TC | 08 - Membuatnya Jatuh Cinta

1K 40 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

⋇⋆✦⋆⋇

"Ku buka pintu hatimu dengan Al-Fatihah, hingga terguncang Al-Zalzalah. Karena aku tahu hatimu tak sekeras Al-Hadid, melainkan selembut Ar-Rahman."
-hijabgirl-

~•~

Di malam harinya…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam harinya…

Kali ini Rania kembali lagi mengulangi hal yang sama seperti tadi pagi dan kemarin malam. Bahkan tadi pagi ia juga mencuci pakaian Rangga dan menjalankan semua pekerjaan rumah. Ia tak ada kapok-kapoknya melanggar permintaan Rangga yang konyol itu.

Rania tak peduli jika nanti Rangga akan marah lagi. Yang ingin ia lakukan sekarang hanyalah menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Seperti yang sudah diingatkan Ayah dan Bukde kepadanya.

“Semoga aja Rangga suka.” Harapnya sedikit yakin.

Beberapa saat kemudian, yang ditunggu-tunggu pun datang.

“Assalamualaikum.”

“Wa’alaikum salam.”

Rania berjalan ke arah Rangga dan hendak menyalami nya. Namun, Rangga menarik tangannya seolah enggan disalami Rania.

“Lo masak lagi?!” Sentaknya.

“Iya.” Jawab Rania santai.

Ia tak takut lagi akan amarah lelaki itu.

“Lo tuh kenapa sih?! Keras kepala banget kalo dibilangin. Berapa kali lagi gue harus bilang. Jangan masak, jangan lakuin kewajiban lo! Lo denger nggak sih?!”

“Memangnya kenapa?! Apa aku salah kalau aku ingin menjalankan kewajiban aku?” Tanya Rania dengan nada naik satu oktaf.

“Lo bentak gue?!”

“Enggak, aku cuma mau bilang, ini kewajiban aku dan aku akan tetap melakukannya.” Tegas Rania.

“Dasar keras kepala!” Bentak Rangga dengan tatapan tajamnya ke Rania.

“Aku nggak minta banyak dari kamu. Aku cuma ingin menjalankan kewajiban aku sebagai seorang istri selayaknya istri-istri pada umumnya. Apa aku salah?”

“Iya salah! Karna gue nggak pernah nyuruh Lo untuk itu! Lo nggak perlu jadi istri yang baik buat gue! Gue nggak butuh itu dan gue nggak mau ada hutang budi sama lo.”

“Hutang budi? Aku sama sekali nggak berharap itu dari kamu. Aku ikhlas melakukan semua ini, Lillahi Ta’ala.” Ucap Rania tulus.

“Yakin? Bukannya karena lo pengen dianggap sebagai istri yang baik sama keluarga gue? Iya kan?” Tanya Rangga sinis.

“Apa maksud kamu? Aku beneran ikhlas. Enggak maksud lain.”

“Alah. Gue nggak percaya! Jadi stop berbuat baik ke gue. Gue nggak butuh itu!”

Takdir Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang