3

165 22 2
                                    

"Jadi, apa tidak ada yang ingin kau jelaskan Manjiro?" tanya (name) benar-benar bingung kenapa bisa ruang tamu berantakan brutal padahal baru dia tinggal sehari dengan Shin.

Kek yang bener aja?
Rugi dongg......

Manjiro tidak menjawab dan menundukkan kepalanya entah takut dengan (name) atau apa dia tidak tau, yang jelas dia benar-benar kelihatan seperti bocah bagi (name).

Meanwhile...

"Bagaimana jika neesan marah?!"
"Aku tidak mau neesan membenciku!"
batin Manjiro.

Ikut menyamakan tingginya membuat Manjiro terpaksa harus melihat tatapan mata sang kakak iparnya itu.

"Manjiro, sejujurnya neesan lebih suka jika dengan orang jujur daripada diam"

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya (name) lgi dengan sabar dan senyuman yang manis.

Dan.... Bukannya Manjiro harus sekolah ya?!

"Neesan jangan marah padaku ya!" kata Manjiro sambil berkaca kaca ingin menangis.

"Kemarin teman-temanku bermain kesini. Dan aku lupa membersihkan ruang tamu karena langsung ikut Baji ke rumahnya untuk menginap"

"Neesan jangan marah...." gumamnya sambil memeluk (name).

Berharap luluh?

Usaha yang bagus Manjiro! Karena (name) itu tidak bisa mengatakan tidak ke bocah lucu.

"Tidak apa-apa kok Manjiro" jawab (name) sambil mengusap kepalanya lembut.

"Loh (name), ada apa?" sang lord datang membuat minion di depan kita itu terkejut.

"Kenapa rumah berantakan sekali? Kau tidak aneh-aneh kan Manjiro?" tanya Shin menaikkan salah satu alisnya menuntut jawaban yang jelas ke adiknya itu.

"An-"

"Kemarin temannya datang, tapi Manjiro lupa membersihkan tempat ini karen diajak menginap dirumah Baji. jadi, tidak usah marah Shin. Asalkan Manjiro mau bertanggungjawab itu sudah bagus" jelas (name) panjang lebar membuat Shin menutup mulutnya dengan kedua tangannya terkejut.

"(name)!" pekik Shin tiba-tiba.

(Name) mengira bahwa Shin akan marah, nyatanya...

"Kau manis sekali!" ucapnya sambil memeluk (Name).

(Name) bi like..... -_-

"Yamero Shin...." bisik (Name) agak kurang nyaman dengan kelakuan abnormal Shinichiro.

Shinichiro lantas melepaskan pelukannya dan beralih menatap Manjiro dan menyuruh untuk segera membereskan kekacauan yang ia perbuat sebelum kakek mengetahuinya.
Lah emangnya kemana? Biasa kondangan di tetangga sebelah sekalian nginep.













"Itu mustahil (name)...."

"Tapi aku menginginkan nya Shin!"

Shinichiro hanya bisa mengelus dada tabah melihat sang istri mulai berkaca-kaca akan menangis hanya karena ingin memakan sesuatu yang terlihat pedas.

Seblak contohnya...

Tentu saja Shinichiro menolaknya dengan hati-hati agar tidak melukai hati (name) karena masih pagi. Tapi dia lupa kalau (name) itu hamil dan menjadi sensitif jika dilarang melakukan sesuatu.

Dan lihatlah sekarang (name) mulai meneteskan air matanya. Sebagai lelaki baik hati nan murah senyum, Shinichiro mana mungkin tahan melihat wanitanya meneteskan air mata.

🅜🅨 🅑🅞🅨|| reader x ShinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang