Seorang pemuda kini tengah menatap nanar tempat pembakaran sampah yang ada di hadapan nya. Tidak ada tangisan maupun raut wajah yang lain, selain daripada wajah datar dan tatapan nanar nya itu.
Seseorang menepuk pundaknya, menghampiri pemuda tersebut yang tetap fokus dengan apa yang ada di hadapan nya.
"Altan! Hari ini seharusnya jadi hari dimana lo kembali bangkit dari kesedihan, jalani kehidupan ini yang masih panjang. Lihat ke depan Altan, jangan tengok masa lalu apalagi itu adalah kenangan pahit" ucap Radit membujuk sahabatnya agar dia sadar bahwa hidup perlu untuk di lanjutkan dan melupakan masa lalu.
Altan hanya terdiam, lalu dia menghirup nafas nya dengan kasar. Wajahnya masih pucat, seperti seseorang yang mengalami kesedihan yang cukup dalam.
Dia berbalik dan melirik ke arah sahabatnya itu dan berkata "Apa dengan semua yang lo lakuin ini benar- benar bisa buat gue lupain masa lalu Dit??? Bagaimana mungkin gue lupain dia?? Dan kenapa lo tega bakar peninggalan nya?? Di depan gue!?" Ucap nya tegas namun lelah tersirat di wajah nya.
"Ini satu -satu nya cara, agar lo bisa lupain dia Altan. Kalau lo tetep pertahankan apa yang seharusnya menjadi masa lalu itu hanya akan menjadi kenangan yang gak bisa dilupakan! Lo sendiri yang akan tersiksa"
Altan hanya diam mencerna ucapan Radit seperti berpikir keras dengan apa yang dia ucapkan, ya memang benar jika dia tetap mempertahankan kenangan itu dia tidak akan pernah melupakan Hasna.
"Denger gue sekali lagi Altan!! Lo harus melanjutkan hidup lo, buat kehidupan lo yang baru. Jalani kehidupan lo yang masih panjang dan hidup perlu di teruskan, jatuh cinta dengan perempuan lain juga bisa menjadi langkah awal lo buat lupain Hasna" ucap Radit dengan membujuk Altan agar dia bisa seperti pemuda pada umum nya yang jatuh cinta kepada perempuan.
Sedangkan Altan hanya diam, dia lemah karena seorang wanita sampai dia lupa melanjutkan hidup dan berbahagia. Apakah benar ini adalah awal mula dia bisa mendapatkan cara bahagia?? Yakni jatuh cinta.
"Lo benar Radit, gue harus melanjutkan hidup gue dan bahagia, sama seperti orang lain pada umumnya. Tapi apa bisa gue jatuh cinta lagi?? Apa benar dengan gue jatuh cinta gue bisa mendapatkan kebahagiaan???"
"Ya bisa, asal lo mendapatkan perempuan yang tepat"
Altan membalikan tubuhnya menghadap abu sisa kenangan masa lalu yang sudah terbakar menjadi abu itu. Dia berpikir kembali bahwa dia harus memulai hidup baru, bukan meratapi kesedihan yang tak akan bisa mengembalikan takdir yang sudah terjadi.
"Hari ini, Gue Altan Sanjaya Putra akan buat takdir baru di kehidupan nya!!! Altan yang sekarang bukan Altan yang dulu!!! Altan yang dulu punya kelemahan!! Sekarang Altan Sanjaya Putra yang baru tidak ada kelemahan satu celah pun!! Dan sekarang Arios harus jadi geng nomor satu di Jakarta!!" Ucap Altan Sanjaya Putra dengan tegas dan lantang, tidak ada lagi raut sedih dan lemah di wajahnya.
Hanya ada wajah penuh ketegasan dan ke angkuhan seorang Altan Sanjaya Putra, Ketua Geng Arios yang di segani di Jakarta. Tekad nya kini begitu kuat dan tanpa ada keraguan sedikit pun di raut wajah maupun ucapannya yang baru saja dia katakan.
"Tiga tahun gue lihat sisi lemah seorang Altan, tapi hari ini gue lihat Altan yang baru. Altan yang kejam, tegas dan angkuh seperti yang dia tunjukkan ke orang lain, dan lebih baik seperti itu daripada dia larut dari keterpurukan tak berujung" Ucap Radit di dalam hati nya.
****
Sedangkan di sisi lain, Muhammad Aksa Pratama tengah gelisah seperti menunggu sesuatu yang sangat penting bagi dirinya. Dia berjalan gelisah dengan kesana kemari sambil memegang ponsel di tangannya.Tiba tiba suara telpon berdering terdengar oleh telinga nya, dia tersenyum bahagia dengan suara yang dia dengar. Dia langsung mengangkat telpon di ponselnya dengan terburu buru "Hallo, gimana dengan info yang saya minta apa ada hasil???" Tanya nya dengan penuh harap.
"Maaf tuan muda, saya tidak bisa mendapatkan informasi apa apa dari yang tuan muda suruh untuk saya selidiki."
"Kok bisa sih cari informasi yang saya minta gak mendapatkan hasil sama sekali??" Tanya nya dengan penuh rasa kecewa namun tak terlihat sedikit pun rasa marah di wajah nya.
"Informasi yang ingin tuan muda ketahui merupakan informasi yang sangat sulit di akses karena menyangkut salah satu konglomerat yang kehidupan nya sangat privasi,sehingga kami sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang konglomerat itu"
"Terus saya harus cari informasi tentang mereka bagaimana??? Kamu saja tidak bisa mendapatkan informasi sama sekali apalagi saya"
"Tuan muda, masalah seperti ini kami pasti tidak bisa mendapatkan nya sama sekali, akan tetapi mungkin dengan bantuan tuan besar informasi yang tuan muda ingin kan pasti mudah di dapat kan. Secara tuan besar lebih luas koneksi dan kekuatannya di bandingkan dengan kami"
"Jadi jika saya meminta bantuan dari papa saya, saya lebih mudah mendapatkan informasi tentang mereka???"
"Iya tuan, saya rasa dan sarankan tuan muda harus meminta bantuan kepada beliau, jika memang tuan muda sangat menginginkan informasi yang tuan muda cari"
"Apa ini juga ulah papa agar kamu tidak memberikan informasi yang saya minta?? Agar saya minta tolong sama papa saya kan??"
"Saya hanya menjalankan perintah tuan besar, tuan muda."
"Sudah saya duga ternyata kamu juga lebih setia ke papa saya di banding dengan saya" ucap Aksa dengan nada jengkel kepada seseorang yang sedang dia telpon sambil menutup percakapan di ponsel nya.
"Lagi dan lagi, papa membatasi koneksi gue" ucapnya lelah dengan usahanya yang tak membuah kan hasil sama sekali.
Dia berpikir dan mulai berpikir bagaimana caranya agar dia mendapatkan informasi yang dia inginkan.
"Apa gue deketin aja papa ya?? Apalagi gue udah kangen banget sama bunda" ucap nya lirih.
Sedangkan ketika dia larut dalam pikiran nya, tiba tiba seseorang menepuk pundaknya yang membuat dia kaget. Dia pun menoleh ke arah seseorang yang menepuk pundak nya itu, ternyata sang nenek yang melakukannya.
"Kamu kenapa melamun terus dari tadi??" Ucap sang nenek dengan bertanya tanya ada apa dengan cucu nya ini.
"Nggak nek, aku lagi kesel aja. Aku lagi minta tolong sama Pak Badru, eh malah gak dapat pertolongan karena di suruh sama Papa" jawab nya kepada sang nenek yang terus memperhatikan nya.
"Itu tandanya Papa kamu pengen kamu minta bantuan ke dia! Apalagi kamu juga sudah lama kan gak pulang kerumah Papa sama Bunda kamu?? Gak baik anak diemin orang tua, minta maaf sana ke Papa kamu!" Ucap sang nenek menasihati cucunya itu.
"Iya nenek, Aksa juga ada niatan minta maaf sama Papa dan juga Aksa sudah kangen banget sama Bunda. Tapi kalau Aksa balik lagi ke rumah nanti nenek sama siapa??"
"Kamu gak usah mikirin nenek, kan nenek disini tinggal sama kakek kamu, sama mbak Siti, pak Joko sama yang lain nya. Sudah sudah kamu pulang gih sana" ucap sang nenek dengan nada mengusir.
"Iya, iya nanti Aksa pulang kerumah" jawab nya dengan senyuman manis khas seorang Muhammad Aksa Pratama.
Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Putih Kita
Teen FictionTawa kian menggema terdengar di telinga, tawa dari seorang perempuan berhijab dengan senyuman manis. Kulit putihnya kontras dengan sinar matahari di kala pagi "Kenapa kamu suka dengan kertas putih?" tanya seseorang. "Kertas putih itu bersih tanpa n...