Part 6

41 17 5
                                    

Aksa datang ke sebuah rumah yang megah dan luas menggunakan motor kesayangannya, dia memarkirkan motor nya dan di sambut hangat oleh penjaga rumah itu yang telah mengenal Aksa sebagai tuan muda dirumah ini.

Aksa berjalan dengan santai sambil melihat isi rumah yang selama ini dia tinggalkan. Masih sama dan nyaman pikirnya, begitupun dengan barang barang disana yang selalu rapi, dan tak lupa dengan foto keluarga yang terdiri dari dirinya, Bunda dan Papa nya.

Sedangkan disisi lain, seorang wanita paru baya yang mengenakan hijab dan masih terlihat awet muda itu melihat seorang pemuda yang tengah memandangi foto keluarganya dan perawakan pemuda itu sangat tak asing baginya.

"Aksa?? Itu kamu nak??"

Aksa yang merasa namanya di panggil pun menoleh, dia melihat Bunda nya tengah menatap nya dengan penuh kerinduan. Dia pun langsung menghampiri sang ibunda dengan perasaan rindu dan langsung mencium tangan nya.

"Ya Bunda, ini Aksa. Anaknya Bunda Kartika" ucapnya dengan senyuman manis khas seorang Aksa.

"Ya Allah, kenapa kamu baru pulang nak?? Bunda kangen banget sama kamu!! Kamu baik- baik aja kan??? Makan kamu juga teratur kan??" Ucap Bunda nya dengan pertanyaan bertubi- tubi.

"Aksa baik- baik aja Bunda! Aksa juga makan teratur dan selalu jaga kesehatan Aksa di rumah Nenek" Jawabnya dengan penuh kelembutan.

"Andai waktu itu kamu nurut dan patuh sama Papa kamu, mungkin Papa gak akan usir kamu dari rumah. Sekarang kamu sudah berhenti dari geng motor kan, Aksa??"

"Bun, Aksa belum keluar dari geng motor yang selama ini Aksa ikuti"

"Kalau Papa tahu kamu belum keluar dari geng motor itu, tapi kamu malah pulang kerumah Bunda takut Papa kamu marah dan usir kamu lagi. Bukan nya Papa bilang sama kamu, kalau kamu belum keluar dari geng motor itu kamu akan terus di usir sama Papa" ucap sang bunda yang mengkhawatirkan anak semata wayang nya yang selama ini tidak tinggal bersamanya dan juga Papa nya, dia hanya bisa menitikan air mata di depan putra nya itu

"Aksa tau Bunda, Aksa datang kesini karena tahu konsekuensi nya. Dan Aksa akan turuti keinginan Papa asal Papa benar- benar mau bantuin Aksa. Lagian Aksa juga gak mau terus- terusan membangkang sama Papa dan buat Bunda sedih memikirkan Aksa" jawab Aksa kepada sang bunda dengan menyeka air mata sang bunda yang kini tengah menangis akibat dirinya yang datang walaupun dia masih mengikuti geng motor yang selama ini dilarang oleh ayah nya.

Bunda nya hanya tersenyum haru dengan sang anak yang ternyata masih memikirkan nya, dia kira ketika anaknya mengikuti geng motor dia akan menjadi anak yang berandalan dan tak menyayangi nya lagi sebagai seorang ibu. "Makasih ya Aksa, kamu masih sayang dan mikirin Bunda. Bunda kira kamu gak akan sayang lagi sama Bunda semenjak ikut geng motor" ucapnya terharu dan kembali menitikan air mata.

"Bunda, Aksa tetap sayang sama Bunda walaupun Aksa ikut geng motor tapi Aksa tetap ingat sama Bunda dan Papa, apalagi Aksa akan selalu menjaga nama baik keluarga kita.". Ucapnya meyakinkan Bunda nya agar tidak terlalu memikirkan diri nya.

"Aksa mau ketemu Papa dulu ya Bunda, ada hal perlu Aksa bicarakan sama Papa".

"Iya, temui Papa kamu dia ada diruang kerja nya saat ini. Walaupun Papa kamu keras ke kamu, tapi Papa tetap sayang sama kamu apalagi kalau dia tahu kamu datang dan mau menuruti keinginannya pasti dia sangat senang"

Aksa pun langsung datang menemui Papa nya yang sedang berada diruang kerja pribadinya, dia pun mengetuk pintu dan langsung masuk keruangan itu dan mengucapkan salam kepada Papa nya.

"Assallamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalaam" jawab sang Papa yang langsung melihat ke arah Aksa yang sedang menghampirinya.

"Tahu arah pulang juga kamu??? Duduk!" Ucap Papanya Aksa dengan tegas dan terus menatap putra semata wayang nya yang kini datang menemuinya.

Aksa pun yang mendapatkan perintah dari sang Papa pun hanya menuruti nya saja dan langsung duduk.

"Apa yang kamu inginkan sampai kamu datang langsung menemui Papa?? Papa dengar kamu juga belum keluar dari geng motor itu, kamu gak akan datang kalau ada yang di inginkan? Kamu pasti tahu apa konsekuensi datang menemui Papa kan???" Ucap Papa nya dengan nada sinis yang dia tunjukkan kepada putra yang selama ini membangkang kepada dirinya.

"Ucapan Papa semua benar, Aksa kesini datang menemui Papa karena ada hal yang Aksa inginkan. Dan Aksa juga tahu konsekuensi dari apa yang Aksa minta ke Papa" jawab Aksa dengan mantap hati tanpa ada keraguan dari setiap apa yang dia ucapkan.

Papa nya menatap Aksa dengan serius sembari melihat raut wajah sang anak dengan penuh keteguhan dengan apa yang dia ucapkan. " Papa sudah tahu apa yang ingin kamu minta, kamu minta informasi mengenai keluarga 'itu' kan??"

"Iya Pa, Aksa butuh informasi mengenai keluarga itu' secepatnya. Aksa pastikan akan menuruti keinginan Papa asal Papa mau mencari informasi yang Aksa minta"

"Kamu tahu Aksa?? Keluarga itu merupakan konglomerat yang kehidupannya privasi, dan ada hal yang harus kamu ketahui. Keluarga kita punya hutang budi kepada mereka ketika dulu perusahaan kita berada di ujung tanduk. Dan Papa tidak bisa mencari informasi itu sembarangan mengingat hutang budi kita kepada mereka, apa yang akan kamu berikan ke Papa jika Papa memberi informasi mereka???"

"Aksa akan keluar dari geng motor seperti yang Papa inginkan, Aksa juga akan menuruti keinginan Papa untuk mewarisi perusahaan kita nantinya"

"Bagus, jawaban ini yang Papa inginkan dari kamu. Selama ini kamu selalu menolak menjadi penerus perusahaan Papa sebagai pewaris tunggal Pratama Grup." Ucap nya dengan penuh kebanggaan pada putra nya yang selama ini enggan menjadi pewaris kekayaan yang dia miliki.

"Ingatlah Aksa, ketika kamu mengetahui informasi ini kamu harus menjaga rahasia dengan sangat rapat. Karena apa yang kamu ingin ketahui bisa menjadi ancaman bagi keluarga mereka maupun seseorang yang kamu cari sekarang ini. Dan ingat juga, jangan pernah memusuhi mereka apapun itu karena keluarga kita punya hutang budi seperti yang Papa katakan ke kamu. Untuk lebih rincinya, akan Papa jelaskan ke kamu di saat kamu mendapatkan apa yang kamu mau"

Aksa terlihat bingung dengan ucapan Papa nya, ada hal yang tidak bisa di cerna oleh otak nya. Namun dia yakin Papa nya pasti akan menjelaskan nanti seperti dengan yang apa beliau jelaskan.

Baginya mengetahui informasi yang dia inginkan sangatlah berharga.

"Apapun itu, demi mengetahui teka teki yang gue dapatkan semua akan gue lakuin demi menemukan jawaban yang guei inginkan." Ucap Aksa dalam hatinya.




Bersambung....

Kertas Putih KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang