PROLOG

137 23 40
                                    

Kita break dulu aja, deh, capek banget.

Aurora telah berulang kali melihat pesan masuk itu dengan terguncang. Berharap kekasih yang mengirim pesan melanjutkan pesannya dengan kata bercanda, tapi boong, atau bahkan april mop, seng.

Nyatanya itu terlihat mustahil karena sekarang ia berada di awal Mei dan pacarnya-yang bernama Iqbal-telah centang satu. Menandakan ia tak salah kirim pesan dan mematikan internetnya.

Derasnya hujan Ibu Kota Jakarta semakin membuat Aurora larut dengan isi pikiran. Jemarinya lemas melepaskan benda pipih berlogo apel keluaran terbaru. Tergeletak di lantai, akan tetapi pikirannya tak sadar dan masih memikirkan segala kemungkinan yang ada.

Apa salahnya? Kenapa tidak bertemu secara langsung? Apakah memang segampang itu kodrat seorang lelaki memutuskan komitmen yang dibangun dengan dua pihak?

Lima belas pesan terkirim, sepuluh telepon tak terjawab yang diantaranya terdapat telepon video tak membuat Rora berhenti meskipun hujan sesekali diiringi petir.

"Semuanya bersiap, ya! Kita panasin lagi pakai Batter Up!"

Rora tak mengindahkan seruan pelatih dance-nya. Ia segera melangkah kan kaki-nya menuju ke arah parkiran. Sebuah dari jutaan pikirannya seakan meminta ke sana.

Benar saja, vespa hijau lumut tak ada. Dia ... benar meninggalkannya. Sendiri. Tanpa penjelasan.

When Strawberry Meet Sandwich (Wattpad Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang