10

700 58 10
                                        

Forbidden Interest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Forbidden Interest.

.
.
.
.
.



"Hwang Hyunjin!" Kim Taehyung, kakak Hyunjin, memanggil namanya secara lengkap. Suara itu menggema di kamarnya. "Hwang Hyunjin, kamu mendengarku?"

Apapun kakaknya itu katakan, Hyunjin tidak akan melepaskan telapak tangan yang ia gunakan untuk menutup kedua telinganya.

Hyunjin duduk meringkuk di atas kasur lipat. Di tengah kegelapan ruangan yang terasa sesak.

Ia ingin menulikan diri dari dunia, sebentar saja. Sebentar saja...

"Hwang Hyunjin, aku sudah mengurus semuanya dan tidak bisa dibatalkan. Pergilah besok! Dan berhenti bermain dengan anak itu!" Taehyung meninggalkan pintu kamar adiknya, tidak peduli apa yang sedang adiknya lakukan.

Hyunjin tertawa lirih pada dirinya sendiri.

Lagi-lagi mempertanyakan soal kenapa dirinya juga lahir di keluarga ini.

Ia menyukai Lee Felix, sejak pertama kali memasuki sekolah menengah atas di Tokyo.

Selama ini, dia berusaha membuat dinding untuk semua teman-temannya agar tidak ada yang terlibat situasi berbahaya. Hanya saja, dalam tiga tahun setelah ia sempurna menjadi outcast, Lee Felix bisa menembus batasannya dengan mudah.

Seperti hantu.

Remaja seumurannya pasti sering membayangkan bagaimana rasanya cinta. Apakah semanis permen, atau seindah terbang di taman penuh bunga. Bagi Hyunjin jatuh cinta itu buruk, buruk sekali.

Ia memang jatuh cinta pada seorang manusia— hanya saja pada lelaki awam.

Kakaknya pasti kecewa padanya, tapi bagaimanapun juga Hyunjin tidak bisa mengatur perasaan sesuai keinginannya. Sejak awal dia kan tidak mudah membuka hati, sekarang entah bagaimana bentuk hati itu, sepertinya penuh dengan Lee Felix.

Musim semi pertama di SMA, Hyunjin berkenalan dengannya, hanya karena seekor anjing yang terseret aliran sungai.

Lee Felix tidak mengingatnya, tapi Hyunjin tetap mengukir kenangan berisi kata-kata Felix di dalam hatinya.

"Hanya ada satu hal yang setara bagi semua makhluk hidup," kata Felix. "Kematian".

Di mata Hyunjin yang tidak menyukai manusia, semua kehidupan itu sama. Manusia diciptakan untuk mati, pada akhirnya.

Felix juga berpikir begitu.

Tapi,

"Semua kehidupan, pasti memiliki kenangan indah. Mungkin, aku yang membawanya menepi dan kamu yang memberinya sosis ini, akan diingat sebagai salah satu malaikatnya... yang membuatnya bahagia setidaknya sekali," Tawa Felix menghangatkan Hyunjin. "Kita menyelamatkan satu nyawa dengan patungan, lucu sekali".

Felix's Hyunjin | hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang