━━━━━━♡♥♡━━━━━━
Happy Reading
━━━━━━♡♥♡━━━━━━
_
_
Satu jam lebih mereka harus mengerjakan matematika, membuat suasana kelas sangat panas walaupun ada ac namun udaranya masih sangat panas.
"Otak ku ya'allah tidak kuat" keluh celia
"Rubyan nomor berapa?" tanya agung salah satu murid cowo di kelas mereka
"Kenapa? Lo mau bantu jawab? " tanya ruby
"Gak, mau nanya jawaban" jawab agung cengengesan.
"Anak anjing! " kesal ruby
"Oke, yang sudah selesai silahkan di kumpulkan!" perintah bu ain membuat mereka semua langsung buru-buru menyelesaikan tugas mereka.
"Agung, kumpulkan semua" suruh bu ain membuat agung mengangguk kemudian berjalan ke semua bangku untuk untuk mengambil buku-buku mereka.
"Tumben bisa cel? " tanya agung
"Lo gak liat muka gua dah ancur banget ini? Yakali gak bisa" sahut celia membuat agung terkekeh.
Setelah semua buku mereka sudah dikumpulkan, bu ain langsung membawa buku mereka keluar kelas, melihat kepergian bu ain membuat mereka semua bernafas lega, dan kini sudah ada yang tiduran di lantai matematika benar-benar menguras energi.
"Dira santai banget anjing, kaya gaada beban cok" kata celia ketika melihat sadira yang nampak biasa saja dengan soal matematika tadi
"Kan gue pinter" sahut sadira penuh percaya diri tidak lupa dengan mengibaskan rambutnya membuat celia menatap perempuan itu sinis
"Cih, minta jawaban ke gue awas lo! " ancam celia
"Dih, ada riana sama ruby" ledek sadira
"Malah ribut, ayo kantin" ajak riana dan di angguki oleh ketiganya.
Keempat langsung keluar kelas bersamaan, di sepanjangn koridor ada beberapa murid yang tengah bermain bola, dan ada juga yang duduk sembari berbincang.
Ketika menuruni tangga keempatnya di kejutkan dengan kedatangan tiga gadis yang tengah menatap mereka dengan tatapan sinis, siapa lagi kalau bukan moniqa dan juga kedua temannya, gadis itu menatap ruby sinis namun tidak di perdulikan oleh ruby ia malah berjalan melewati moniqa begitu saja.
Celia, sadira, dan juga riana yang melihat ruby sudah berjalan menjauh buru-buru menyusul sahabatnya, namun baru beberapa langsung mereka langsung di hentikan dengan omongan yang keluar dari mulut moniqa
"Ini peringatan terakhir gue, bilang ke sahabat lo itu jangan pernah coba-coba buat deket sama zaki atau dia bakal tau akibatnya?! "
"Kalo dasarnya emang ga punya malu susah ya?". Bukan ketiga gadis itu yang menjawab melainkan orang lain yang kini berdiri di undakan tangga, siapa lagi kalau bukan dion
"Lo sama zaki udah gaada hubungan apapun! Dan satu lagi jangan pernah lo sentuh ruby! ". Tekan dion laki-laki itu berjalan mendekat ke arah moniq yang nampak takut
Celia, riana dan sadira yang melihat itu nampak kebingungan, kenapa dion tiba-tiba peduli dengan ruby?
Setelah mengatakan itu dion langsung berlalu dari hadapan mereka, dia memang tidak menyukai moniq sedari dulu mengingat bagaimana tingkah gadis itu ketika menjadi pacar sahabatnya membuat ia muak, dan soal ia membela ruby karena gadis itu selalu baik kepadanya dari dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally Love (On Going)
Novela JuvenilKe empat gadis kini tengah berlari sekuat tenaga ke arah gerbang yang sebentar lagi akan di tutup. "Pakti jangan di tutup dulu pak!!!! ". Teriak salah satu gadis yang rambutnya di gerai begitu saja. Pakti adalah sebutan mereka untuk pak sekuriti y...