3. Asha dan Asing

4 2 0
                                    

Meniti untuk meneliti apa yang salah dibelakang.
_Varsha Anandhira

*

VIRGOUN - SAAT KAU TELAH MENGERTI🎶

*
TANDAI TYPO, PLEASE.
*

"Asha, kok kamu lupa ngerjain, sih?" tanya Billa pada Asha yang tengah berkutik dengan bukunya, tanpa menoleh sekalipun diprotes Billa berkali-kali.

"Kamu semalem habis begadang sama siapa, Sha? Kok matanya sembab gitu? Hayo, Asha udah nggak polos." Tuduh Billa pada Asha, awalnya untuk mengalihkan perhatian Asha, tapi tetap saja gadis itu tidak menggubrisnya.

"Rendra, lihat cewek kamu, nih, diem aja ditanya. Lagi sedih kayaknya," ujar Billa memberitahu Rendra- cowok yang katanya menyukai Asha.

"Udah biarin aja, moodnya lagi jelek jangan digangguin." Balas Rendra ringan.

"Cowok cewek sama aja," gerutu Billa. "Hanaaa!!" Billa beralih pada Hana yang sibuk bermain ular tangga bersama yang lain.

"Apa, sih, Bil? Daritadi ngoceh aja terus."

"Bantuin bahasa Inggris aku, dong, nanti pulang sekolah di kumpulin."

"Loh, sekelas udah ngumpulin, Bil. Kamu juga berangkat kok pas itu." Kata Risa pada Billa yang hampir menangis karena tidak ada mau membantunya. Juga ingin mengakhiri drama Billa yang baru saja di mulai.

"Tapi, tadi aku tanya Asha, dia lagi ngerjain bahasa Inggris."

"Dasar pikun!" lirih Hana.

"Ck, kan, bisa aja Asha lagi ngerangkum atau ngerjain bab selanjutnya. Udah, deh, nggak usah rempong, gitu aja mau nangis."

Billa itu yang paling feminim di kelas, juga paling cantik. Minus dari Billa adalah orangnya plin-plan, gampang nangis, kekanak-kanakan, tukang ngadu.

"Jeon, pacar kamu tolong di amankan, kita mau main uler-uleran, nih."

Jeon yang merasa terpanggil namanya lantas menggandeng tangan Billa, mengajaknya makan di kantin karena tadi pagi belum sempat sarapan.

"Jeon, kenapa mau jadi pacarnya Billa?" tanya Billa dengan wajah bersemu merah.

"Karena? Lo, karena itu lo."

Asha meringis mendengar penuturan Jeon didepan pintu kelas, jangan lupakan matanya yang menatap dalam Billa yang tersipu malu.

"Kenapa, Sha? Kepala kamu pusing?" tanya Rendra saat mendengar desisan Asha, bahkan laki-laki itu sudah mendekat pada Asha.

Asha hanya menggeleng. Kak, Asha kangen.

_SMSTB-

"Gimana sekolahnya hari ini?" tanya Rendra. Mereka baru saja sampai di depan rumah Asha. Sejujurnya, Asha tidak ingin merepotkan Rendra, tapi tamu bulanannya yang datang tiba-tiba mengharuskan Asha untuk segera pulang. Jika menunggu BRT tentu akan lama.

Asha mengangguk tersenyum kecil, "seru, kok, Ren. Makasih, ya, udah anterin Asha."

Rendra balas mengangguk, tangannya terulur untuk mengusap kepala Asha yang tertutup hijabnya. "Sana, gih, masuk, keburu merah semua."

SEMESTABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang