ASKSKSKSKSKSKSKSKSKSKSKDKDK.........
.
..
...
....
.....
......
.......
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
"(Name) nessan, kenapa tak pernah memberi kabar sama sekali?" sungut sang bungsu Haitani itu. Bahkan dia bersedekap dada dan menampilkan wajah murungnya agar dinotice.
Sungguh bocah yang menggemaskan..
"Gomenn~"
"Nessan kehilangan nomor ponsel kalian" jawab (Name) dengan senyuman polos tanpa dosa. Meanwhile sebenarnya (Name) benar-benar lupa kalau ada tetangganya yang super duper berisik dan lucu disaat bersamaan di Roponggi dulu.Efek kecapekan bekerja di cafe dan niat hati ke Tokyo untuk healing malah berakhir hamidun. Gk asik bintang satu👎
Mengusap rambut dwiwarna itu, (Name) dengan gemas beralih mencubit kedua pipi itu dengan kuat entah kenapa karena dia ingin saja.
"Akhhh! Sakit (Name) nessan!" rengek Rindou dan berakhir menangis yang membuat Ran gelimpungan tak tau harus apa. Karena kalau dirumah sih fine aja, mereka termasuk waras.
Hingga akhirnya mereka mendapat tetangga baru yang sudah dianggap kakak membuat mereka bertingkah layaknya adik. Bahkan sebenarnya mereka itu sudah besar kan? Iyakan?
(Name) sih sudah terbiasa membuat bungsu Haitani itu merengek tidak jelas. Karena itu adalah kebiasaan baru yang menyenangkan baginya. Lagian salah mereka sendiri malay mendekat untuk berkenalan dengan (Name).
(Name) terkikik geli jika mengingat masalalu mereka berdua. Walaupun sad dikit sihh, mereka termasuk anak yang kasian....
Tiada ortu yang merawat, tinggal sendirian dengan sang nenek. Dan akhirnya sang nenek pergi selamanya ke tempat yang lebih indah. Ahhh keluarga Haitani memang ngeselin terutama sikap pamannya yang acuh tak acuh terhadap ponakannya itu. Untungnya sang bibi cukup perhatian dan tetap memberinya uang saku yang suangat banyak.
"Sejak tadi aku sempat kepikiran, kenapa kalian bisa sampai disini? Roponggi itu jauh lho" tanya (Name) bingung dengan kelakuan aneh bocah ootd itu.
"Beli eskrimn~" jawab santai Rindou.
Jawabannya ngeselinnnnnnn. Orang gila mana yang mau beli eskrim sejauh ini woi?!
Merasa kurang puas dengan jawabannya, (Name) menatap serius duo Haitani itu. Tangannya digunakan untuk menopang dagu menunggu jawaban normal.
Tunggu? Dia berpikir apa? Normal?
Ahh sepertinya dia lupa sesuatu. Bocah ini kan gemar berkelahi sana sini pasti ada sangkut pautnya.Menghela nafas...
(Name) beranjak dari tempat duduknya untuk pamit, karena tidak mungkin membiarkan sang suami kelaparan jika pulang nanti kan?
"Aku pulang dulu, ini uang yang dititip kan bibimu. Jangan boros lhoo" peringat (Name).
"Tenang saja!" jawab mereka semangat dengan senyum merekah hingga (Name) tak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅜🅨 🅑🅞🅨|| reader x Shinichiro
Fantasy[HIATUS] "Kenapa aku harus berhadapan dengan ketua geng berandalan!" tangisku meratapi nasib. --- --- "Etto, gomen (name) chan...." Shinichiro menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Bisa jelaskan kenapa kita sekamar?" Ini adalah kisah seorang Sano...