Yeol Dubeonjjae

80 17 6
                                    

- Semua cerita dan kejadian yang terdapat dalam cerita ini adalah fiksi. Cerita ini berlatar pada era tiga kerajaan (Goguryeo, Silla, Baekje) dan menggunakan karakter yang ada pada masa itu. Harap bijak dalam membaca. - bibelisme.

—•—

"HENTIKAN!!!", teriak Irene yang membuat biksu besar itu tertawa girang sembari melepaskan kepalan tangan Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HENTIKAN!!!", teriak Irene yang membuat biksu besar itu tertawa girang sembari melepaskan kepalan tangan Irene

"Sekarang kau sudah tau kan seberapa lemah nya dirimu sekarang? jangan lupa dengan kutukan mu, semakin banyak kau menggunakan sihirmu untuk kejahatan maka kau akan terus menyusut hingga hilang menjadi debu" (baca chapter 5:Daseot lebih jelasnya)

Irene menundukkan kepala nya, ia sangat kesal dan marah dengan keadaannya saat ini. Jika dia Irene yang dulu maka kakak nya yang mengambil raga biksu besar ini tidak lebih dari kotoran di hadapannya.

"Dulu kau sangat bangga dengan mata merah mu bukan? kau memang lebih kuat dari kami para penyihir putih karena darah kotor iblis yang mengalir dalam dirimu"

"Ya, aku sangat bangga dengan itu. Kalian penyihir putih tidak ada bedanya dengan rubah. Kalian begitu memuji kebenaran namun tak benar-benar berpegang padanya", Irene menatap biksu besar itu sambil tersenyum seolah meremehkan, "dasar manusia-manusia munafik"

"Karena pandangan mu yang berbeda itulah kau dikucilkan adikku, aku kakakmu, Wihwa yang menjadi pemimpin penyihir putih bahkan tak dapat memberi pembelaan terhadap sikapmu sehingga aku harus memusnahkan mu pada saat itu"

"Kakak? kita tidak lahir dari sel yang sama Wihwa, kita hanya lahir dari rahim yang sama, jadi jangan berbicara seolah kau benar-benar peduli padaku. Setidaknya para iblis tidak munafik dan menganggap diri mereka baik, tidak seperti kalian"

Adu mulut antar saudara tiri itupun menjadi semakin panas, Wihwa yang berada di dalam tubuh biksu besar itu tak dapat membuat kegaduhan lebih banyak karena ia tak ingin membongkar identitas nya. Jika ada orang yang mendengar bahwa dia bukanlah biksu besar yang asli maka urusannya akan menjadi lebih rumit.

"Sudahlah, tidak ada gunanya bagi kita untuk saling menghina satu sama lain. Soal kutukan mu itu, aku tau bagaimana cara untuk menghilangkannya"

Irene terkejut, ia tentu tidak langsung mempercayai apa yang dikatakan oleh Wihwa, "Aku tidak butuh bantuanmu, aku tau kau tidak akan memberitahu ku dengan cuma-cuma"

"Hahaha, tentu saja, tidak ada kemuliaan seperti itu diantara kita", Wihwa tertawa, "Aku tidak akan meminta banyak hal, pria itu, Sadaham, aku menginginkan tubuhnya"

*BRAK

Irene menggebrak meja hingga meja itu terbelah, darah segar tampak mengalir deras dari tangan kanan nya yang memegang cangkir teh yang juga ikut hancur berkeping-keping.

[END] RED EYED WITCH - JINRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang