Butiran salju mulai turun dari langit, menari dengan gemulai di udara yang tenang. Mereka jatuh dengan lembut, seakan menyapu semua kegelapan dan kekhawatiran yang ada. Cahaya senja memantulkan warna keemasan pada setiap kristal salju yang melayang, menciptakan keindahan yang memukau. Itulah saat ketika musim dingin pertama memberikan sambutan, membawa pesona dan keajaiban kepada dunia yang kini terhanyut dalam suasana damai sore hari.
Yuna termenung menatap turunnya salju di balik jendela kedai kopi, seakan menikmati pemandangan indah yang kadang ia lewatkan setiap harinya. Entah saat musim dingin, musim semi atau musim-musim yang lainnya. Ia hanya tahu caranya bekerja keras karena harus membiayai kuliahnya sendiri dengan bekerja. Ibunya yang telah tiada, ayahnya yang sudah menikah lagi entah dimana, hanya bibinya satu-satunya keluarga yang ia punya saat ini. Meskipun bibinya tinggal jauh di luar negri bersama suaminya, tapi yang pasti ia selalu bertukar kabar dengan bibinya.
Ia tahu hidup sebatang kara adalah mimpi buruk bagi sebagian orang, tapi bagi Yuna ini adalah jalan hidup yang harus ia lalui agar bisa merasakan bahagia suatu saat nanti, iya benar! suatu saat nanti yang entah tidak tahu kapan akan ia rasakan.
Hari ini cukup melelahkan bagi Yuna, karena ia sudah bekerja sejak pagi hari. Beruntungnya ia masih bisa berisitirahat sore ini sambil memandangi salju di luar sana, kedai pun sudah tidak seramai pagi tadi. Kemudian Yuna melangkah mendekati meja kasir dan mencari lap kain untuk membersihkan meja, meskipun ini bukan tugasnya, tapi Yuna berinisiatif membantu meringankan beban temannya yang sama-sama kelelahan.
"Kau belum pulang?" Eunji yang baru saja datang langsung mendekati Yuna.
"aku menunggu mu datang" ucapnya tanpa berbalik menatap Eunji.
"hari ini ramai sekali ya?" Yuna hanya mengangguk perlahan dan kemudian memberikan lap kain kepada Eunji.
"sift ku sudah habis, aku akan pulang sekarang" ucap Yuna kemudian berlalu meninggalkan Eunji. Yuna mendekat ke arah lokernya dan kemudian menyimpan apron di dalamnya, tatapannya langsung terpaku pada paper bag yang berada di dalamnya dan kemudian ia terseyum sambil meraihnya. 'kuharap aku bisa mengatakannya langsung padanya hari ini' gumamnya dalam hati.
Sudah 3 minggu lamanya semenjak kejadian Scoups mengatakan menyukai Yuna waktu itu, setelah hari itu Scoups lebih menunjukan rasa sukanya tanpa rasa canggung. Pria itu selalu menanyakan kegiatan Yuna setiap harinya, mengajaknya jalan-jalan, atau melakukan panggilan video jika mereka tidak bisa bertemu karena Scoups yang sedang ada di luar kota, meskipun sampai saat ini Yuna tidak tahu pekerjaan seperti apa yang Scoups lakukan, gadis itu tidak akan menanyakannya sampai pria itu akan menceritakannya sendiri padanya. Yuna sangat menjaga privasi seseorang, ia tak mau di anggap ikut campur atau banyak tahu tentang kehidupan pribadi seseorang, meskipun jauh dalam hatinya ia sangat penasaran dengan kehidupan Scoups, pria baik juga tampan dan menggemaskan yang sudah berhasil mencuri hati Yuna.
"hai ... aku sudah selesai bekerja"
"aku segera sampai, mungkin sepuluh menit lagi"
"baiklah, hati-hati berkendara"
"hemm"
Setelah selesai melakukan panggilan telepon, Yuna langsung menyimpan kembali ponselnya pada tasnya, kedua tangannya menyatu sambil sesekali ia meniupnya karena merasakan hawa dingin di sekitarnya. Tak lama sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat Yuna berdiri, gadis itu langsung berlari ke arah mobil dan masuk ke dalamnya.
"Ini untukmu!" Yuna menyerahkan sebuah paper bag berisi kopi dan kudapan buatannya untuk Scoups.
"Terima kasih, mengapa tidak menunggu ku di dalam saja?" Scoups sedikit khawatir karena melihat Yuna dengan hidung dan pipi yang memerah karena terkena cuaca dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/365602131-288-k462997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side ✔️
Fiksi PenggemarScoups Seventeen, siapa yang tak kenal dengan leader satu ini. Ia di kenal dengan sosok yang tegas dan berwibawa di atas panggung. para anggota yang lain pun menghormatinya sebagai pemimpin. Karena jika ia sudah berucap para anggotanya yang lain ti...