📖My hero

19 3 3
                                    

Halo para makhluk bumiii^^

Ada yang masih nunggu cerita ini?
Kalo iya makasih udah mau nungguin.

Buat kalian yang suka sama cerita ini, boleh promosiin di tiktok dan tag akun
moonbebear and wolveshroberi

Follow juga ige kita dengan username yang sama ^^

Sebuah Ducati hitam menghentikan laju motornya di pinggir jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah Ducati hitam menghentikan laju motornya di pinggir jalan. Pemuda dengan helm full face itu segera saja turun dari motor. Setelah membuka helm, Arsenio mendekat pada seorang gadis yang sudah menunggunya.

"Sorry, Sen, gue ngerepotin lo lagi." Andrea membuka suara di tempat. Melayangkan raut tidak enak pada pemuda yang berdiri menjulang tinggi di depannya.

Arsen melembutkan tatapan seraya memberikan senyum menenangkan. Membuat Andrea kian diliputi rasa bersalah.

Laki-laki ini... Mengapa baik sekali? Sudah bukan dua-tiga kali hal ini terjadi. Sebelumnya, Galtero sering menurunkan Andrea di pinggir jalan begini karena berbagai alasan. Dan selalu Arsenio lah yang dipercayakan Galtero untuk menggantikannya mengantar Andrea pulang. Sebab Galtero pikir, cuma sahabatnya yang mampu menjaga sang gadis dengan segala tanggung jawab yang Arsen punya.

Tampak Andrea menurunkan pandangan. Tidak sanggup menatap wajah Arsen yang seakan tak bosan berkata, 'Tidak apa-apa' jika sedang di depannya. Arsen mana pernah tahu perilaku hangatnya bisa membuat Andrea menumpuk cairan bening saking merasa bersalahnya.

Mendapati Andrea seperti murung tiba-tiba, Arsen mencoba mengangkat pelan dagu gadis itu. Ketika akhirnya tatap mereka bertemu lagi, raut wajah Arsen berubah khawatir seketika. Andrea di sana sudah tak bisa menahan jatuhnya air mata. Sebagian pipinya basah.

"Hey, kenapa? Ada yang bebanin pikiran lo?"

Menggeleng pelan, Andrea menatap dalam pada kedua bola mata Arsen. "Kenapa lo nggak pernah nolak permintaan Galtero buat jemput gue?"

Arsen bungkam, tatapannya menyendu. Hal ini juga lah yang selalu di pikirkannya setiap saat. Mengapa ia begini? Mengapa dirinya dengan sudi mau meluangkan waktu cuma demi menjemput kekasih sahabat baiknya?

Padahal Arsen tahu, kehadirannya mungkin tak ubahnya dianggap sebagai pengganti semata. Tak ada yang istimewa dari peran itu. Jika saja ia bisa sedikit menekan perasaan yang semakin mencekik ini, mungkin segalanya tidak akan begitu rumit.

Arsen sadar dirinya sedang berada di posisi yang boleh dikata cukup berbahaya karena diam-diam memendam perasaan yang sama pada gadis yang lebih dulu disukai sahabatnya.

Andrea terlalu mempesona bagi siapa saja, dan Arsen tidak punya kendali atas kepada siapa ia bisa jatuh hati. Ditambah lagi dengan takdir yang entah mengapa justru kian mendukung Arsen mencipta berbagai cara interaksi baru dengan Andrea, bagaimana ia bisa menghapus perasaan sialan ini jika bahkan Galtero saja terus-terusan memberinya kesempatan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Camaraderie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang