"ck, ceroboh" gumam seseorang sambil memandangi wajah cantik Metari yang sedang terlelap.
Seseorang yang memang sudah dapat di tebak itu ialah Dexano, ia mulai melangkah dengn sangat pelan agar tak membangunkan seorang pemuda manis yang terlelap di atas ranjangnya.
Sesampainya di depan ranjang, ia mulai menunduk guna melihat wajah pemuda manis itu lebih dekat. Mata tajam itu terus mengamati pemuda berparas cantik yang tengah tertidur meringkuk seperti bayi.
"So pretty little bunny..." gumamnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Jantungnya berdetak dengan cepat hanya dengan melihat pujaan hatinya yang terlelap. Batinnya bersorak gembira, ini kali pertama ia bisa sedekat ini dengan Metari itu dalam keadaan tak sadar.
Perlahan lahan tangan pria itu mulai mengusap surai tebal Metari yang tengah tertidur pulas dengan lembut, harum lembut rambut tebal Metari membuat bibir tipis itu sedikit menyungging keatas.
Mengusapnya pelan bak barang yang sangat berharga dan mudah pecah hingga sampai tangan Dexano beralih menyentuh pipi berisi milik Metari.Dengan lancangnya ia mengusap pelan pipi gembil Metari bahkan dengan berani mengecupnya, ia menjauhkan wajahnya sejenak matanya tertuju pada dua belah bibir tebal yang begitu menggoda dirinya.
Bibir tebal berwarna pink plumpy itu menjelaskan bahwa Metari bukanlah pemuda yang pernah menyentuh rokok atau semacamnya.
Lama mengamati bibir tebal menggoda itu Dexano mengarahkan jari panjang miliknya ke bibir bawah Metari sedikit menekannya kedalam hingga Metari sedikit melengguh dalam tidurnya.Eeughh...
Melihat Metari yang terganggu dalam tidurnya Dexano menyudahi aksinya, ia berusaha menahan dirinya agar tidak melakukan hal diluar kendalinya. Pria itu bangkit berjalan mundur dan membalikkan badan melihat sebuah meja dan kursi serta dinding yang terdapat banyak macam hiasan.
Salah satu tangannya terangkat untuk mengambil salah satu foto yang di letakkan di sebuah meja. la tersenyum melihat itu dan melirik kearah ranjang tempat Metari. Dalam foto tersebut terlihat seorang anak yang sedang menggenggam piala di tangannya.
Tentu saja dirinya amat sangat tau tentang foto ini. Memori otaknya mulai mengingatkan dirinya pada beberapa tahun silam. la terkekeh pelan ketika mulai mengingatnya kembali.
Foto yang ia genggam di tangannya yaitu foto pada saat Metari memenangkan lomba melukis di salah satu acara festival. la turut hadir dalam acara itu, dan melihat Metari yang tersenyum manis sambil menggenggam piala.
Di saat itu juga ia mulai mengambil ponselnya dan memotret pemuda itu.
"Metaa senyum ya... Biar aku foto ni"
Ucapnya pada saat itu dan pemuda kelinci itu mengangguk dan menghampirinya. Metari tersenyum dan tertawa saat melihat hasil potret dirinya. Dan Metari berdecak sebal ketika melihat salah satu hasil foto yang menurutnya jelek dimana dirinya yang sedang menguap lebar.
"Ihhh yang ini jelek banget" ucapnya dengan gemas.
Dexano pun ikut tertawa melihat tingkah lucu pemuda di depannya pada saat itu. "Gak jelek kok menurutku, masih tetep cantik juga" Ucapku sembari menatapnya dan Metari hanya menganggapinya dengan berdecak malas.
Aku semakin tersenyum melihatnya.
Memang aku tidak salah berbicara pemuda di depanku ini memang sangat cantik. Sampai membuatku secinta itu dengan dirinya atau mungkin sampai tahap tergila-gila?
Ya! Sepertinya memang begitu.
Aku tidak hanya mengagumi fisiknya saja tetapi hatinya juga sangat baik. Oh, betapa sempurnanya Metari pujaanku ini!
Pikiranku mulai kembali dari masa itu. Dexano melirik kearah Metari yang masih tertidur lelap lalu melangkah mendekat kearah jendela dan dengan cepat ia melompat, tetapi sebelum itu ia menutup jendelanya sedikit tidak terlalu rapat.
hello everyone ada yg kangenn author gaaa??
sorryy yaa uda gantung cerita, authorr lagi ada kesibukan nih 555 maybe bakal aku lanjutin si tetep stay yaa🌻see u next chapter(~‾▿‾)~