Part 1

76 40 1
                                    

Tawa kian menggema terdengar di telinga, tawa dari seorang perempuan berhijab dengan senyuman manis.
Kulit putihnya kontras dengan sinar matahari di kala pagi.

Wajahnya terlihat samar-samar ditutupi silau nya cahaya matahari.
Seseorang tengah menatap nya dengan senyuman di bibir nya, seakan akan dia melihat bidadari di hadapan nya.

Namun, suasana menjadi berubah mendung dan hujan seakan akan orang itu berada di waktu yang berbeda.
Hatinya gelisah tak tentu arah, kenapa dia ada disini. Bukankah detik sebelumnya dia bersama dengan seorang perempuan.

BRAKKK!!
Dia mendengar suara yang cukup keras seperti suara tabrakan.
Dirinya tiba tiba lesu dan mencari sumber dari suara itu.
Dia melihat darah menggenang di atas aspal disertai guyuran air hujan.

"Tidaaaaakkk!!!" Ucap nya berteriak.

Seketika itu seorang pemuda kini tengah terbangun dari tidur nya, terlihat dia menghirup nafas dalam dalam di sela nafas nya yang tak beraturan.

"Mimpi buruk itu lagi" ucapnya frustrasi seraya menyugur rambut nya ke belakang.

Dia segera beranjak dari tempat tidur nya dan langsung membasuh wajah nya dengan air mengalir.

Dia melihat sosok nya di cermin, ada tatapan sendu dan juga bingung dari sorot matanya itu.

Matanya terlihat lelah, seakan mencerna apa yang sedang ia alami.
Langkah nya kini menuju ke arah jendela kamarnya.

Hidung nya menghirup udara dengan perlahan, seakan mencari ketenangan lewat hembusan angin yang dia hirup saat ini.

Tiba tiba ponsel nya berdering, dan dia pun beranjak untuk mengambil ponsel nya dan mengangkat panggilan masuk itu.

"Hallo, Al lo lagi dimana ? kita udah nungguin lo dari tadi "  tanya seseorang lewat telpon itu

"Gue baru bangun, bentar lagi gue nyusul" ucap nya tenang dan langsung menutup ponsel nya.

Dia bergegas ke kamar mandi dan memakai pakaian lengkap nya. Dia beranjak dari kamar nya dan menghampiri motor sport nya, dan segera pergi dari rumahnya.

***
Tak lama kemudian dia tiba di tempat teman teman nya menunggu.
"Dari tadi kita nungguin lo tau Al" ucap seseorang bernama Galuh kepada pemuda itu.

"Bener tuh Al, kita dari tadi nungguin lo. Dan ternyata pas si Galuh ngehubungin lo, malah baru bangun" kesal pemuda yang bernama Aksa kepada pemuda tersebut.

"Gue males bangun tidur, masalah buat kalian? Kaya yang gak pernah aja males bangun tidur" ucapnya santai dengan disertai senyuman kepada teman teman nya itu.

"Udah jangan nyalahin pak bos kita dong, namanya juga cowok ya kan? Kita juga sering males bangun apalagi mandi" ucap Radit kepada teman teman nya disertai kekehan kecil.

Yang ada disana hanya mengiyakan saja perkataan Radit, karena sepenuhnya perkataan Radit dan pemuda itu memanglah benar. Mereka pun sama, sama malas bangun tidur.

"Kita cabut ke kampus!!" Ucap pemuda itu kepada teman teman nya.
Mereka pun menaiki motor mereka masing masing dan jalan berbarengan.

Sesampainya mereka di kampus banyak pasang mata memandang mereka dengan memuja.

"Arggh si Altan cakep banget"

"Altan ber damage banget sih jadi pengen deh jadi pacarnya Altan"

"Galuh ganteng banget"

"Radit manis banget sih jadi pengen nyubit"

"Wah Aksa cool banget Girls, cocok jadi suami aku!!"

Begitulah teriakan memuja gadis gadis kepada para pemuda yang baru sampai di kampus itu.

Pemuda yang tampan, berkharisma juga ketua geng motor Arios itu bernama Altan Sanjaya Putra.

Seorang pemuda yang sangat populer di kampus nya, tak lupa dengan teman teman nya yang lain seperti Galuh yang banyak berbicara tapi tampan. Aksa yang Cool dan bijaksana, juga Radit si pemuda yang memiliki senyuman manis.

Mereka sangat terkenal akan ketampanan dan juga kekayaan orangtua mereka yang dapat di katakan dari kalangan pebisnis dan konglomerat.

Geng Arios pun berjalan santai sambil berbincang bincang, tak lama beberapa pemuda dari arah yang berlawanan menghampiri mereka ber empat.

"Arios, geng motor yang cukup terkenal di Jakarta tapi kalian gak sebanding sama geng kita. Geng Aderfia!" Ucap salah seorang yang menghampiri mereka.

"Heh Haidar, lo sering banget nyari gara -gara sama kita. Asal lo tau, geng kita lebih baik dan lebih kejam daripada geng lo yang kuno itu" Ucap Galuh sedikit emosi kepada pemuda yang bernama Haidar itu.

"Lo gak pernah ngerti sama geng Ardefia, karena geng kita seperti namanya! Ardefia yang artinya bersaudara. Solidaritas kita kaya namanya pegah teguh arti persaudaraan" Ucap seseorang dari anggota geng Ardefia yang bernama Arga

"Jangan ngoceh deh lo! Banyak omong doang geng lo itu!" Ucap Galuh jengkel dengan ucapan Arga.

"Udah udah, jangan ladenin orang kaya mereka. Mereka itu basi tau gak!" Ucap Altan dengan seriangaian di wajah nya.

"Apa maksud lo hah??!!!" Tanya Satya salah satu teman Haidar dan anggota Aderfia itu.

Altan menghampiri Haidar yang berada tepat di hadapan nya seraya memegang kedua bahu Haidar
"Geng kalian itu lemah, karena berani nya sama geng kita doang. Gak pernah ikut tawuran apalagi membabat habis geng lain, dan cuma berani nya sama kita doang. Lemah!!!" Ucap Altan dengan nada angkuh dan kekehan kecil.

Haidar pun tak terima dengan perkataan Altan, dia menyingkirkan tangan Altan di kedua bahu nya. Dia seakan jijik dengan Altan yang menyentuh bahu nya.
Dia pun menepuk nepuk bahu nya seakan ada bekas debu atau kotoran disana.

Haidar pun lantas tersenyum sinis kepada Altan dan menatap tajam Altan langsung dihadapan nya.

"Asal lo tau Altan, gue gak pernah sebenci ini sama orang. Dan lo adalah seorang yang paling gue benci di dunia ini!" Ucap Haidar dengan perasaan marah kepada Altan dan cukup membuat orang lain merasa seram akan sosok Haidar

"Dan gue pun benci sama lo yang terus terusan nyari masalah sama gue dan geng gue!" Ucap Altan tak kalah menyeramkan dari Haidar.

"Lo harus tau Altan, gue gak akan pernah maafin lo dan akan jadi malaikat maut buat bunuh lo" ucap Haidar dengan nada tinggi.

"Dan gue bakal tunggu apa yang lo lakuin ke gue! " ucap nya angkuh.

Haidar hanya tersenyum sinis kepada Altan, "Oke lo tunggu pembalasan dari gue" kemudian dia mengajak teman teman nya untuk pergi dari tempat itu.
"Ayo cabut!!!"
Geng Ardefia kemudian menjauhi geng Arios dan terlihat tatapan mengejek diantara mereka semua satu sama lain.

"Gue gak ngerti kenapa geng Ardefia sering banget nyari masalah sama kita" tanya  Aksa penasaran.

"Mungkin mereka merasa tersaingi sama geng kita" ucap Radit ngasal.

"Tapi menurut gue, ada alasan lain" ucap Aksa tersenyum manis.

"Jangan dipikirin, yuk cabut" ucap Altan kepada rekan rekan nya.


Bersambung.....

Kertas Putih KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang