Setelah selesainya acara pernikahan dadakan yang hanya sederhana, Shinichiro segera bergegas untuk istirahat bersama dengan (name). Apakah (name) tidak canggung? Ohh jangan ditanyakan, Shinichiro sendiri sudah tau dari ekspresi wajahnya. (name) masih canggung dan kurang nyaman, apakah efek belum ada rasa dengan Shinichiro? Atau yang lain? Entahlah Shinichiro tidak mau memikirkan hal yang membuat dia repot, biarkan dia yang jujur nanti.
Dan itu terserah lah....
(Name)....
Sekarang namanya berubah menjadi Sano (name) bukan? Dan jika dilihat kembali, keluarga Sano itu sangat harmonis sebelum kemudian datang bocah baru bersurai blonde yang bernama Emma. Sungguh bocah itu sangat manis.
Awalnya aku tidak terlalu paham, tapi lama-lama aku menyadari bahwa Emma sebenarnya masih memiliki seorang kakak laki-laki selain Manjiro dan Shinichiro. Sungguh keluarga yang membingungkan.
Sebulan setelah menikah dengan Shin, aku mengetahui beberapa hal.
1. Dia itu mantan ketua geng berandalan, karena aku sering melihat teman lamanya ada di bengkel.
2. Shinichiro itu ceroboh.
3. Penyemangat hidup Manjiro.
4. Sering mengajak anak laki-laki bersurai putih jalan-jalan. Walaupun aku tidak tau siapa.
5. Dan yang paling penting, bagaimana bisa baru pertama kali melakukannya langsung jadi?Yang benar saja....
Bibit unggul? Kau pikir ini tanaman?"(Name) neesan! Sudah kubilany biar aku saja yang menyapu halaman!" pekik bocah lucu disampingku yang langsung merebut paksa sapu yang kupegang.
"Nanti Shin-nii akan mengomeliku lagi hmp!"
"Ara~"
"Gomen Emma chan~" ucapku sambil mengusap surainya yang halus."Sebentar lagi waktunya jam makan siang, Emma tolong bantu neesan ya"
"Apapun itu untuk Neesan!"
Dengan bantuan Emma pekerjaan rumah yang tadinya agak berat untukku lama-lama menjadi ringan karena keberadaan bocah itu.
Tiga bulan menikah dengan Sano Shinichiro itu manis manis gurih. Sikapnya selalu membuatku selalu merasa salah tingkah. Apa benar dia Shinichiro yang pernah ia lihat dulu?
Atau karena efek ditolak 21 perempuan membuatnya menjadi seperti ini?
Errr itu yang memberitahu adalah Wakasa, teman dekatnya saat aku membawakan makan siang untuk Shinichiro.
"Seharusnya kau bangga Shin mendapatkan istri yang bahkan tidak melihat diriku" ucap Wakasa melihatku dari atas sampai bawah. Tidak sopan but it's daijoubu...
Shinichiro hanya mendengus dan memutar bola matanya karena jengkel dengan ucapan Wakasa. Aku yang melihat itu hanya bisa tersenyum maklum, karena setelah menikah aku langsung dikenalkan ke teman-temannya.
"Sendiri? Kau tidak mengajak Manjiro?" tanya Shin setelah menerima bungkusan yang kubawa.
"Tidak, biarkan saja dia bersenang-senang dengan temannya"
"Yah aku tau. Aku hanya mengkhawatirkan kalian" bisik Shin lalu mengecup pipiku.
Dan aku sadar sepertinya wajahku memerah sambil melirik kewajah tampan Shinichiro.
"Malu? Padahal kita sudah melakukan lebih dari ini" bisiknya.
"Apaan sih?!" ucapku malu karena Wakasa dan beberapa anak buah Shin juga ada disini.
Mendorong pelan wajahnya, aku segera masuk kedalam kamar yang disediakan dibengkel sambil menutup wajahku yang masih memerah.
Shin yang melihat kelakuan sang istri hanya bisa terkekeh dengan tingkah lucunya.
Bro? 🤨📸
End....
"Jangan bermesraan didepan kami Shin"
Memutar matanya malas, Wakasa hanya bisa mendesah malas jika setiap saat harus melihat dua Sano itu bermesraan tak ingat tempat. Wakasa muak dengan semua itu, dia butuh istri 🤨📸 GAS SIAP MERAPAT!
Shinichiro bahkan tidak peduli lagi dengannya. Bisanya kan Shinichiro yang mengingatkan jam makan siang, sekarang kok enggak...
Shinichiro bi like...
"Kau bukan bocah! Dan jangan berpikir macam-macam!"
Parahh sih red flag bangettt!
Ini dari sudut pandang Wakasa sih, kalau dari sudut pandang Shinichiro gimana?"Apa peduliku?"
"Makanya cari istri cana" ejek Shinichiro mengedikkan bahunya tak peduli dan berlanjut membenarkan motor pelanggannya.
"Kau pikir mudah?"
"Loh, kemana semua wanita yang mengerumuni dirimu dulu?" tanya balik Shinichiro yang jelas ngungkit masalalu ini sih.
"Aku mudah mendapatkannya, kau saja yang tidak pro" lanjut Shinichiro.
Wakasa: -_-
"Kau yang tidak normal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
🅜🅨 🅑🅞🅨|| reader x Shinichiro
Fantasía[HIATUS] "Kenapa aku harus berhadapan dengan ketua geng berandalan!" tangisku meratapi nasib. --- --- "Etto, gomen (name) chan...." Shinichiro menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Bisa jelaskan kenapa kita sekamar?" Ini adalah kisah seorang Sano...