Semakin lama, orang tersebut menggedor pintu hingga lumayan keras.
TOKK TOKKK TOKKK!!!
Metari mulai takut dan was was, "apa jangan jangan itu orang yang ngirim surat tadi." gumamnya dalam hati.
"WOY TA, BUKAIN DONG PINTUNYA!!" teriak seseorang dari luar rumah sambil menggedor pintu rumah Metari.
Oh, ternyata Nanon mengetuk bruntal pintu rumahnya.
Metari pun langsung bergegas untuk membuka pintu dan setelah membuka pintu terpampanglah wajah Nanon yang menampilkan ekspresi kesal terhadap dirinya."Ck, lo tuh dari tadi gue panggilin lama banget sih, cuma buka pintu doang apa susahnya coba huh!" ujar Nanon yang terus menggerutu kesal terhadap dirinya sambil menghentakkan kakinya melangkah masuk.
"Ya maaf, tadi kan aku pikir tadi siapa gitu makannya aku takut" ucap Metari jujur.
Nanon berjalan berlalu masuk meninggalkan Metari. Metari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal karena telah berfikiran negatif ini semua sebab teror yang dialaminya Metari susah berfikir jernih.Metari berjalan menuju ke dapur untuk mengambilkan minum dan beberapa camilan untuk sahabatnya yang super cerewet itu setelahnya, mereka duduk berdua di ruang tengah dan memulai obrolan yang akan mereka bahas.
"Coba gue liat suratnya" ujar Nanon dan langsung mengambil surat yang ada di tangan Metari.
Ya setelah mendapatkan surat misterius itu, Metari bergegas untuk berberes rumah dengan cepat dan langsung menelfon Nanon untuk segera datang kerumahnya dan menceritakan tentang surat misterius itu.
"Lo serius gak tau atau ga pernah kenal sama cewek yang inisial nama depannya D?" tanya Nanon kepada Metari.
Metari menggeleng dan berujar lesu, "aku bener bener gak tau"
"Dari yang gue liat dari surat ini, kemungkinan besar lo dulu pernah kenal sama dia, atau mungkin sekedar kenal coba inget inget lagi deh ta" ujar Nanon sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya.
Jangankan untuk mengingat orang yang berada di masa lalunya, Metari saja adalah orang yang sangat ceroboh dan yang pasti sangat sangat pelupa.
"aku bener bener ga inget apapun Non."
"Yaudah deh gue ingetin sama lo, lo harus hati hati ta kayaknya ada seseorang yang lagi ngincar lo" ujar Nanon yang membuat Metari mendelik takut.
"Apaan si Non kamu jangan nakut nakutin gitu dong." ucap Metari bercampur marah dan takut.
"Ya kan gue cuma bilangin doang, oh ya kalo ada hal hal janggal lagi atau lo kena teror lagi lo langsung telfon gue aja ya."
Ya begini lah sifat Nanon yang Metari sukai dari sahabatnya. Dari dulu hingga sekarang walaupun Nanon sangat cerewet dan bermulut tajam tetapi Nanon juga sangat peduli dengan dirinya.
..
Pukul tujuh malam tadi, Nanon sudah pulang dari rumah Metari, kini Metari sedang duduk di sofa yang berdekatan dengan jendela kamarnya dengan di temani sebuah buku.
Sejak kecil Metari memang sangat gemar membaca jika sedang tidak sibuk dan memiliki waktu luang pasti ia menyempatkan diri untuk membaca.
Terlampau asik membaca, Metari tidak menyadari bahwa di depan pagar rumahnya ada seseorang berpakaian hitam yang sedang melihat kearah jendela kamarnya yang berada di lantai atas.
"So pretty" ujar seseorang tersebut yang masih melihat ke arah jendela Metari.
Saat ini, waktu menunjukkan pukul dua malam Seorang pemuda yang bernama Metari tengah tertidur pulas, sampai ia tidak menyadari jika jendela kamarnya tengah di buka paksa oleh seorang pria berpakaian serba hitam.