13. Om Fiko untuk Buna

2 1 0
                                    

Setelah luka, Tuhan memberi kebahagiaan tiada tara

*
TANDAI TYPO, PLEASE.
*
TULUS - INTERAKSI🎶
*
🍟

"Kak, makasih udah bareng Asha, ya. Asha nggak tahu gimana cara balas kebaikan kakak." Asha dengan kebayanya menggenggam jemari Daffa, hari ini adalah hari ketulusan Asha dari menengah atas.

"Sama-sama, Sayang, harusnya aku yang makasih. Karena si cantik ini sudah berani bertahan sama laki-laki yang dulu menganggapnya sepele. Makasih, ya, Sha."

"Aduuhh, anak Mama cantik banget, udah cocok pake gaun pernikahan kalo kayak gini. Kayak princess."

"Ceweknya Daffa pasti cantik, Ma." Sahut laki-laki dengan kemeja batik yang sedari tadi tidak kehilangan senyumannya. Daffa gemas dengan tingkah Asha, ditambah hari ini gadisnya itu berpoles make up yang membuat kecantikannya bertambah berkala lipat.

"Kalo gini besok Mama bawa Papa Duta juga, ya. Mau lamar kamu, nggak sabar lihat kamu pake gaun, Sha." Mama satu ini tidak beda jauh dari putranya, selalu saja diluar prediksi saat berbicara.

"Ma, Asha masih kecil."

"Nggak apa-apa, masih gemes, nanti kalo di embat orang malah Mama yang repot. Ya, sayang, besok kita ke rumah Asha."

Daffa mengangguk antusias, meski dalam hatinya bertanya, ini beneran omongannya Mama?

Haura, wanita itu berdiri berdampingan di sebelah laki-laki yang sebentar lagi menjadi suaminya. Fiko akan menikahi Haura dalam waktu dekat.

Awalnya banyak pertimbangan yang Haura pikirkan, mulai dari usia, status, dan keadaan dirinya. Usianya sudah tiga puluh tujuh, statusnya seorang janda, dan dirinya bukan seorang yang bergelimang harta. Rasanya sedikit tidak pantas untuk Fiko yang notabene adalah bos beverage ternama. Juga Fiko yang seorang pemilik rumah sakit besar di kota ini.

Haura sadar diri, tapi nyatanya Fiko tetaplah Fiko yang dulu dikenalnya semasa SMA. Laki-laki dengan seribu kejutan yang ternyata menyimpan lara usai ditinggal menikah lagi oleh istrinya, bersama seorang putri kecil yang cantik bernama Dara. Fiko juga seorang single parents seperti Haura.

Hingga malam itu, di tengah-tengah Daffa dan Asha, Haura memantapkan hatinya menerima pinangan Fiko. "Asha sudah setuju, Daffa juga mendukung penuh, jadi saya menerima pinangan Mas Fiko. Terimakasih sudah hadir ditengah-tengah kita, semoga semuanya menjadi kebaikan bersama."

"Bunaa, Asha kecilnya Buna udah lulus SMA, Asha udah gede, Buna." Asha memeluk Bunanya sendu, dia sudah membanggakan sang ibu dengan nilai yang sangat memuaskan, membawa Haura ke atas panggung dan menerima penghargaan adalah impian Asha sejak lama. Dan semuanya terwujud di hari ini.

"Asha masih anak-anak buat Buna, Asha hebat, Buna bangga banget sama Asha."

"Kak, ini dari Dara, ya." Anak perempuan berusia sembilan tahun mengulurkan dua buket, bunga mawar merah dan uang merah yang tertata rapi.

"Makasih banyak, Dara. Cantik banget, kakak suka, makasih, ya." Asha memeluk Dara yang tingginya hampir sama dengannya. Kalo kata Daffa Asha itu pendek.

"Selamat, ya, Nak. Om bangga sama kamu."

Asha mengangguk, memeluk erat ibunya yang menangis haru sedari tadi. Selama ini, ia bertahan bersama Asha dengan bulir keringat yang tidak sedikit. Haura berhasil membesarkan anaknya sampai lulus SMA, seorang diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMESTABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang