Geng Arios kini tengah berada di arena balapan yang akan berlangsung pada malam ini.
Altan terlihat sedang menaiki motornya dan berada di jajaran orang yang mengikuti balapan itu.
Ketika balapan dimulai, Altan terlihat sangat ahli dalam melewati lawan nya di jalanan dan terlihat sangat lihai dalam mengendarai motor kesayangan nya itu yang membuat orang- orang disana antusias dan banyak perempuan yang meneriaki namanya sebagai bentuk dukungan terhadapnya.Tak lama setelah balapan dimulai, Altan akhirnya berhasil menjadi pemenang dan di sambut suka cita oleh teman- teman nya yang selalu mendukung dan menyemangati nya.
"Keren lo bro, sang juara arena balapan beturut- turut!" Ucap Radit bangga terhadap sahabat nya ini.
"Jelas, seorang Altan Sanjaya Putra dong!! Ketua kebanggaan Geng Arios!!" Teriak Galuh bangga.
Sedangkan Aksa hanya tersenyum dan mengulurkan tangan nya memberikan selamat kepada sahabat nya, "selamat bro atas keberhasilan ke sekian kalinya"
"Thank you" jawab Altan kepada sahabat sahabat nya.
"Ayo kita rayakan kembali kemenangan Arios!!! Lets go!!" Ucap Radit penuh semangat dan langsung mengendarai motor nya.
Kemudian Geng Arios pun langsung meninggalkan arena balapan dan mencari restoran yang menurut mereka pas untuk merayakan perayaan mereka.
Setibanya disana mereka pun memesan banyak makanan dan minuman untuk berpesta, mereka dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Namun raut wajah Aksa terlihat biasa saja tak seperti biasanya yang membuat teman- teman nya bertanya tanya.
"Lo kenapa?? Dari tadi gue lihat lo gak kaya biasanya Sa" Tanya Galuh penasaran dengan sikap sahabatnya itu.
"Gue udah pulang ke rumah!" Ucap Aksa dan santai.
"Lah bagus dong, lo udah gak musuhan lagi sama bokap lo???" Tanya Altan penasaran.
"Gue udah baikan sama bokap gue, akan tetapi sebagai balasannya gue harus nurutin apa perkataan bokap gue kedepan nya"
Semua orang tampak bingung dengan apa yang Aksa ucapkan, mereka tahu bahwa ayah nya Aksa sangatlah menentang Aksa untuk mengikuti geng motor sehingga membuat hubungan Aksa dan Ayah nya menjadi renggang akibat ketidak setujuan nya.
"Apa ini artinya lo ada kemungkinan ninggalin Arios???" Tanya Radit dengan serius.
"Mungkin iya, gue gak bisa selamanya bermusuhan sama Papa apalagi dengan sikap Papa yang tidak mau diganggu gugat. Gue cuman mau minta maaf kalau seandainya gue harus berhenti dari Arios, gue berhenti bukan berarti gue udah lupain kalian tapi ini demi kebaikan Papa" jawab nya dengan lesu tanpa menatap sahabatnya.
"Lo gak bisa keluar dari Arios dengan begitu aja!!!! Lo mau khinatin kita???" Ucap Galuh dengan emosi yang langsung di tenangkan oleh Radit.
"Lo gak bisa ngelarang Aksa segitunya Galuh!!! Bagaimanapun Aksa itu punya kewajiban sebagai seorang anak!!!" Ucap Radit menenangkan Galuh yang langsung emosi begitu saja.
"Bener kata Radit! Lo maupun kita gak bisa melarang Aksa, bagaimanapun juga Aksa di musuhin Papa nya itu karena demi kita. Masa kita mau halangi dia buat baikan lagi sama Papa nya???" Ucap Altan menengahi sahabatnya.
"Walaupun gue keluar dari Arios pun bagi gue kalian tetep sahabat gue, termasuk lo Galuh!! Gue juga bilang ini secara baik- baik sama kalian" ungkap Aksa kepada sahabat nya.
"Gue cuma belum rela kalau sahabat gue jadi menjauh apalagi kalau sampe lo malah pindah geng apalagi kalau lo masuk geng Ardefia!!" Ungkap Galuh.
"Hah geng Ardefia?? Lo kok mikir Aksa mau pindah ke geng Ardefia??? Kenapa lo bisa mikir kaya gitu???" Tanya Radit penasaran.
"Kalian belum tahu kan??? Sebenarnya keluarga Aksa punya hutang budi sama keluarga Larasati Abdillah" ungkap Galuh dengan tatapan sinis nya terhadap Aksa.
"Apa bener yang dikatakan Galuh???" Tanya Altan kepada Aksa.
"Iya, keluarga gue memang punya hutang budi sama keluarga Larasati Abdillah. Tapi gue baru tahu sekarang, dan gue juga gak ada niatan sama sekali buat masuk ke geng Ardefia. Semua ini murni keinginan Papa buat gue, gue memutuskan buat menjadi pewaris Pratama Grup sesuai kehendak Papa. Gue juga cerita ke Galuh masalah ini biar gak ada yang gue tutupin dari kalian semua" ucap Aksa menjelaskan kebenaran nya agar tidak ada kesalahpahaman diantara sahabatnya nanti.
"Gue paham apa yang Aksa rasakan, apalagi kita juga nantinya akan menjadi pewaris perusahaan keluarga kita. Gue izinin lo buat keluar dari Arios tapi gue mau lo jangan lupa sama kita kalau kita semua sahabat" jawab Altan dengan memberikan izin kepada sahabatnya untuk mengikuti kata hatinya.
"Oke gue juga gak bisa larang Aksa keluar dari Arios, tapi lo harus inget kalau kita sahabat jangan pernah lo lupain Arios yang jadi keluarga kedua bagi kita semua. Maaf" ucap Galuh mengulurkan tangan nya kepada Aksa yang disambut oleh Aksa.
Pada akhirnya mereka pun langsung berbaikan kembali dan bercanda tawa seperti sebelumnya.
"Oh iya katanya besok malam keluarga si Satya anak Geng Ardefia mau bikin acara ya mengundang keluarga kita? Apa perlu kita datang??" Tanya Radit memastikan.
"Harus lah! Kita kasih mereka kejutan" jawab Altan dengan seringai di wajahnya.
****
Ketika mereka telah berpesta mereka ingin segera pulang dari restoran tersebut, tapi mata Radit seperti melihat seseorang yang tak asing baginya namun terasa aneh juga baginya.
" eh tunggu- tunggu, kok gue kaya lihat si Haidar sih!!"
"Hah??? Haidar??? Mana??? Ada geng Ardefia???" Tanya Galuh memastikan apa yang dilihat sahabat nya itu.
"Tuh itu bukan nya si Haidar??? Tapi kok pakaian nya alim gitu sih???" Tunjuk Radit pada sosok yang dia lihat, namun tak terlihat oleh sahabat nya.
"Mana??? Lo bohong ya???" Tanya Aksa yang tak melihat sosok Haidar.
"Ayo ikutin gue". Radit berjalan kaki mengajak teman- teman nya untuk melihat sosok Haidar yang dia lihat.
Altan, Aksa dan Galuh pun mengikuti langkah Radit sampai mereka melihat sebuah Masjid yang tak jauh dari tempat mereka berpesta, ketika itu dia melihat sosok yang mirip Haidar itu tengah berbincang dengan seorang laki- laki yang mereka perkirakan seorang ustadz.
"Lah iya juga, itu si Haidar apa bukan?? Kok pakaian nya alim gitu?? Gak percaya gue itu Haidar" ucap Galuh tak percaya dengan mata nya karena selama ini yang dia tahu Haidar adalah ketua geng yang dikenal dingin dan tak mungkin bersikap alim seperti itu.
"Apa jangan- jangan itu saudara kembar nya Haidar yang dirumorkan itu ya??"
"Bener, kaya nya itu adik kembarnya Haidar!! Wajahnya mirip banget sama Haidar" ungkap Altan yang percaya tak percaya.
"Si Haidar pernah bilang kalau dia benci Altan, apa pernah lo Al hajar adiknya Haidar???" Tanya Aksa penasaran.
"Gue juga gak ngerti kenapa si Haidar benci banget sama gue, padahal gue juga awal ketemu si Haidar pas di Kampus. Tau kembaran nya aja baru sekarang"
"Apa jangan- jangan masalah cewek???" Ucap Galuh
"Gue gak pernah rebutan cewek orang, lo sendiri kan tau tiap ada cewek yang suka sama gue, gue tolak"
"Apa jangan- jangan.., gak mungkin selama ini gak pernah ada yang dekat dengan Hasna kecuali gue, Altan maupun Rana" ucap Radit dalam Hati.
"Apapun itu, pasti akan terungkap dengan sendirinya" ungkap Aksa memecah keheningan dan keheranan sahabatnya.
"Udah lah mending kita cabut, ngapain mikirin si Haidar. Yang penting kita tahu sesuatu tentang Haidar yang gak orang lain tahu" ucap Radit yang diangguki sahabat- sahabat nya, lalu mereka pun langsung pergi.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Putih Kita
Genç KurguTawa kian menggema terdengar di telinga, tawa dari seorang perempuan berhijab dengan senyuman manis. Kulit putihnya kontras dengan sinar matahari di kala pagi "Kenapa kamu suka dengan kertas putih?" tanya seseorang. "Kertas putih itu bersih tanpa n...