•3| Tidak Kesengajaan •

12 5 27
                                    

"Maira! Kamu dari mana aja sih?" Taalia berlari mendekati Maira yang sedang bersama dengan Jinan.

"Lah? Orang dari tadi aku di sini bareng Jinan kok," sahut Maira cuek sambil membuka kotak makannya.

"Bantuin gue Mai... ulangan kemarin nilai gue kurang, sekarang ulangan perbaikkan-nya Mai."

"Semangat kalo gitu," ujar Maira dan Jinan bersamaan.

Maira dan Jinan pun mengambil suapan pertama bekal mereka. Mereka berdua hanya fokus memakan bekal nya tanpa memedulikan keberadaan Taalia saat ini.

"Bantuin kek," sungut Taalia sembari terus menerus membuka buku catatannya walaupun ia kurang paham dengan hal itu.

"Lho, kan tadi aku sama Mai udah ngasih bantuan secara batin dengan cara nyemangatin kamu," sahut Jinan setelah selesai mengunyah makanannya.

"Kagak ngaruh cok! Mending lo berdua bantuin gue belajar... Sisa satu jam lagi anjir," Taalia terus saja mencoba membujuk Maira dan Jinan yang masih mementingkan makanan mereka dari pada dirinya.

"Cok! Makannya entaran aja! Toh lagian udah jam pulang juga, nanti di basecamp juga makan."

Maira menelan makanannya dan tanpa basa basi Maira langsung memberi kejelasan, "Heh! Aku sama Jinan tuh dari jam istirahat tadi belum makan samsek (sama sekali). Otomatis sekarang makanan lebih penting dari pada anda ya..."

"Lah itu mah salah kalian yang ambis nugas buat beres hari ini. Padahal kan bisa di PR in..." ujar Taalia yang malah menyalahkan Maira dan Jinan.

Maira menaruh sendoknya dan mengambil HP nya. Ia menekan nekan layar HP nya hingga muncul suara yang sedang mencoba menelfon seseorang.

"Ini lagi anak satu... Malah teleponan bukannya bantuin temennya kek," gerutu Taalia kesal.

Panggilan telfon Maira pun akhirnya diangkat.

"Ya, halo Mai? Kenapa?" suara tak asing yang selalu berada di sekitar mereka bertiga adalah orang yang mengangkat telfon tersebut.

"Su-Suara ini... jangan bilang kalo itu..."

"Halo Maven... maaf ya diganggu waktu istirahatnya," Maira menyahuti Maven.

Rasa malu Taalia seketika meningkat sampai sampai ingin merebut HP milik Maira.

"Jinan tolongin aku bentar ya..." pinta Maira pada Jinan sambil berjalan menjauh.

Jinan yang mengerti kemana ini mengarah, langsung menahan Taalia dengan mengunci lengan Taalia dengan teknik kuncian.

"JI!!! Lepasin gua ji!!!" Taalia terus meronta ronta mencoba melepaskan diri dari Jinan namun hasilnya nihil.

'Njirr... Sejak kapan si Jinan bisa kek gini cok?!' batin Taalia bertanya tanya keheranan.

Jinan terus menahan Taalia tanpa melepaskan kunciannya sedikit pun.

'Bener... Walau mungkin kalah di tenaga, teknik ini cocok buat aku,' Jinan membatin senang atas pencapaiannya.

"LE-PAS-SIN AKU JINAN!"

Between our IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang