Kringgg...
Tepat pukul 6, alarm berbunyi di sebuah kamar bercat putih tulang milik seorang pemuda cantik yang tengah bergelut dimimpi indahnya.
Ia Metari pemuda berkulit seputih susu bergigi kelinci serta bermata bulat yang berbentuk bulan sabit ketika tersenyum.Pemuda berparas cantik tersebut bernama lengkap Amerta Metari, pemuda yang berusia 19 tahun. la tinggal dirumah peninggalan mendiang orangtuanya.
Orang tua Metari meninggal dalam tragedi kecelakaan, di saat ia masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Sejak saat itu, Metari di asuh oleh kakek dan nenek nya. Dan semenjak lulus SMA, ia memutuskan untuk tinggal sendiri dirumah mendiang orangtuanya.
Setelah selesai bersiap, Metari keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju ke dapur untuk memasak sarapan.
Hanya sekedar roti yang diolesi selai strawberry dan segelas susu coklat favoritnya.
Setelah menyelesaikan sarapan nya, Metari bergegas pergi menuju kampusnya.
Setelah sampai, Metari langsung duduk di kursi miliknya yang bersampingan dengan Nanon, sahabatnya yang sudah bersahabat dengan dirinya sejak masa SD.
"Eh ta, nanti pulang mampir ke cafe dulu yuk," celetuk Nanon.
"Emmm oke deh." jawab Metari sambil tersenyum.
..
Di lain tempat, seorang pria sedang tersenyum tipis sambil mengusap pipi kanan nya yang masih terbalut perban. Sudah dua hari berlalu, tetapi ia enggan untuk mengganti perbannya.
Sejak kejadian tiga hari yang lalu, tepat dimana ia diobati oleh seorang pemuda yang wajahnya tidak begitu asing bagi dirinya. la pun mulai mencari tau tentang pemuda berparas manis itu.
Dan bumm!! pemuda itu adalah seseorang yang selama ini ia cari.
"Akhirnya aku menemukanmu Metari" ucapnya disertai dengan senyuman tipis namun menawan miliknya.