Flashback"Ehh, kamu gapapa?" tanya pemuda manis dengan raut wajah cemas bercampur khawatir.
"saya antar kerumah sakit ya" tawar pemuda tadi.
Pria itupun mendongak dan melihat siapa yang telah menopang badannya.
Flashback off
Awalnya Dexano tak merasa bahwa seorang pemuda yang sudah menolongnya adalah seseorang yang telah lama ia cari. Sampai keesokan harinya ia meminta asistennya untuk mencari informasi tentang pemuda yang semalam sudah menolongnya.
Dan ketika ia melihat sebuah map yang berisi informasi tentang pemuda itu membuat Dexano terkejut bukan main degub jantungnya berdetak tak karuan. la tersenyum senang karena di hari itu takdir memihak pada dirinya.
Sejak saat itu Dexano kembali menemukan pujaannya yang sudah tumbuh menjadi pemuda manis berparas cantik nan baik. Dirinya bertekad untuk terus mengawasi Metari dari jauh, tapi sungguh berat hati Dexano tak bisa hanya untuk melihatnya sekedar dari jauh.
Dexano sangat ingin memeluk tubuh kecil Metari, mendekapnya dengan erat dan tak akan pernah melepaskannya sekalipun. Karena Metari hanya Miliknya. Garis bawahi bahwa Metari Milik seorang Dexano. Ahh... dirinya menjadi tak sabar jika suatu saat nanti akan mengikat Metari dengan menjadikan Metari pasangan hidup satu-satunya.
"Apa jangan-jangan kau benar penyuka sesama jenis?" tanya pria tua itu membuyarkan semua lamunan Dexano.
Dexano merubah mimik wajahnya menjadi semula datar,
"Bisakah Papa berhenti mempertanyakan tentang ku !?"
"ya..ya..yaa...i'm sorry, son aku hanya bercanda, terserah kau saja" ucapnya dengan diringi kekehan sang papa. Dexano merotasikan matanya jengah menghadapi papahnya.
Dexano melirik kearah jam tangannya, sekitar satu setengah jam lagi akan ada rapat di perusahaannya. la mengangkat cangkir kopi di atas meja yang sudah tidak terlalu panas dan menegaknya hingga habis dan menaruhnya kembali.
Dexano melirik kearah kiri sudut ruangan yang terdapat sebuah bingkai yang berisi sebuah foto.
Di dalam foto itu terdapat pasangan suami istri yang sedang tersenyum dan sang suami yang tengah memeluk pinggang sang istri. Mereka berdua terlihat begitu serasi sungguh pasangan yang sangat bahagia.
Dexano berdiri dan berjalan mendekati foto itu mengambilnya dan mulai kembali duduk berhadapan dengan sang papa. Ia melirik kearah sang papa yang juga sedang melirik foto yang sedang ia pegang.
"Rasanya sangat berat menanggung semua rindu yang ku pendam bertahun tahun kepada istriku."
..
Cuaca pada siang ini sangat terik sinar matahari begitu menyengat mengenai kulit putih bersih milik Metari yang berada di kantin kampus bersama Nanon yang menikmati makanan favoritnya. Kelas mereka sudah selesai sekitar beberapa menit yang lalu dan sebelum pulang mereka memutuskan untuk mampir ke kantin terlebih dahulu sekedar mengisi perut mereka.Metari memainkan ponsel miliknya dan melihat jika baterainya lowbat Metari mendengus berdecak kesal kerena semalam dirinya ketiduran dan lupa untuk men-chargenya.
"Kenapa lo Met?" ujar Nanon melihat raut wajah Metari tertekuk terlihat lucu namun juga membuat Nanon bingung.
Metari menggeleng sambil tersenyum tipis, "Nggak papa cuma lupa nge-charge handphone tadi malam, jadi batrenya lowbat" jelas Metari. Nanon mengangguk paham dan melanjutkan kegiatan makannya.