6

102 11 0
                                    

"(Name) chan...." sedih Shinichiro melihat keadaan istrinya yang masih merengut sebal. Ternyata (Name) itu mood swing banget.....

Semua ini salah Takeomi!
Tapi, darimana (Name) dapat uang sebanyak itu?!

"Aku menang taruhan..." jawab (Name) seolah bisa membaca pikiran Shinichiro.

"Hah...?"

"Oh ayolah Shin, orang waras mana yang mau membeli vas bunga itu? Yahh paling hanya orang kaya sih..." ucap (name) memutar bola matanya malas.

Sebenarnya dia tak bis marah, hanya kesal saja. Kenapa tak ada yang mau mengakui kesalahannya sih? Setidaknya (Name) tak kepikiran terus menerus. Sejauh ini, perilaku Takeomi bersaudara sangat sus jika tak sengaja bertatap muka. Mereka langsung mengalihkan pandangan mereka. Seolah-olah....

"Ahh tak mungkin..." gumamnya menggelengkan kepalanya terkekeh geli. Tapi kalau benar bagaimana?!

"Gak mungkin..." gumamnya lagi, membuat Shinichiro menatap dirinu dengan gemas. Melihat (Name) berpikir sambil menggeleng kan kepalanya saat menemukan jawaban yang langsung ditepis. Tiba-tiba tersenyum, sungguh istrinya itu lucu.

Bulol sih lu!!
Coba kalo enggak, pasti (Name) diantar ke rsj.

Berpikir keras untuk menemukan jawabannya, (Name) tersentak dan membuk kedua matanya tatkala merasakan dinginnya kulit mengusap pipinya.

Shinichiro, memegang kedua pipinya dan dengan gerakan cepat dia menempelkan bibirnya ke bibir sang istri. Terkejut? Jangan tanya...

(Name) memerah, wajahnya seperti tomat.

"A-Apa yang kau lakukan?" tanya (Name) tak menatap Shinichiro.

Shinichiro lantas menempelkan dahinya dan dahi (Name).

"Jangan dipikirkan, doakan saja agar pelakunya ken azab" ucap Shinichiro meyakinkan. Secara tidak langsung dia memng berharap Takeomi kena azab sih.

"Itu terlalu kejam. Tapi, boleh juga" jawab ceria (Name), tanpa babibu lagi dia segera mengatupkan kedua tangannya seperti berdoa.

"Ya Tuhan, jika pelakunya tak mau mengakui kesalahannya. Tolong berikan balasan yang setimpal" doa nya.

Entah kenapa Shinichiro merinding disko. Seolah-olah doa (Name) akan dijabah tak lama lagi.

______________________________________________

Kini usia kandungan (Name) makin bertambah. 7 bulan dan perutnya makin membesar dan jangan lupa kalau pinggangnya selalu pegal setiap saat 😁.

"(Name) neechan! D-diaa bergerak!?!!" pekik Manjiro dan Emma terkejut.

Mereka berdua sedang gabut karena tak ada kegiatan lain, dan melihat (Name) yang duduk santai di salah sati kursi di ruang tamu.

"Neechan... Apa kami boleh mengelus perut Neechan?" tanya Emma saambil memilin jarinya gugup.

Melihat Emma yang seperti itu membuat senyum (Name) lngsung mengembang begitu saja. Hatinya terlalu lemah jika dihadapkan dengan bocil lucu. Tapi beda cerita kalau ad bocah non attitude...

"Tentu saja boleh~" jawabnya dengan senyuman lembut.

Mendapat jawabannya, mereka berdua sontak meletakkan tangan mereka di perut (Name). Disaat sedang mengelus, mereka dikejutkan dengan gerakan sesuatu di perut Neechan nya!

Meringis sedikit, (Name) lama-lama mulai terbiasa dengan gerakan anak diperutnya itu. Dia sungguh senang, tak lama lagi dia bisa memegang tangannya. Pasti akan sngat mungil kan? (Name) sudah tak sabar menunggunya.....

"Hahaha itu tandanya dia menyukai kalian berdua" ucapnya membuat Manjiro dan Emma tersentak dan menatap (Name) dengan sumringah.

"Kalau begitu, aku akan melindunginya hingga titik darah penghabisan!" seru semangat Mikey.

"A-Aku akan membuatkan makanan terenk jik dia sudah lahir!" pekik Emma.

Ahhh~

Melihat mereka membuat (Name) tersenyum senang. Semua hal yang terjadi entah itu hal positif maupun negatif, selalu dihadapi dengan baik.



.
..
...

"Hadiah?" alis (Name) terangkat menatap bingung Shinichiro.

Tak terasa ternyata sudah dua bulan waktu berlalu, (name) teringat bahwa hari ulang tahun Mikey sudah dapat dihitung hari.

"Sayang.... Jangan bilang kau melupakan ulang tahun Mikey?!" ucap Shinichiro pura-pura terkejut bahkan kedua tangannya menutup mulutnya. Sunguh akting yang bgus...

"Bukan begitu maksudku!" jawab (Name) sebal.

"Aku bercanda kok~" sahut Shinichiro sambil mengusap rambut (Name) pelan. Hingga netranya melihat sebuah motor asing dibengkel Shinichiro.

"Jangan bilang itu hadiahnya?"

"Benar! Menurutmu dia akan suka tidak?" tanya Shinichiro menggaruk pipinya tak gatal.

"Apapun hadiahnya, jika itu darimu Mikey mana mungkin menolaknya"

"3 hari lagi kan?"

Mengangguk, Shinichiro lantas mengajak (Name) untuk masuk ke kamar di bengkel itu.

"Akh...!" pekik (Name).

Ternyata, ini sudah waktunya dia lahiran....
Shinichiro syok dan langsung membawanya me rumah sakit. Mereka ditemani oleh Takeomi, Wakasa dan tak lupa kakek. Jangan lupakan sepuh gesss, kualatn nanti.

Dengan khawatir, Shinichiro berdoa dalam hati berharap keselamatan untuk keduanya. Siapa sangka ternyata Shinichiro meremas tangan Wakasa dengan erat tak melihat ekspresi jelek di wajah Wakasa.

"Babi! Sakit anj!" sewot Wakasa dan dihadiahi pukulan ringan dikepalanya dengan tongkat sakti kakek.

"Dilarang berkata kasar" peringat Takeomi.

"Tapi dia terlalu lebai! Maksudku, setidaknya jangan remas tanganku sekuat ini! Tanganku letoy woi!" sungut Wakasa.

Di lapak ini Wakasa gk ada harga dirinya.
bye....

Setelah menunggu waktu, akhirnya terdengsr suara bayi dari dalam ruangan. Tak terasa Shinichiro mengeluarkan air matanya haru, bahkan kakek juga.

Ckckck siapa sangka akhirnya sepuh kita punya buyut awowkwkwkw. Walaupun agak setres awalnya....

Skip....

Lahirnya anak laki-laki di keluarga Sano membuat mereka sangat bahagia tak terkecuali. Bahkan dengan elok nya, anggota BD yang dulu ikut merayakan. Awalnya (Name) merasa itu terlalu berlebihan, tapi karena mereka senang yasudah sihhh...

Sano Ryuchi, yang artinya anak pertama. Kasian bet kamu dek, jadi anak pertama dan satu satunya.

Semoga bapakmu gk diambil duluan...
eh.... ups....






Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest...

Sano Ryuchi....






🅜🅨 🅑🅞🅨|| reader x ShinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang