TC | 34 - Kerja Sama?

863 38 34
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

•••

"Saya memang mencintai dia, tapi saya bukan kamu yang dengan senangnya merusak kebahagiaan orang yang kamu cintai."
—Arkana Wildan Pratama—

"—Arkana Wildan Pratama—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Di dalam sebuah mobil Audi RS 7 warna merah, seorang perempuan dengan rambut pirang yang cukup panjang terus tersenyum senang. Bak orang yang baru saja mendapat durian runtuh, penuh keberuntungan. Kira-kira apa yang membuatnya begitu senang.

Setelah sampai di tujuan, perempuan itu turun dari mobil mewahnya itu. Ia melepas kacamata yang sedari tadi ia pakai dan mengibaskan rambutnya ke belakang.

Ia melihat sejenak sekelilingnya.

“Rangga, I'm back.” Ucapnya percaya diri.

Ia melangkahkan kakinya menuju pintu rumah yang ada di hadapannya. Rumah yang seharusnya menjadi rumahnya. Rumah dimana seharusnya ia yang menjadi Nyonya-nya. Bukan perempuan lain.

Kemudian ia menekan bel rumah tersebut.

Ting tong

Kedua insan yang ada di dalam rumah itu terdiam dari aktivitas sarapan mereka.

“Siapa ya?” Tanya salah satu dari mereka, tak lain adalah Rangga.

“Nggak tahu.” Jawab Rania yang sebetulnya juga penasaran.

Rania bangun dari duduknya hendak membuka pintu rumah.

“Biar Mbak aja Non.” Ucap Mbak Nina tiba-tiba muncul.

“Nggak papa Mbak, biar Rania aja. Mbak lanjut kerjaan mbak aja.” Ucap Rania kemudian berjalan ke arah pintu utama.

Pikirannya sedari tadi tak bisa dikontrol. Entah kenapa perasaanya menjadi tak enak.

Kini, Rania tiba di depan pintu utama. Rania mencoba mengintip sebentar melalui jendela, tetapi tak terlihat dengan jelas. Akhirnya ia membuka kedua pintu itu.

“Hai Rania.” Ucap perempuan itu ramah.

Deg!

Rania terkejut menatap kehadiran perempuan itu. Perempuan yang sudah cukup lama tak ia lihat. Bahkan sempat ia anggap tak akan muncul lagi di kehidupannya. Namun sekarang, perempuan itu Kemabli menampakkan batang hidungnya dengan ekspresi seolah mereka tak pernah saling memusuhi.

Takdir Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang