Chapter 1

262 31 1
                                    

Selamat membaca





Jangan lupa untuk di vote!!


~~~~~

Suara rintik hujan menembus sunyi dipagi hari, hal yang paling disukai saat situasi saat ini ialah tidur dan kembali kedalam mimpi. Tapi hal itu tak berlaku pada dua orang perempuan ini, saat jam menunjukan pukul delapan pagi keduanya telah duduk rapi dan menunggu pembeli perhiasan yang mereka jual dengan sempurna.



Tik tik tik



Dentingan jam tua menambah kesan menegangkan dari salah satu gadis berusia muda diruang tamu, ini pertama kalinya ia menemani Madam Kurunei menawarkan perhiasan langsung kerumah pelanggan.

"Bukankah jam temu dengannya jam sembilan pagi? kita sudah datang lebih awal sejam dan ini sudah lewat hampir setengah jam dari waktu yang ditentukan madam"

"Sst diam saja" perempuan dewasa dengan rambut hitam bergelombang itu meletakan jari telunjuknya ke bibirnya, menyuruh sang bawahan untuk tak banyak berkomentar. "Jangan sampai kelihatan kalau kau baru pertama kali melakukan ini"

"Saat dia tiba, itulah jam temu kita sebenarnya" lanjutnya.

Sara cukup terkejut mendengar perkataan itu, seberpengaruh nya kah orang ini di kerajaan? sampai sampai mereka harus menugggu seperti orang bodoh disini.

"Itu sebabnya Madam selalu menutup toko ketika jadwal berkunjung kesini?"  Sara kembali menatap kedepan, melihat bagaimana mewahnya mansion ini diciptakan. Tak heran, Haruno memang luar biasa.

"Karena aku tak tau kapan pertemuan ini dimulai dan diakhiri" Kurunei menghembuskan napasnya, mau bagaimana lagi, ini cara supaya dia mendapatkan keuntungan berkali kali lipat lebih banyak.

"Ah pasti ada alasannya, sampai pemilik toko perhiasan terbesar di kerajaan Hiraeth rela menyisihkan waktu untuk ini" Sara merapikan kembali pakaian nya yang sedikit berantakan lantaran lamanya ia menunggu. "Hanya untuk mengunjungi satu orang tersohor dinegeri ini kan?"

"Jika kita menyianyiakan kesempatan ini, kita akan rugi besar" Kurunei meremas tangannya, walaupun dia sudah beberapa kali mengunjungi Mansion Haruno, tapi tetap saja rasa takut itu kembali datang.

"Benar, aku saja sampai tegang begini hehe" Sara mengelus lehernya saat udara dingin kembali mengusik tubuhnya. "Tapi apa yang dilakukannya sampai sampai terlambat begini?"

"Tentu saja dia menghabiskan waktunya dengan pengawal pribadi itu"
.
.
.
Gaara sedari tadi sudah bangun tepat saat alarm jam berbunyi pukul enam pagi, hujan yang begitu deras turun membuatnya bermalas malasan untuk mempersiapkan diri. Saat dirasa kantuknya mulai hilang, kini dia kembali dengan pekerjaannya, memperhatikan Sakura.

Sebagai seorang pengawal memperhatikan siapa bosnya adalah hal yang wajar, saat ini ia begitu menikmati wajah polos pemiliknya, sorot angkuh itu seakan sirna saat kelopak itu menutup.

Sudah hampir tiga tahun dia disini, dan setiap harinya dia bersama Sakura, interaksi yang berlebih itu tentu membuat perasaan asing muncul. Namun Gaara tak yakin, jika Sakura memiliki perasaan yang sama, walaupun terkadang dia mengatakan tak keberatan dan menerima jika cemohan orang diluar sana tentang hubungan mereka. Ada kalanya Gaara berharap kalau itu semua adalah sebuah kenyataan.


Glaar


Suara gemuruh dari langit sukses membuat sang putri terbangun membuka matanya, pandangan buram masih terlihat. "Ah kepalaku sakit" rasa pusing akibat alkohol semalam kembali menyerang, tangan itu meremas rambut panjangnya, berharap mampu mengurangi rasa tak enak di kepalanya.

SereiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang