•7| Pasar Malam •

14 4 34
                                    

"Yess nyampe ke pasar malem!!!" Maira terlihat senang mendapati bahwa dirinya sudah berada di pasar malam.

Alsaki tersenyum tipis melihat Maira yang kegirangan itu dan menepuk pelan kepala Maira, "Jangan keluyuran sana sini. Kalau mau kemana mana bilang. Jangan jadi anak ilang. Ngerti kan?"

Mendengar Alsaki yang berbicara seperti itu dengan senyuman membuat Maira agak merasakan ngeri dan hanya menganggukkan kepalanya itu.

'Entah mengapa rasanya kayak ada hati akang yang tersembuyi ya dibalik kata kata itu,' ujar Maira dalam batinnya.

Mereka berdua pun berjalan memasuki pasar malam di sana. Baru saja melangkah masuk, sudah ada hal yang menarik perhatian Maira.

"Kang mau beli bilor kang..." pinta Maira

Alsaki melihat ke sekitar hingga bola matanya menemukan gerobak bilor. Ia memandang Maira yang terlihat sangat memohon itu sampai sampai membuatnya menghela nafas dan melihat ke arah gerobak bilor.

'Dasar tukang bilor. Kenapa pake acara jualan disini sih?' batin Alsaki sedikit kesal.

"Baru juga nyampe, masa udah jajan lagi sih Mai?"

"Ya kan enak kalau jalan jalan sambil nyemil... Ayolah kang kita kesana dulu beli bilor..." bujuk Maira.

"Enggak."

"Ayo atuh kang."

"Enggak Mai... kalau mau, beli nya nanti pas udah ketemu Salsa biar bareng bareng."

Maira berdecak kesal karna tak dapat membeli bilor dan itu membuat Alsaki pasrah dan memberikan uang dengan nominal 10.000. Maira langsung mengambil uang itu dan membelanjakannya bilor.

"Dah puas?" tanya Alsaki melihat Maira dengan perasaan senang memakan bilor.

Maira mengangguk senang dan mengambil satu batang bilor dan menyuguhkannya kepada Alsaki, "Nih kang makan."

Alsaki mengambil bilor itu dan memakannya sembari berjalan jalan di sana.

10 menit telah berlalu dan bilor yang telah dibeli sudah habis. Kini mereka sedang duduk di kursi tepat bawah pohon. Alsaki membuka handphonenya sedangkan Maira hanya fokus melihat ke sekelilingnya hingga mata nya tertuju pada seorang perempuan. Maira langsung berdiri dan pergi ke arah perempuan itu.

"Teh Salsa!!!"

Maira berlari menghampiri gadis yang 2 tahun lebih tua dari dirinya itu dan langsung memeluknya.

"Ih maaf ya... Aku telat," ujar lembut Salsa pada Maira.

"Ga apa apa kok teh... Sekarang kan kita bisa jalan jalan bareng," sahut Maira dengan senyuman.

Salsa mengusap kepala Maira dengan gemas lalu melirik ke arah Alsaki. Alsaki memalingkan padangan nya ke arah yang lain.

"Udah lama ya nunggu nya?" tanya Salsa mendekati Alsaki yang sedang duduk di kursi.

"Enggak juga kok... Baru sekitar se per-empat jam doang," jawab Alsaki melihat ke arah Salsa.

Salsa sedikit mengerenyitkan keningnya, "Kok kamu keliatan kayak gak ada seneng senengnya sih liat pacar sendiri. Ya maap aja aku lama dateng."

Salsa, itu adalah nama gadis yang sedang berhadapan dengan Alsaki yang tak lain adalah kekasihnya atau bisa kita sebut juga pacarnya.

"Bu-bukan gitu sal... Gimana ya..."

Alsaki yang terlihat kebingungan untuk membalas ucapan Salsa dan ia hanya bisa menunjukkan rona merah di pipinya yang membuat Salsa tertawa senang karna bisa menjahili sang kekasih. Alsaki yang melihat tawa pacar nya itu hanya ikut tersenyum. Alsaki pun berdiri sambil menaruh handphone-nya di dalam saku celananya.

Between our IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang