Prolog

470 44 3
                                    

Selamat membaca





Jangan lupa untuk di vote!!


~~~~~~~

Alunan musik klasik yang berputar berbunyi mengisi ruangan itu, aroma alkohol sedikit tercium takala botol alkohol dituang lagi kedalam gelas. Dua orang manusia berbeda gender tengah menikmati suasana itu, namun pria disana hanya diam memperhatikan  bagaimana gadis itu terus mengeluarkan kata kata dari mulutnya.

Mereka berdua baru saja pulang dari pesta topeng, namun sepertinya ada hal yang membuat sang perempuan sedikit kesal, itu semua terpancar sekilas dari matanya.

Pesta topeng, tempat dimana para bangsawan menunjukan taring mereka, menampilkan kekuasaan yang mereka punya di kerajaan Hiraeth. Siapa yang lemah dia yang kalah, sama halnya dengan disini, siapa yang tak punya kekuasaan maka tak dianggap dan dibuang.

"Bukankah tadi begitu menyenangkan? wanita tua angkuh itu akhirnya terjatuh karena gaunnya sendiri" perempuan itu terkekeh pelan, rasa mabuk mulai datang, namun tak ayal membuatnya kembali menegak minuman itu ke mulutnya.

"Dan itu membuat rasa bosan ku sedikit menghilang"

Perempuan berparas cantik itu terus mengajak pengawal prianya untuk berbicara, walaupun tak ada satupun yang ditanggapi. Saat tubuhnya mulai oleng karena mabuk dan sepatu hak tinggi yang ia kenakan, dengan segera pria disampingnya membawanya duduk diatas bangku disamping meja perhiasan.

"Gaara...ambilkan minuman lagi" perintahnya.

"Nona sudah banyak minum sejak awal pesta tadi" Gaara sang pengawal mencekram tangannya lembut. "Sepertinya ini sudah cukup" tangan kekarnya mengambil sebotol alkohol dari tangan gadis cantik itu, yang mana membuatnya melemparkan tatapan tajam.

"Kenapa muka mu terlihat serius? apa kau marah karena mereka membicarakan hal buruk tentangku?" tangan putih kurus itu mengelus rahang pria didepannya, mengabaikan tatapan dalam yang ia dapat dari pria hadapannya.



'Perempuan kotor'

'Dia bisa bertahan di kerajaan ini berkat suaminya, seharusnya ia berterima kasih bukan malah berselingkuh dengan pengawalnya'



"Bagiku itu hanya angin lalu"

Ia sudah tidak peduli dengan segala hal, ia hanya butuh sosok yang memberikan rasa aman terhadapnya. Mengabaikan pandangan buruk semua orang terhadapnya, ini semua karena suaminya yang angkuh itu!.

"Lagian Gaara..aku sudah terbiasa dengan ucapan itu semua" jari lentik itu perlahan turun kebawah, menyentuh leher pria itu yang terasa panas. "Dan yang mereka katakan bukankah sebuah kebenaran?".

Dia benci mengakui ini, tapi hidupnya bisa dikatakan beruntung saat sebagian besar anggota kerajaan mulai jatuh terpuruk akan kemiskinan. Tapi keluarganya, Haruno mampu berdiri tegak hingga sekarang, ini semua berkat neneknya, Tsunade.

Membangun sebuah hotel berkelas dikala krisis kerajaan melanda, dan ketika ia lahir pun semua yang ia inginkan sudah ada dihadapannya. Namun itu semua tak membuat dia merasa senang, rasanya itu semua percuma.

Kekayaan, kecantikan, tahta yang ia punya tak mampu menutupi kesedihan dihatinya. Keluarganya. Ayah, Ibu, dan Kakaknya mati di tengah perjalanan pulang. Kereta yang dikendarai mereka menabrak pohon dan jatuh kejurang, itu semua terjadi begitu cepat bahkan diumurnya yang baru menginjak delapan belas tahun.

SereiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang