•|Prolog|•

19 5 1
                                    

Di malam yang sunyi di mana angin berhembus kencang, di atas sebuah gedung yang kini sudah kosong. Berkumpul 5 orang pria yang sedang duduk.

"Kita harus merekrut anggota baru... Jangan lupa buat siapin bola test dan pil nya."

"Emang kita mau rekrut dari mana? Tempatnya si-"

"Kita bakal ngirim undangan perekrutan ke sana," potong salah satu pria yang sedang menyiapkan pesan undangan.

Semakin malam, semakin kencang angin yang berhembusan.

"Setelah guru lo pensiun dari jabatannya, Akhirnya yang bakal ngegantiin dia di posisi itu lo kan?"

Suara yang familiar ditelinga ke 5 pria itu membuat mereka langsung berdiri dan melihat ke arah suara itu berasal. Terlihat sosok dengan jaket hitam bergaris berwarna ungu, berdiri di pinggiran bangunan.

"Gua gak ada niat buat mulai peperangan ama lo..." ujar pria sembari menatap punggung sosok itu.

Sosok itu mendecih sembari menyeringai, "Kalau lo gak ada niat, harusnya sebelum lo ngelakuin hal itu lo tanya dulu ke gua... Gua juga yakin lo bukan orang bodoh yang gak mikirin konsekuensinya."

"Kalau kami gak ngelakuin hal itu, dia bisa aja kehilangan nyawa! Bukan dia aja! Bahkan orang lain juga bisa!" geram laki laki lain menatap sosok itu.

Sosok itu berbalik dan menatap 5 pria di hadapannya. Seringai nya memudar seketika.

"Apa peduli gua ama orang orang itu? Orang orang itu gak ada sangkut pautnya sama hidup gua."

"Lo egois tau gak?! Lo bakal santai aja gitu ngeliat yang lain sekarat dan mati secara perlahan?"

Sosok terdiam sejenak dan tertawa kencang tanpa memedulikan lawan bicara nya yang sedang serius bahkan memasang kuda kuda untuk berjaga jaga.

"Egois? Gua egois? Kalau gitu biar gua tunjukin ke egoisan gua. Lu cukup tunggu aja."

***

Between our IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang