Chapter 20

553 56 1
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Nenek, aku pulang dulu ya, Nenek tidurlah dengan nyenyak." Jisoo mengecup singkat kening Neneknya, "Mana suamimu? Kenapa dia tidak menjemputmu? Apa kalian masih bertengkar? Suamimu saat mengunjungiku terakhir kali bahkan tak mau mengakuimu,"

Jisoo terdiam sesaat, dia tersenyum lembut pada sang Nenek, "Kami tidak dalam masalah yang berat, hanya terjadi kesalah pahaman kecil saja, Nenek tak perlu khawatir," jawab Jisoo.

"Tapi perutmu sudah sebesar itu, kau yakin tidak mau menghubunginya untuk menjemputmu?" Tanya Neneknya. Jisoo menggeleng, "Tak apa, lagi pula kan rumah kami sekarang tidak terlalu jauh dari sini, ini juga belum terlalu larut,"

Nenek Jisoo menghela napasnya, "Kau sama keras kepalanya seperti Ayahmu, ya sudah berhati-hatilah, Nak," ujar Neneknya.

Jisoo mengangguk lalu melambaikan tangannya, "Aku akan sering-sering berkunjung, aku pergi dulu," pamit Jisoo seraya berjalan pergi dari sana.

Sesampainya dia di halte bus dia segera menaiki bus yang kebetulan baru saja tiba di halte, sepanjang perjalanan dia menatap potret dirinya bersama dengan Taehyung saat sebelum kehilangan ingatannya.

Tak terasa kini air matanya kembali turun, "Taehyung-ah ... Aku merindukanmu ...." Lirih Jisoo.

Sesampainya bus yang dia tumpangi di halte dekat rumahnya dia turun lalu berjalan masuk ke rumahnya. Saat  dia hendak masuk ke dalam rumahnya dia tak sengaja mendengar suara rintihan-rintihan tepat di samping rumahnya.

Karena takut ada kucing atau anjing liar atau bahkan manusia yang sedang terluka, Jisoo mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumahnya dan memilih melihat ke samping rumahnya.

Ketika dia sampai, alangkah terkejutnya saat dia melihat Taehyung yang sedang mencium paksa Jennie. Saking terkejutnya tas yang dia bawa sampai terjatuh.

Dengan perasaan yang kacau Jisoo menghampiri mereka, dia menarik baju Taehyung lalu menamparnya dengan keras, dia bahkan menampar Jennie juga.

"Apa yang kalian lakukan?! Hei! Kim Jennie! Kau kan tahu jika aku sedang mengandung bayi pria berengsek ini, kenapa kau malah asik bercumbu dengannya?!" Teriak Jisoo pada Jennie.

"Jisoo-ya, dengarlah, ini tidak seperti yang kau pikirkan, dia memaksa-"

"Lalu kenapa?! Apa hubungannya denganmu?! Kau hanya kakakku, bukan orang tuaku! Aku juga bahkan baru tahu jika ternyata aku bukan anak kandung orang tuaku! Pantas saja Ayah terlihat begitu membenciku. Lalu ... Apa salahnya aku menciumnya? Aku menyukainya!"

Untuk yang kedua kalinya Jisoo refleks menampar Taehyung, rasa kecewa kini menyelimuti hati Jisoo.

"Kau berjanji akan menikahiku! Kau bilang padaku hanya aku wanita yang ada di dalam hatimu, tapi kau ... Kenapa harus sahabatku sendiri?! Kenapa?!!" Teriak Jisoo.

Teriakan Jisoo membuat kedua orang tuanya yang ada di dalam rumah keluar.

"Jisoo-ya, ada apa ini? Kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya Minha, "Ibu, aku benar-benar sudah tidak kuat lagi, aku ingin mati saja ...." Tangis Jisoo sambil memukul-mukul dadanya sendiri.

Minha mendekat ke arah Jisoo, namun sayangnya Jisoo kini malah memukul-mukul Taehyung, "Apa bedanya kau dengan Junmyeon?! Kau sama saja dengan dia! Kau sama berengseknya! Harusnya aku tak mempercayaimu! Harusnya aku menolakmu sedari awal! Bajingan!" Teriak Jisoo lagi.

Taehyung telihat begitu kesal lalu menghempaskan tangan Jisoo, "Sudah kubilang itu bukan anak-" perkataan Taehyyng terhenti ketika dia merasakan kepalanya berdenyut dengan keras.

My Little Brother | VSOO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang