Sekarang ini, geng Ardefia tengah berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan atas luka- luka yang dialami oleh mereka.
Begitupun dengan inti dari Ardefia yaitu Haidar, Gilang, Arga dan Satya yang saat ini tengah diobati akibat luka yang dialami mereka.
"Lo harus tenangin diri lo Haidar, jangan gegabah apalagi sampai ngebunuh Altan sama aja dengan lo masukin diri ke penjara!! Lo gak seperti ini Haidar, itu bukan diri lo " Ucap Satya emosi dengan perilaku Haidar yang sangat tak berperilaku kemanusiaan, seperti bukan dirinya.
"Gue tahu Gue salah, tapi gue gak bisa terus- terusan lihat Altan bahagia diatas penderitaan gue dan keluarga gue Satya!!!"
"Sekarang gue tanya sama lo, apa yang membuat lo benci banget sama Altan??. Gue tanya sama lo, dan lo harus jawab setuju jujurnya!! Selama ini kita gak tahu apa yang membuat lo benci banget sama Altan!!"
Ucapan Satya membuat Haidar menatapnya dengan sendu, "lo mau tahu apa penyebab gue dendam sama Altan"
"Jelas iya!! Karena gue gak mau lo salah arah!!"
"Oke, kalau lo mau apa alasan gue bisa benci dan dendam sama Altan. Kalian ikut gue sekarang" ucapnya dengan langsung berdiri dari duduknya.
Ketiga sahabatnya hanya saling melirik dan langsung mengikuti Haidar yang saat ini ingin menunjukkan sesuatu.
Mereka berjalan menyusuri rumah sakit yang saat ini mereka singgahi, rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik keluarga Larasati Abdillah.
Mereka terus berjalan, sampai dimana mereka menemukan ruangan yang jalan nya sangat rahasia dan dijaga ketat oleh banyak orang. Hal itu membuat mereka bertanya- tanya mau dibawa kemana mereka oleh Haidar.
Sampai ketika mereka berada tepat disebuah pintu yang cukup besar, Haidar hanya diam ditempat entah apa yang sedang dia pikirkan.
"Kita lagi dimana Haidar???" Tanya Arga penasaran dan ingin memecah keheningan.
"Kalian akan tahu saat kalian masuk ke ruangan ini" jawab Haidar dengan membuka pintu ruangan itu dengan hati- hati.
Ketiga sahabatnya hanya mengikuti langkah kaki Haidar dengan penasaran.
Disana mereka melihat Haidar terpaku dihadapan brankar yang membuat mereka penasaran apa yang sebenarnya Haidar lihat.
Mereka melihat seseorang tengah berada diatas brankar dengan dipenuhi alat- alat medis ditubuhnya. Seorang perempuan yang mereka lihat saat ini, perempuan yang masih mengenakan hijab nya walaupun sedang koma.
"Haidar siapa perempuan ini??? Apa dia koma???" Tanya Arga dengan penasaran mengapa Haidar membawa mereka kepada pasien perempuan yang saat ini sedang koma.
Haidar belum menanggapi pertanyaan sahabatnya, dia melangkahkan kakinya untuk duduk diatas kursi samping brankar tersebut dan menggenggam tangan perempuan yang terbaring koma itu
"Dia Hasna, adik kembar gue" ucapnya dengan tak kuasa menahan kesedihan dihatinya.
Ketiga sahabatnya hanya terdiam terpaku dengan apa yang mereka dengar, mereka tidak menyangka bahwa adik kembar Haidar adalah seorang perempuan dan berada dalam keadaan koma.
"Dar, adik yang selama ini lo ceritain ke gue yang lagi lumpuh akibat Altan itu dia???" Tanya Arga memastikan
"Iya, di Hasna yang selama ini orang lain ketahui dia sudah meninggal"
"Hah?? Ini gimana sih ceritanya Dar?? Kok gue sama sekali gak tahu, gue bingung dengan situasi saat ini" ucap Satya yang linglung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Gue juga gak tau apa- apa Dar, gue bingung apa yang sebenernya terjadi. Terus apa maksudnya diketahui orang lain meninggal?? Ucap Gilang dengan kebingungan sama seperti yang Satya alami saat ini.
"Gue terlahir kembar sepasang, adik gue perempuan dan namanya Hasna yang saat ini tengah terbaring koma. Dia adik gue satu- satunya, alasan gue bertahan hidup sampai saat ini. Dan dia udah koma selama tiga tahun lamanya, dan semua ini terjadi akibat dari Altan"
"Kenapa Altan tega nyakitin adik lo Dar??" Tanya Gilang dengan penasaran mengapa Altan tega menyakiti seorang perempuan.
"Dulu, adik gue tinggal sama Oma di Bandung karena dulu Oma lagi sedih atas kematian Opa. Hasna tinggal disana untuk menghibur dan menemani Oma dan sekolah di sana juga"
Flashback on
"Assallamu'alaikum"
Haidar tengah mengetuk pintu sebuah rumah sambil membawa ransel di punggungnya dan beberapa barang yang dia genggam di tangan nya sebagai hadiah untuk seseorang.Seseorang membuka kan pintu dari dalam rumah, terlihat jelas seorang perempuan berhijab hitam yang membuka kan pintu untuknya.
"Wa'alaikumussalaam, Kak Haidar???" Ucap perempuan itu dengan senyuman manis dengan riang.
"Apa kabar Hasna adiknya Kakak" jawabnya dengan senyuman bahagia
Sang adik pun langsung mencium tangan sang kakak yang selama ini dia rindukan.
"Alhamdulillah akhirnya kakak datang juga kesini, Hasna kangen banget tau sama kakak " ucapnya dengan sedih kepada sang kakak.
"Kan sekarang kakak kesini sambil bawain oleh- oleh buat kamu sama Oma" jawab sang kakak menghibur adiknya.
"Hasna siapa yang datang sayang" Tanya sang Oma yang menghampiri cucu nya.
"Assallamu'alaikum Oma" ucap Haidar dan langsung mencium tangan sang Oma.
"Wa'alaikumussalaam. Haidar!! Kok kesini gak bilang- bilang sama Oma sih, kan kalau kamu bilang dulu sama Oma sebelumnya Oma masakin makanan buat kamu Dar" ucap sang Oma kepada Haidar yang datang secara riba- tiba.
"Gak apa- apa Oma, Haidar datang kesini sebagai kejutan buat Oma sama Hasna. Lagian Haidar juga bawa oleh- eh buat Oma sama Hasna, ada makanan juga yang dimasakin Ibu dari rumah"
"Yaudah hayu masuk, jangan diem di pintu terus pasti kamu capek, mending kamu istirahat dulu terus makan ya"
Oma nya hanya bisa tersenyum dengan dengan kedatangan Haidar, mereka pun langsung beristirahat dan bercanda tawa ria bersama."Tumben Haidar kesini tanpa Ibu sama Ayah kamu???" Tanya sang Oma penasaran mengapa cucunya datang sendirian tidak seperti biasanya.
"Oma, aku kesini karena kangen sama Oma juga Hasna. Terus aku kesini juga menyampaikan sesuatu dari Ayah sama Ibu di Bogor"
"Memang apa yang mau Ayah sama Ibu kamu sampaikan ke Oma?? Tumben gak ngasih tahu di telpon aja"
"Kata Ayah mending disampaikan langsung ke Oma nya. Jadi gini Oma, Ayah sama Ibu menyuruh Haidar kesini untuk membawa Hasna pulang ke Bogor sama Oma juga. Ayah mau Oma tinggal bersama dengan kita biar Oma gak kesepian dan Hasna juga bisa melanjutkan sekolah yang dia inginkan di bogor. Kalau Oma setuju besok lusa Ayah sama Ibu bakalan kesini untuk jemput kita"
"Hmm, Oma tahu pasti Ayah sama Ibu kamu akan bilang seperti ini. Sebenarnya Oma gak mau tinggalkan rumah peninggalan Opa kamu ini, tapi bagaimanapun Hasna juga sudah menemani Oma hampir selama dua tahun dan mengorbankan impian nya untuk sekolah disekolah yang dia inginkan. Oma bakalan tinggal sama kalian di Bogor, gimana pendapat Hasna?? Selama ini kamu kan punya sahabat disini, apa kamu mau pamitan atau bagaimana dulu Na??"
"Kan kita ke Bogor nya besok lusa, walaupun mendadak nanti Hasna bakalan pamitan dulu sama sahabat-sahabatnya Hasna.
"Yaudah kalau begitu, besok kamu kasih tahu sahabat kamu ya Na"
"Iya Oma"
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Putih Kita
Teen FictionTawa kian menggema terdengar di telinga, tawa dari seorang perempuan berhijab dengan senyuman manis. Kulit putihnya kontras dengan sinar matahari di kala pagi "Kenapa kamu suka dengan kertas putih?" tanya seseorang. "Kertas putih itu bersih tanpa n...