tanya Hyunjin.
Felix mikir, ini anak kenapa? Tiba-tiba ganti ganti topik? Topiknya jauh banget jugaan.
"Fokus ke karir dulu baru pacaran," begitu nasehat Felix. "Kalau kamu pasti punya kan?"
"Hah?" Hyunjin wajahnya langsung nekuk.
"Masa nggak punya? Wajahmu loh ganteng gitu?" Felix ngernyit. "Ganteng banget malah".
Pas begini, nggak ada yang berani deketin bangku Felix. Ya, karena tiap kali ada yang lewat, dilirik Hyunjin.
"Udah ini aja yang ditanyain?" Felix senyum ramah.
"Kenapa? Masih mau ngomong?" Hyunjin masukin bukunya ke tas.
"Iya lah, tahu nggak?"
"Nggak,"
"Heeeh!" Felix goncangin kursi Hyunjin, Hyunjin melet. "Denger, kayaknya yang kemarin aku bilang ada yang bawa-bawa bom itu katanya salah satu anggota organisasi anti-yakuza"
"Hm," Hyunjin nggangguk-angguk aja.
Lama-lama Felix gemes pengen bungkus ini anak, masukin karung, terus buang ke sungai.
"Biasanya di distrik merah banyak orang-orang yang tampangnya cocok jadi yakuza," Felix nunjuk bahunya sampai ke lengan bawah. "Penuh. Tatto semua"
"Iya emang," Hyunjin jawab seadanya.
"Terus—"
"Heh!" Hyunjin pegang wajah Felix, maksa Felix buat lihat ke arahnya. "Berhenti bahas orang-orang yang nggak baik, bisa?"
Felix ketawa.
Sumpah rasanya Hyunjin pengen karungin. Tapi gak dibuang di sungai loh.
"Aku nggak tahu topik lain buat ngobrol sama kamu," jelas Felix, jujur banget. "Dari awal, ya kupikir selagi bisa ngobrol santai enak dah, makanya nyari topik yang kira-kira kamu tau".
Hyunjin nepuk pipi kanan Felix, agak keras.
"Felix," Hyunjin hela nafas. "Aku suka fotografi, lukisan, renang, guguk. Ngomongin yang lain bisa!"
"O-okey?" Felix nurut aja deh.
. . .
Jam 01.23 pagi.
Hyunjin ngelap katana kesayangannya, warna bilahnya hitam bukan seperti besi biasa.
"Tuan muda?" Yuta, asisten kakaknya nongol di pintu.
Hyunjin cuma ngelirik.
"Ada telepon dari asrama sekolah anda, menanyakan tentang teman anda yang bernama Lee Felix," lanjut Yuta.
Gerakan tangan Hyunjin langsung berhenti.
"Apa anda tadi melihat Lee Felix hendak pergi kemana?" Yuta bertanya dengan sopan.
Hyunjin ngelempar kain lapnya dan berdiri. "Katakan pada pihak asrama jika Lee Felix menginap di rumahku hari ini," final Hyunjin.
Kemana anak itu malam-malam begini?
Semoga baik-baik saja.
Lanjut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.