4.Sebuah Kejutan

314 30 3
                                    

Selamat membaca!!

Damian megernyitkan dahi kala tak menemukan benda kecil itu didalam tas kerja miliknya.

"Tunggu sebentar, sepertinya aku menjatuhkan flashdisk itu," ujar Damian dan melangkah pergi.

Keluar dari ruangan Adrian yang kini menatap dirinya bingung.

Dengan langkah cepat Damian keluar dari dalam gedung. Matanya menyisir setiap sudut area perkantoran mencari benda kecil itu.

Terdapat hal penting di dalam dan rencananya akan ia bahas hari ini bersama Adrian.

"Ck, sial! Aku menjatuhkan benda itu di mana?" gerutunya mulai frustasi.

"Permisi tuan, apa anda mencari ini?"

Hingga kehadiran seorang pria mengalihkan atensi pria dengan setelan jas formal itu.

Damian menatap pria di hadapanya dengan senyum mengembang, "Ah, ya itu milik ku!"

Damian tampak antusias saat melihat benda yang di sodorkan padanya.

"Saya menemukan benda ini di depan sana, sepertinya anda tidak sengaja menjatuhkan itu," arah pandangnya mengikuti arah telunjuk pria itu.

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan," sambungnya dan melangkah pergi.

Damian mengangguk sekilas lalu kembali memasuki gedung tinggi di hadapannya.

"Ini akan menjadi hari paling memalukan dalam hidupmu," Gumam Rania dari dalam mobil miliknya. Gadis itu tak benar-benar pergi saat Dante menyuruhnya pulang.

Di lain sisi. Damian memasuki ruang miting.

Di lihatnya para pegawai yang mulai memenuhi meja persegi panjang di hadapannya.

"Maaf membuat kalian menunggu."

Pria itu mulai memasangkan flashdisk ke laptop yang terhubung langsung dengan layar LED di depan sana.

Sepersekian detik suasana berubah.

Setelah vidio tak senonoh terpampang jelas dengan suara desahan mengringi kegiantan panas kedua manusia berbeda jenis kelamin itu. Mengejutkan seisi ruangan.

BRAK!

Suara gebrakan meja terdengar nyaring setelah Adrian mendaratkan tangan di sana dengan mata membulat kaget. "

"Brengsek! Kau ingin bermain main denganku bajingan!" bentaknya emosi.

"Tidak__"

Bugh! Bugh!

Bogeman mentah mendarat mulus tepat mengenai pelipis Damian setelah Adrian melayangkan tinjuanya.

Bruk!

Tak berselang lama tubuh Damian terpental menghantam tembok di belakangnya setelah di tendang dengan keras oleh Adrian.

"Bajingan!" geramnya tertahan.

Bugh!

Lagi-lagi ia melayangkan bogeman mentah mengenai pelipis Dante.

"Apa yang kalian lihat? Cepat keluar!" berangnya dengan rahang mengeras. Mengusir para pegawai.

Adrian menatap pria di bawahnya dengan tatapan membunuh sedangkan Damian sudah terkapar tak sadarkan diri setelah mendapat amukan bertubi-tubi darinya.

Dante menggeleng tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan sana.

"Apa yang kau lihat? cepat bereskan kekacauan ini, sialan!" amuknya tersulut emosi.

Tanpa kata Dante mematikan tayangan vidio serta. Kemudian memapah tubuh lemah Damian dan membawanya keluar dari ruangan.

HE'S DEVIL || RANIA DENHAAG (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang