"Angin nya kenceng banget" ujar Nanon sambil merapihkan rambutnya yang di terpa angin. Metari hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S
aat ini Metari dan Nanon sedang berada di Taman Kota untuk menikmati udara segar di pagi hari. Mereka berdua duduk di kursi taman dan asyik mengobrol sambil melihat banyak anak anak kecil yang sedang bermain layangan.
"Eh Non kamu mau kemana?" ujar Metari melihat Nanon yang bangkit dari tempat duduknya. "Kita main layangan yuk Ta" ajak Nanon tersenyum Metari pun mengangguk tersenyum lebar hingga gigi kelinci miliknya terlihat "Ayoo" semangat Metari menarik lengan Nanon.
Akhirnya berakhir lah mereka berdua membeli layangan kepada salah satu penjual disana. Setelah membeli mereka berdua pun mulai berlari larian bermain layangan bersama beberapa anak kecil disana.
Metari mengistirahatkan pikirannya sejenak dari kejadian semalam yang membuat dirinya sangat ketakutan dan tidak nyaman.
Sekitar dua puluh menit mereka berdua berlari larian dengan memegang layangan yang berayun-ayun di udara. Mereka mulai lelah dan menyudahi bermain layangannya metari berjalan menuju tempat penjual disekitar taman dan membeli dua botol air mineral untuk dirinya dan Nanon.
Setelahnya Metari pun kembali berjalan kearah Nanon yang tengah duduk di kursi tadi yang mereka duduki lalu menyodorkan sebuah air mineral di depan wajahnya "Thanks Ta emang lo sahabat terbaik gue" ucap Nanon dengan cengiran khasnya Metari hanya menanggapinya dengan anggukan.
"Ta.. Meta.." panggil Nanon
"Humm"
"Kan nanti malem gue nginep dirumah lo jadi gue mau kerumah dulu buat ambil pakaian gue" ujar Nanon yang tidak bisa memakai pakaian Metari mengingat jika ukuran pakaiannya lebih besar dibanding dengan pakaian Metari yang lebih kecil darinya.
"Gimana kalo lo ikut aja dulu kerumah gue?"
Metari menggeleng pelan, "Gausah Non aku langsung pulang kerumahku aja"
"Lo serius?" tanya Nanon dengan mata yang memicing ragu.
"Iyaa aku serius kok" ujar Metari menatap Nanon sekilas.
Dan setelah menghabiskan air itu mereka berdua melenggang pergi meninggalkan taman.
Sesampainya dirumah Metari berjalan melewati tangga menuju ke kamarnya. Sebenarnya ia sedikit was was hanya untuk masuk ke dalam kamarnya. Setelah berkali kali mencoba meyakinkan diri, akhirnya ia memberanikan diri dan mulai masuk ke dalam kamarnya.
Ceklek
Pintu terbuka dan memperlihatkan sebuah kamar dengan kasur dan bantal guling serta selimut yang sudah berantakan. Metari mulai berjalan mendekati jendela yang terbuka dan menutup kembali. Ketika ingin melangkah menuju lemari Metari tak sengaja menginjak sesuatu.