semua berawal dari

496 74 22
                                    

"Yaudah gitu lah pokoknya." ucap Yushi, frustasi.

"Yeu koplak." sahut Riku sambil cekikikan dan melempar satu buah popcorn ke muka Yushi yang duduk persis di sebelahnya.

Sedikit konteks, mereka lagi ada di kamar Riku dan duduk di sofa yang sama. Sekarang masih siang bolong di hari libur, Yushi terpaksa datang ke rumah Riku karena anaknya bawel perkara tragedi beberapa hari lalu, tapi yang ada malah cerita panjang lebarnya berujung diketawain doang.

"Tapi dipikir-pikir kocak juga yak dari dulu nama Sion malah makin sering nongol pas lu makin sebel ama dia." celetuk Riku.

"Caper kali ama gue." sahut Yushi.

"Dih, pede amat bocah. Urusin dulu noh celana sekolah lu sobek sobek kek bocah punk." ledek Riku.

Bukannya merespon, Yushi malah memutar bola matanya malas dan ikut mengambil popcorn dari mangkok yang dipegang Riku.

"Jangan-jangan ini pertanda lu disuruh silaturahmi membangun hubungan baik ama dia, Ci." kata Riku tiba-tiba.

"Bapak kau." jawab Yushi. Lah, kenapa dia malah tiba-tiba emosi.

"Serius gue, ini namanya semesta lagi bekerja bos biar gimanapun caranya lu bisa akrab ama Sion."

"YANG ADA GUE DIKERJAIN NYET." nah kalau yang ini emosinya beneran kerasa karena Riku sampai menciut dikit dengernya.

Yushi menghela napas kasar. Kalau dihitung-hitung, sudah hampir satu tahun Yushi menumpuk perasaan dongkol dan kesalnya kepada Sion. 

Tunggu, emang gimana sih asal-muasalnya bisa sampai kayak gini? Oke, coba kita tarik mundur garis ceritanya ketika Yushi dan Sion masih di masa-masa pendaftaran masuk ke sekolah yang sekarang.

Waktu itu, selama dua hari berturut-turut, Yushi adalah nama calon siswa yang menempati peringkat pertama di website pendaftaran sekolah. Dengan nilai paling tinggi dari ratusan pendaftar, nama Yushi pasti akan dilihat dan dipuji oleh siapapun yang tengah membuka websitenya. 

Bangga? Udah pasti. Tapi sayangnya, rasa bangga dia mendadak hancur begitu aja ketika nama Yushi tiba-tiba terpampang di peringkat nomor dua pada hari terakhir pendaftaran karena tergeser oleh seseorang bernama Sion.

Kekesalan Yushi pun masih berlanjut sampai keduanya resmi menjadi siswa kelas sepuluh dan ditempatkan di kelas yang berbeda. Di kelasnya saat itu, Yushi dikenal sebagai murid dengan otak paling encer di segala hal sampai-sampai dijuluki oleh guru-guru dan teman sekelasnya sebagai Palugada alias Apa Yang Lu Mau Gue Ada.

Bangga? BANGEEEET LAAAAH. Tapi, apesnya lagi, setiap pujian yang ditujukan buat Yushi pasti nggak sekali dua kali diikuti dengan nama Sion juga.

Kayak misalnya, "Yushi ini pinter lho seperti murid di kelas Ibu yang namanya Sion." atau "Eh, kok lo jago banget di semua matpel sih? Waktu pembagian otak, lo baris paling depan ya sama si Sion Sion itu?" dan masih banyak lagi.

Yushi jadi gedeg  sendiri. Sion tuh siapa, sih? Kenapa apa-apa yang Yushi lakuin tuh seoah-olah cuman untuk dibandingin sama dia?

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu eksis di kepala Yushi sampai akhirnya semua terjawab sewaktu upacara di salah satu hari Senin. Yushi inget banget karena itu pertama kalinya dia dipanggil untuk maju ke depan oleh kepala sekolah setelah berhasil meraih juara pertama dalam lomba.

Apa kah nama Yushi aja yang dipanggil? Oh, tentu nggak.

Nama Sion juga menyusul dipanggil karena alasan yang serupa dan itu menjadi kali pertama Yushi melihat dengan mata kepala sendiri siapa orang yang selama ini disebut-sebut oleh seisi sekolah. Sejak hari itu, Sion dan Yushi adalah dua nama yang paling sering dipanggil untuk maju ke depan saat upacara sekolah karena prestasinya.

Sebenernya, kalau boleh jujur, lama-kelamaan nama Sion bukan sesuatu yang asing lagi di telinga Yushi. Di sudut sekolah manapun, pasti selalu ada orang yang nyebut kata Sion terlepas dari apa topik yang lagi diobrolin dan Yushi mulai terbiasa dengan hal itu. 

Dia mulai paham, mungkin mau diusahain kayak gimana pun, Sion akan selalu lebih dari Yushi.

Setidaknya, itu kalimat yang membuat Yushi kehilangan perasaan sebel dan dongkolnya ke Sion untuk sementara waktu. Lho, emang akhirnya sebel sama dongkolnya balik lagi? Jawabannya, iya.

Perasaannya balik lagi karena ada satu kejadian dimana murid-murid sekolah mendadak berkabung, putus asa, bahkan sebel sama Sion selama beberapa hari.

Dan dari skill  ngupingnya, Yushi menyimpulkan bahwa alasan dari kejadian itu adalah karena setiap confessan mereka selalu ditolak sama Sion. Entah cuman dibalas sama Sion dengan senyuman dan makasih aja atau dijawab dengan kalimat 'Kayaknya kita nggak cocok buat jadi pasangan.'

NAJONG SOMBONG BANGET TUH ORANG???  udah jadi kalimat yang terus-terusan diucapin dalam batin Yushi setiap dengar omongan temannya yang habis ditolak sama Sion.

Maka dari itu, Yushi yakin bahwa pilihannya untuk menjaga perasaan sebel dan dongkolnya sampai detik ini supaya nggak lengah sama perlakuan Sion adalah pilihan yang tepat.

"Ci, woi, lu dengerin gue kagak sih?!" tepukan dari Riku membuat Yushi tersadar dari lamunannya. Ternyata, tanpa sadar, Yushi udah bengong hampir dari dua menit yang lalu.

"Hah apaan? Kenapa?" sahut Yushi, bingung.

"Pegangin bentar, gue mau kencing udah kebelet." Riku buru-buru memberikan mangkok popcornnya kepada Yushi yang masih linglung lalu kabur keluar kamar.

"JANGAN KENCING DI CELANA." teriak Yushi dari kamar.

"SALAH LU POKOKNYA KALO GUE NGOMPOL." sahut Riku sayup-sayup dari kamar mandi.

‏  
‏  ‏  

‏haduh, mikirin sion sebegitunya banget ya yush sampe bengong?  

btw aku mau ucapin terima kasih buat yang udah mampir buat baca dan ninggalin jejak di stori remaja kasmaran yang gaje ini huhu!! :3 dan sori kalo part ini kepanjangan semoga kalian gak bosen bacanya T_______T

crazy stupid love *⁠.⁠✧ yusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang