24 - Use your heart

83 27 16
                                    

"Toh akhirnya sama saja!"

"Tidak sama saja, Tish."

"Tidak sama saja bagaimana? Kan tetap pisah juga!"

"Ya tidak sama. Kalau kau pergi tiba-tiba dari Moon, anak kita akan sedih, dan bahkan bisa membencimu," jelas Shawn. "Kita... pelan-pelan saja. Jangan terlalu cepat memberikan perubahan yang drastis untuk anak kita."

"Benarkah alasannya hanya karena Moon, Shawn?" Leticia menatap pria itu tajam. "Bukan karena kau takut kakakku menarik proyek-proyeknya darimu?"

"Oh, kau sudah tahu ya soal itu," sahut Shawn, lalu tersenyum masam.

"Ya jelas tahu! Kakakku kasih proyek-proyek itu sebagai tanda terima kasih untukmu sebab kau menerima aku! Nah, kenyataannya kan tidak! Jadi menurutku kau tidak seharusnya.."

"Tish, Tish!" Shawn menarik tangan Leticia. Digenggamnya kuat sekali. "Aku sudah kontak vendor-vendorku untuk proyek-proyek dari kakakmu itu! Janganlah kau campuradukan pekerjaan dengan urusan pribadi!"

"Kenapa sih kau, Shawn?"

"Kenapa apa maksudmu?"

"Kenapa kau jadi pria yang menjengkelkan sekali! Kenapa kau tidak bisa..."

Tidak bisa seperti Fabian, keluh Leticia dalam hati. Kenapa kau tidak bisa setulus dia? Kenapa kau tidak bisa menyayangi aku sebagai aku yang apa adanya? Kenapa kau bertahan denganku demi anak kita - ah naif sekali - Moon bukan pertimbanganmu untuk tetap bersamaku! Malah sebaliknya, kau usir aku agar anakku tidak punya macam aku ini! Kenapa, Shawn, kenapa kau malah menahanku karena kerjasama bisnis antara kau dan dengan perusahaan keluarga Pak Aswendi?! Kenapa.... Oh! Kenapa aku tidak bisa menyemprot apa yang ada di hatiku ke mukanya? Ya ya ya... sebab aku tahu, dia tidak peduli dengan apa yang kurasakan!

"Tish?" tegur Shawn.

"Aku benci melihatmu!"

"Oh, benci adalah kata yang berlebihan, tidakkah kau berpikir begitu?"

"Tidak! Aku benci, sebab kenapa kau harus setampan ini, setidakpunya hati ini...," gerutu Leticia kesal.

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu tentangku? Kau juga tidak punya hati. Kau saja bisa, Tish, mendustaiku untuk waktu.. berapa lama? Oh, tidak sebentar kan, Tish?"

"Aku berdusta karena aku mencintai engkau."

"Cinta macam apa yang diselimuti dusta, Tish?"

"Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu kenapa aku bicara cinta seperti ini," sahut Leticia pelan. "Jangan ganggu aku. Aku akan tetap pergi."

"Jangan gegabah."

"Aku akan pergi setelah kujelaskan semuanya pada mamamu," tegas Leticia. "Dan aku tak usah khawatir pada Moon. Aku yakin, mamamu punya cara agar Moon tidak sedih dengan kepergianku!"

"Tish."

"Apa lagi?"

"Bukan hanya Moon yang perlu terbiasa dengan ketiadaanmu. Aku pun juga."

"Aku ragu. Kau takkan kenapa-napa begitu aku meninggalkanmu. Kau punya Renaya."

"Tish, kalau kau pergi malam ini, di mana kau akan tidur? Di mana kau akan tinggal, Tish? Tish, pergi pun butuh persiapan. Kau kan juga..." Shawn diam, menghela napas. "Perlu terbiasa hidup tanpa Moon. Ambillah waktu sebanyak yang kau punya untuk bersama anak kita."

"Mengapa kau yakin sekali hak asuhnya jatuh padamu setelah kita berpisah? Kau kan tidak baik-baik amat. Kau selingkuh!"

"Tish, jangan tutup matamu, terlepas dari kekuranganku, kaulah yang lebih kurang! Kau membohongi suamimu tentang siapa kau sebenarnya. Secara finansial? Oh, Tish, aku tak perlu menjelaskan, kan?"

Stay With Me, Tish #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang