23.Poros Tengah Hingga Tepian Jurang

19 1 0
                                    

Selamat membaca!!

"Sial meleset!" geram Adrian terdengar marah.

Sejak tadi tatapan pria itu tak pernah lepas dari sebuah mobil yang perlahan menjauh dari pekarangan mansion. Sekedar untuk memastikan siapa yang menyelamatkan Rania dari bidikan Dante.

"Berikan," rampas Adrian.

Tak lama suara tembakkan kembali terdengar untuk yang kedua kali. Namun lagi dan lagi meleset hingga mengenai salah satu penjaga yang berdiri tak jauh dari sana.

"Arghhh brengsek!"

"Tua bangka sialan! Kau rupanya," caci pria itu saat tatapan mereka bertubrukan langsung.

Adrian meremas senjata yang ia genggam saat menangkap tatapan remeh yang dilayangkan Selvi padanya. Sebelum benar-benar menghilang dari pandangan mata.

"Sudah sangat lama wanita itu menghilang dari pandanganku dan kini ia kembali ke permukaan!" gumam Adrian terkekeh.

Kemudian berjalan mendekati subuah mobil dan segera masuk.

Pria itu memacu kendaraan miliknya hendak mengejar mobil yang ditumpangi Rania beserta Selvi.
Meninggalkan Dante di depan halaman mansion.

Sebisa mungkin untuk mengejar mobil di depan sana yang terlihat semakin jauh.

Namun setelah beberapa saat tertinggal di belakang. Akhirnya ia mampu mendekati mobil yang Rania tumpangi.

Adrian menggeram singkat. Sejurus kemudian menghantamkan bagian depan mobilnya ke bagian belakang mobil Rania.

Mengakibatkan mobil gadis itu terdorong kedepan dan menabrak pembatas jalan.

Satu hal yang mampu memicu kepanikkan Rania.

"Ayo lebih cepat lagi!" desak Rania setelah beberapa saat terdiam. Sembari menolehkan kepala ke belakang.

Terlihat sebuah mobil berwarna hitam masih terus berusaha mendorong mereka ke arah samping kanan. Dimana terdapat jurang di bawah sana.

Hingga beberapa saat ia kembali merasakan mobil kembali bergeser kekanan setelah mendapat hantaman yang cukup kuat.

Tak ingin mengambil resiko. Rania berpindah ke kursi depan dan mengambil alih kemudi mobil.

Sekuat mungkin Rania mengendalikan laju mobil yang perlahan terdorong masuk kedalam jurang.

"Tidak untuk sekarang, Aku mohon!" erang Rania terus berusaha memundurkan badan mobil agar tak semakin jauh darih poros tengah.

Brak!

"Tolong bantu Aku," mohon gadis itu hampir putus asah.

Sampai suara tembakkan terdengar memekakan telinga dari jok belakang yang mampu menghentikan dorongan. Membuat Rania bisa bernafas legah.

Menginjak pedal gas serta membanting kemudi mobil kearah kiri lalu meninggalkan tempat itu dengan rasa terkejut dan berdebar secara bersamaan.

Hampir saja.

Hampir saja mereka jatuh dan berakhir mengenaskan di bawah sana.

Tangan pucat Rania bergetar hebat disertai keringat dingin yang membasahi sebagian tubuh gadis itu hingga telapak tangan.

Ditambah lagi dengan rasa panas yang menjalar akibat dari detak jantung tak beraturan dan terik matahari.

Membuat gadis berambut sebahu itu Menghentikan mobil secara tiba-tiba dan berteriak marah.

Dengan rasa tak sabaran Rania keluar dari dalam dan membanting pintu itu kencang. Mengabaikan keberadaan Selvi di dalam sana.

Butuh beberapa menit sampai ia merasa tenang. Barulah kembali masuk ke dalam. Duduk berdampingan dengan Seorang wanita yang kini metapa penuh ibah padanya.

HE'S DEVIL || RANIA DENHAAG (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang