Set

208 46 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- Semua cerita dan kejadian yang terdapat dalam cerita ini adalah fiksi. Cerita ini berlatar pada era tiga kerajaan (Goguryeo, Silla, Baekje) dan menggunakan karakter yang ada pada masa itu. Harap bijak dalam membaca. - bibelisme.

•-•-•-•

Malamnya seperti biasa Seokjin akan belajar dibalik selimut tebal dengan buku dah lentera di sampingnya. Udara dingin yang masuk dari celah-celah kamar Seokjin terasa lebih dingin malam ini, hal ini sedikit aneh mengingat sekarang adalah musim panas.



Sedikit demi sedikit udara yang dingin menjadi semakin dingin. Rambut-rambut kecil diseluruh badan Seokjin mulai berdiri dengan sendirinya.



" Aish ada apa sebenarnya... "



Seokjin yang merasa suasana kamarnya mulai aneh langsung menyingkap selimutnya dan duduk untuk melihat sekitar. Aneh. Semua jendela dan pintu sudah ditutup dengan rapat, seharusnya jika udara dari luar masuk pun tidak akan sedingin ini.



" Kenapa? "



Suara seorang gadis dari arah belakang Seokjin membuat Seokjin terdiam dengan tubuh kaku. Suara dengan getaran dingin itu bukanlah suara yang familiar di telinga Seokjin.



itu bukan suara ibu, itu bukan suara dayang juga




" Ya ini memang bukan suara mereka... "



sial



Seokjin yang membeku tidak berani melihat kearah belakang tubuhnya. Suara dingin itu, hawa dingin yang sekarang memenuhi kamarnya, dan perasaan sedang ditatap oleh seseorang itu benar-benar membuat Seokjin mati kutu.



apa dia bisa mendengar suara hatiku?




" Ya aku bisa "



Gadis itu kembali menjawab pertanyaan Seokjin yang Seokjin lontarkan dalam hati. Pelan namun pasti, sedikit demi sedikit Seokjin membalikkan tubuhnya kearah belakang.



*wushh*



Angin dingin yang bertiup itu berhasil mematikan semua lampu lilin dikamar Seokjin. Kamar yang awalnya redup itu menjadi lebih redup lagi karena semakin gelap. Menyisakan cahaya bulan yang masuk lewat celah-celah kamar.



" Selamat malam... "



Seokjin membelalakkan matanya ketika matanya bertemu dengan mata berwarna merah terang. Sosok itu tenggelam dalam kegelapan dan hanya mata merahnya yang bersinar menjadi satu-satunya yang bisa Seokjin lihat.



" Si-siapa.. ", tanya Seokjin gagap



" Kau menghilangkan rumahku... ", jawab gadis itu



[END] RED EYED WITCH - JINRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang