10 - Ceraikan dia, Shawn!

88 19 27
                                    

Saat mereka sampai di rumah, Bu Anita sudah duduk di ruang tamu dengan sorotan mata yang menyala. Tanpa basa-basi ditamparnya Leticia yang pucat.

"Mama!" cetus Shawn kaget.

"Kau pendusta!" semprot Bu Anita. "Kau kelabui anakku. Kau bohongi aku! Dan apa kau sudah mengatakan pada Moon tentang kau yang sebenarnya? Oh jangan sampai! Bisa-bisa dia malu!" Bu Anita menoleh pada Shawn. "Kau juga! Kenapa kau tampak membelanya? Apa kau terima ditipu anak pembantu ini, Shawn?! Oh kau! Berapa lama kau sudah mengetahui hal ini?"

"Sama dengan Mama. Baru saja."

"Dan kau tidak masalah?!"

"Aku tidak mau membahasnya. Sekarang aku mau antar Leticia ke kamar. Dia baru saja pulang dari rumah sakit."

"Ah, paling pura-pura! Takut dipenjara, iya kan?!"

"Bagaimana kita bisa menuntutnya kalau dia tidak salah secara hukum?"

"Tidak salah? Dia bukan anaknya Pak Aswendi, Shawn!"

"Kalau ada yang harus disalahkan, yaitu kita. Kita yang tidak menyelidikinya dengan baik."

"Salah kita?" Kini Bu Anita memukul-mukul lengan anaknya dengan gemas. "Itu sama saja menyebut kita bodoh, Shawn! Oh... oh... bagaimana bisa kau menjadi pemimpin perusahaan keluarga kalau kau naif seperti ini, Shawn?"

"Ma, kami sudah telanjur menikah. Sampai punya anak juga. Mama mau semarah apa tidak mengubah status kami."

Telanjur, ulang Leticia pedih. Tidak, aku tidak boleh sakit hati. Memang itu kata yang tepat bagi Shawn. Dia telanjur menikahi perempuan yang di luar harapannya!

Berat hati Bu Anita menarik napas. "Tidak ada. Tidak ada yang bisa Mama lakukan selain Mama berharap perempuan ini mati!"

"Mama!" tegur Shawn marah.

"Ini adalah penghinaan untuk keluarga kita, Shawn! Mama tidak sudi punya menantu penipu dan yang asal-usulnya tidak jelas!" Bu Anita menatap Leticia tajam. "Matilah! Agar anakku bisa punya kesempatan untuk bersama perempuan yang lebih pantas untuknya. Agar Moonlight bisa punya ibu yang lebih baik daripada engkau!"

"Ma, ucapan adalah doa untuk diri sendiri." Shawn mengingatkan.

"Jangan menasihati ibumu! Kau sama saja menjengkelkannya dengan perempuan ini! Hey, Leticia, ayo jawab. Berani tidak kau ngomong sama saya?!"

"Maaf, Ma," kata Leticia menyesal.

"Maaf, maaf! Tidak ada gunanya!" Napas Bu Anita tersengal-sengal. "Sudah, Mama mau pulang. Jangan temui Mama kalau kau tidak mengakhiri pernikahanmu dengan perempuan ini, Shawn!"

"Kami tidak akan bercerai," kata Shawn tegas.

"Oh tentu saja tidak. Sekarang."

"Apa maksud Mama?"

"Suatu hari kau akan terbangun dan merasa jijik melihat wajahnya. Kau akan sadar bahwa bukan dia yang kau butuhkan untuk menjadi pendampingmu, apalagi ibu anakmu!"

Shawn berusaha menenangkan Leticia. Diberitahunya Leticia bahwa yang dikatakan ibu Shawn tidak akan terjadi.

Pria itu memandang Leticia dengan tatapan sedih. "Mami, maaf ya, pipi Mami pasti sakit. Andai saja Papi bisa menahan mamanya Papi, tapi mau bagaimana lagi, namanya juga ibu... Papi nggak berani sama Mama juga, Mami. Kayak tadi saja Papi merasa bersalaaah banget ngejawab mama Papi begitu. Maafkan mamanya Papi ya, Mami? Ya?"

Dalam hati Leticia bertanya-tanya. Benarkah Shawn sebaik ini? Apakah betul dia menerima Leticia setelah sekian lama Leticia menyimpan hal yang sangat penting dari pria itu? Apakah ini hanya penebusan kesalahan Shawn? Apakah ada juga hal yang ditutupi oleh Shawn?

Stay With Me, Tish #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang